TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Di bawah ini jawaban soal kegiatan siswa Aktivitas 3, kunci jawaban PAI kelas 9 halaman 128 Kurikulum Merdeka.
Kali ini kita akan membahas soal pada Bab 5 yang berjudul Mengapresiasi Peradaban Daulah Utsmani dengan Berkurban sesuai dengan buku PAI kelas 9 Kurikulum Merdeka edisi tahun 2022.
Jawaban PAI Kelas 9 Halaman 128 Kurikulum Merdeka
Soal yang akan kita selesaikan adalah soal pada halaman 128 pada kegiatan siswa Aktivitas 3 tentang contoh perkembangan sains dan teknologi Usmaniyah.
Jawaban di bawah ini diharapkan bisa membantu siswa sebagai alternatif jawaban untuk menyelesaikan soal pada halaman 128 di buku siswa Pendidikan Agama Islam kelas 9.
Aktivitas 3
Daulah Utsmaniyah banyak mendirikan perpustakaan dan mengoleksi banyak buku, bahkan pada masa ini banyak terlahir para cendikiawan muslim.
Kemajuan di bidang sains teknologi tersebut hingga kini masih dapat dirasakan serta dijadikan acuan dalam mengembangkan sains dan teknologi.
Diskusikan dengan teman kelompokmu, beberapa contoh perkembangan sains dan teknologi Usmaniyah beserta tokoh dan karyanya!
Jawaban:
Jawaban dapat bervariasi sesuai dengan informasi dan kreativitas masing-masing siswa, berikut alternatif jawaban yang dapat digunakan:
1. Ali Qushji
Ali Qushji (1403–1474) adalah seorang ahli dalam bidang astronomi, matematika, fisika, dan teologi dari Kekaisaran Ottoman. Dia adalah seorang ilmuwan Persia-Turki yang diakui karena kontribusinya terhadap ilmu pengetahuan dan filsafat Islam, khususnya dalam astronomi dan matematika.
Bidang Keahlian:
Astronomi
Ali Qushji adalah salah satu astronom besar pada zamannya. Ia bekerja di observatorium di Samarkand dan memiliki pengaruh besar dalam perkembangan ilmu astronomi.
Ia juga dikenal karena penelitiannya tentang sistem tata surya, pergerakan planet, dan penerapan teori heliosentris dalam konteks ilmiah pada masa itu.
Salah satu karyanya yang terkenal adalah tentang model alam semesta dan pergerakan planet, serta memperkenalkan beberapa konsep baru dalam pengamatan dan perhitungan posisi benda-benda langit.
Matematika
Dalam matematika, Ali Qushji menulis berbagai karya yang membahas geometri, aljabar, dan teori angka.
Ia juga memberikan kontribusi terhadap pengembangan teori bilangan dan memanfaatkan metode-metode matematika untuk menganalisis fenomena astronomis.
Filsafat dan Logika
Sebagai seorang filsuf, Ali Qushji banyak terlibat dalam diskusi tentang metafisika, logika, dan teori pengetahuan.
Ia juga berusaha menggabungkan filsafat Yunani, khususnya pemikiran Aristotelian, dengan tradisi ilmiah Islam.
Dalam hal ini, ia mencoba menjelaskan dan mengembangkan teori-teori yang lebih abstrak dan konseptual yang berkaitan dengan alam semesta dan eksistensi.
Karya/Jasa:
"Miftah al-‘Ulūm" (Kunci Ilmu)
"Risalah fi al-Mi'yar" (Risalah tentang Standar Ukuran)
"Tahrir al-Majisti" (Penjelasan tentang Almagest)
Komentar terhadap Karya Ptolemy
2. Taqi Al-Din
Taqi al-Din Muhammad ibn Ma'ruf (1526–1585) adalah seorang ilmuwan, insinyur, dan filsuf Muslim terkemuka dari Kesultanan Ottoman.
Dia dikenal atas kontribusinya di berbagai bidang seperti astronomi, matematika, teknik, fisika, serta teknologi mesin.
Bidang Keahlian:
Astronomi
Taqi al-Din adalah salah satu astronom terkemuka pada masanya. Ia mendirikan observatorium Taqi al-Din di Istanbul pada tahun 1577, yang merupakan salah satu observatorium paling maju di dunia Islam kala itu.
Karyanya yang terkenal di bidang ini adalah "The Tree of the Ultimate Knowledge" di mana ia menyusun tabel astronomi dan merancang instrumen yang lebih akurat untuk mengukur pergerakan bintang.
Mekanika dan Teknologi Mesin
Taqi al-Din sangat tertarik pada mesin dan otomasi. Ia menulis karya berjudul "The Sublime Methods of Spiritual Machines" yang menjelaskan berbagai jenis mesin, termasuk pompa air, jam mekanik, dan berbagai alat penggerak.
Salah satu inovasi terkenalnya adalah pengembangan mesin jam dengan tiga roda penggerak yang akurat, yang ia klaim lebih baik dari jam buatan Eropa pada saat itu.
