Darurat Narkoba di Kalangan Pemuda: Ancaman Nyata dan Pentingnya Edukasi Komunitas dan Sekolah
taufik ismail August 03, 2025 01:30 AM

Laporan Kontributor Adim Mubaroq

TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Penyalahgunaan narkoba di kalangan pemuda kini menjadi masalah serius yang membutuhkan perhatian lebih dari sekadar penindakan.

Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), kelompok usia 15 hingga 35 tahun terus mendominasi angka penyalahgunaan narkotika di Indonesia. 

Menurut Direktur Utama Rumah Teduh Almitra, Ludisansha Teddy Jukardi, fakta itu mencerminkan betapa rentannya generasi muda terhadap ancaman narkoba, baik secara fisik, sosial, maupun mental.

Sehingga, pencegahan di tingkat komunitas hingga di sekolah menjadi solusi yang semakin mendesak untuk dijalankan.

"Anak-anak muda hari ini tidak hanya terpapar secara fisik, tapi juga secara digital. Banyak yang tidak sadar bahwa zat adiktif kini hadir dalam bentuk-bentuk baru yang tampak tidak mencurigakan.''

''Kalau kita tidak masuk langsung ke komunitas mereka, kita akan selalu terlambat," kata Ludisansha saat berbicang dengan Tribun di Majalengka, Sabtu (2/8/2025).

Menurut aktivis anti-narkoba di Jawa Barat ini, bentuk pencegahan yang paling efektif adalah edukasi berbasis komunitas. Pendekatan ini mencakup diskusi terbuka, pelatihan, dan penyebaran informasi secara langsung kepada organisasi pemuda, sekolah, dan lingkungan sosial.

"Rehabilitasi penting, tapi pencegahan jauh lebih krusial. Kita harus membuat generasi muda kebal terhadap pengaruh narkoba dengan cara menyentuh mereka lebih awal, lebih dekat, dan lebih manusiawi," ujar Ludisansha.

Ludisansha menjelaskan, dalam konteks ini, ancaman narkoba tidak lagi datang hanya dari zat konvensional.

Saat ini, banyak zat psikotropika yang dikemas dalam bentuk camilan, permen, minuman kekinian, bahkan produk perawatan tubuh. Istilah seperti “happy candy” hingga “obat relaksasi” menjadi kedok baru peredaran narkoba di kalangan remaja.

Dia menyatakan, literasi narkoba seharusnya menjadi bagian penting dari kurikulum sekolah dan program pengembangan pemuda. Menurut  Ludisansha, tanpa pemahaman yang kuat sejak dini, pemuda Indonesia akan terus menjadi sasaran empuk bagi peredaran narkoba yang kian canggih dan tersembunyi.

"Selama dua tahun terakhir, Rumah Teduh Almitra mencatat peningkatan signifikan dalam jumlah anak muda yang mengakses layanan konseling. Sebagian besar dari mereka mengaku awalnya mengenal zat adiktif melalui pertemanan hingga tekanan sosial," ujarnya. 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.