Optik
Dalam bidang optik, Taqi al-Din menulis tentang pembiasan cahaya dan berbagai fenomena optik lainnya dalam karyanya "The Book of the Light of the Eye".
Ia adalah salah satu ilmuwan pertama yang menguraikan tentang fenomena pembiasan dan penggunaan lensa dalam memperbesar objek.
Matematika
Taqi al-Din juga memberikan kontribusi dalam bidang matematika, khususnya dalam aritmetika dan geometri.
Dalam beberapa risalah matematikanya, ia menyempurnakan teknik perhitungan yang dapat diterapkan pada astronomi dan fisika.
Teknik Pertanian dan Hidrolik
Ia juga meneliti tentang penggunaan roda air dan mesin hidrolik untuk pertanian, mengembangkan teknologi yang membantu meningkatkan irigasi dan efisiensi pertanian pada masa itu.
Karya/Jasa:
"Al-Kawakib al-Durriyya fi Wadh' al-Bankamat al-Dawrīyya"
"Sidrat Muntaha al-Afkar fi Malakut al-Falak al-Dawar"
3. Ibrahim Efendi AlZigetvari Tezkireci
Ibrahim Efendi al-Zigetvari Tezkireci adalah seorang ahli dalam bidang farmasi tradisional atau ilmu farmakologi Islam, yang hidup pada abad ke-17 di Kekaisaran Ottoman.
"Tezkireci" berarti "penulis atau penyusun daftar" dalam konteks karya-karyanya yang berfokus pada pengumpulan dan penyusunan informasi.
Nama "Al-Zigetvari" merujuk pada tempat asalnya, Zigetvar, yang kini terletak di Hongaria.
Bidang Keahlian:
Bidang keahlian utama Ibrahim Efendi adalah dalam mengembangkan dan mendokumentasikan berbagai bahan obat-obatan yang digunakan dalam pengobatan tradisional pada zamannya.
Karya/Jasa:
Beliau dikenal melalui karya besar berjudul "Tezkire-i Şifa", yang secara harfiah berarti "Daftar Penyembuhan."
Karya ini adalah buku farmasi yang berisi daftar ramuan, bahan-bahan herbal, mineral, dan zat-zat alami lain yang diyakini memiliki manfaat penyembuhan.
Buku ini ditulis dalam bahasa Turki Ottoman dan memuat informasi tentang bagaimana bahan-bahan tersebut dapat digunakan dalam pengobatan berbagai penyakit.
4. Serafeddin Sabuncuoglu
Serafeddin Sabuncuoglu adalah seorang dokter dan ahli bedah terkenal dari Kesultanan Utsmaniyah yang hidup pada abad ke-15.
Ia adalah salah satu pelopor dalam bidang pembedahan dan kedokteran di dunia Islam.
Sabuncuoglu lahir di Amasya, Anatolia, sekitar tahun 1385.
Bidang Keahlian:
Dikenal terutama karena kontribusinya dalam pembedahan, di mana ia menyempurnakan dan mengembangkan teknik-teknik bedah yang digunakan pada zamannya.
Karya/Jasa:
Karya Sabuncuoglu yang paling terkenal adalah Cerrahiyyetu'l-Haniyye (Pembedahan Kerajaan), yang diselesaikan pada tahun 1465.
Ini adalah salah satu teks bedah pertama yang berbahasa Turki dan di dalamnya, ia menulis tentang berbagai teknik bedah, alat-alat, dan prosedur yang beragam untuk mengobati berbagai penyakit serta cedera.
Kitab ini sangat unik karena selain teks, ia juga memasukkan ilustrasi yang memperlihatkan prosedur-prosedur bedah yang dilakukan, yang langka pada masa itu.
Cerrahiyyetu'l-Haniyye mencakup lebih dari 140 ilustrasi, yang menunjukkan teknik-teknik yang sangat spesifik, seperti amputasi, pengangkatan tumor, perawatan patah tulang, dan operasi pada daerah wajah.
Sabuncuoglu menggabungkan pengetahuan dari dokter-dokter sebelumnya, termasuk ahli bedah Islam terkenal seperti Al-Zahrawi (Abulcasis), dan menyesuaikannya dengan teknik serta inovasi baru yang sesuai dengan budaya dan kebutuhan medis di Utsmaniyah.
Ia juga memberikan perhatian khusus pada anestesi dan teknik-teknik untuk mengurangi rasa sakit pasien selama operasi.
5. Meshur Sheyh Dede
Seorang penyair sufi dan tokoh mistik yang terkenal dari Turki.
Dia hidup pada masa Kekaisaran Ottoman.
Bidang Keahlian:
Dikenal sebagai seorang yang mendalam dalam bidang spiritualitas dan sastra sufi.
Karya/Jasa:
Salah satu karya utama yang dinisbatkan kepadanya adalah kumpulan puisi dan syair-syair mistik, yang banyak mengandung nilai-nilai sufistik dan pelajaran moral.
Syair-syairnya biasanya berfokus pada tema-tema cinta ilahi, pencarian makna kehidupan, serta kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, syairnya juga sering mencerminkan hubungan erat antara Tuhan dan hamba-Nya, dengan bahasa yang simbolis dan penuh makna tersembunyi yang khas dalam sastra sufi.
Meski karyanya tidak sebanyak penyair sufi besar lainnya, puisi-puisi Meshur Shekh Dede dihargai dalam tradisi sufi dan sering dibacakan dalam upacara atau pertemuan spiritual di Turki.
Masa Awal Berdiri Daulah Usmaniyah
a. Usman I (699-726 H./1299-1326 M.)
Pada 1299 M. terjadi penyerangan yang dilakukan pasukan Mongol dipimpin Ghazan Khan, namun dapat digagalkan oleh Usman dan tidak lama kemudian Sultan Alaudin I meninggal dunia.
Keadaan tersebut membuat Usman Bey disertai dukungan rakyatnya menyatakan diri sebagai pemimpin penuh hingga lahir Kerajaan Usmani atau Daulah Utsmaniyah pada tanggal 27 Juli 1299 dengan Qurah Hisyar (Iskisyiyar) sebagai ibu kotanya.
Beliau memiliki sifat pemberani, adil, bijaksana serta ikhlas, sehingga menjadi kebanggaan bagi masyarakat dan pengikutnya.
Beliau membangun persatuan suku Turki atas dasar karena Allah Swt., sehingga diberi julukan al-Ghozi (Ksatria).
Beliau berhasil memperluas batas negara Turki hingga ke Kekaisaran Byzantium. Salah satu keberhasilan beliau adalah mampu membebaskan Bursadi, salah satu kota di tepi laut Marmara.
b. Orkhan (726-761 H./1326-1361 M.)
Orkhan berkuasa meneruskan posisi ayahnya yakni Usman I. Salah satu upayanya selama menjabat adalah menjadikan Busra sebagai ibu kota kerajaan, yang tadinya berada di Qurah Hisyar (Iskisyiyar), mengangkat adik Alaudin menjadi perdana menteri.
Selain itu beliau juga membentuk Inkisyariyah/ Jenissari sejenis tentara khusus, sehingga mampu menggabungkan daerah Turkeman, Nicaae (tahun 1331), Nicomedia (tahun 1337), Scutari (tahun 1338), dan Teluk Edremit.
c. Murad 1 (761-791 H./1360-1388 M.)
Sepeninggal Orkhan, tampuk kekuasaan pindah kepada putra keduanya, yaitu Murad I.
Beliau merupakan seorang pemimpin yang memiliki sifat berani, mujahid, dermawan, serta rajin beribadah.
Pada masa ini, Daulah Usmaniyah wilayahnya bertambah luas hingga di Asia kecil dan Eropa.
Bahkan Adrianopel (diubah jadi Edirne) berhasil ditaklukan dan dijadikan ibu kota baru.
Perluasan wilayah kekuasaannya terus meluas hingga bagian Utara Yunani, sehingga membuat para rajanya cemas dan melakukan penyerangan dengan mengusir umat Islam dari Eropa.
Namun upaya tersebut berhasil dikalahkan pasukan Murad I.
Beliau meninggal sebagai syuhada pada pertengahan bulan Sya’ban tahun 791 M., dan tampuk kekuasannya diberikan kepada putranya, Bayazid I.
d. Bayazid I (791-805 H./1389-1402 M.)
Sultan Bayazid I merupakan memiliki sifat sangat berani, pintar, baik hati serta senantiasa semangat melakukan perluasan wilayah kekuasaanya.
Dalam waktu setahun, beliau berhasil menguasai wilayah-wilayah Kristen Anatolia, sehingga ia diberi gelar “Yaldrum” yang berarti kilat.
Semangat dan upaya beliau menjadikan Paus cemas dan melakukan penyerangan terhadap pasukan Bayazid, sehingga terjadilah Perang Salib I.
Melihat keberhasilan yang luar biasa, timbul keinginannya melakukan penaklukkan Konstantinopel.
Namun keinginan tersebut diurungkan karena dia menghadapi Timur Lenk, yaitu penguasa Islam Sunni keturunan Mongol-Turki, dan mengalahkan Bayazid.
Perselisihan antara kedua petinggi tersebut dipicu oleh: Pertama, adanya desakan beberapa pemimpin di daerah Irak (penaklukan Timur Lenk) meminta bantuan Bayazid.
Kedua, adanya provokasi beberapa kerajaan Kristen untuk menyerang Bayazid. Ketiga, adanya kesamaan motivasi untuk melakukan perluasan wilayah.
Demikian jawaban soal PAI kelas 9 halaman 128 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 3 sesuai dengan buku siswa Pendidikan Agama Islam edisi tahun 2022.
Disclaimer
Kunci jawaban diatas bersifat alternatif jawaban sehingga para siswa bisa memberikan eksplorasi jawaban lain.
Kunci jawaban soal diatas bisa saja berbeda sesuai dengan pemahaman tenaga pengajar atau murid. (*)