Sulawesi Tengah resmi terpilih jadi tuan rumah Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) 2027. Budaya dan alam Sulteng disebut siap menyambut ajang itu.
Resminya Sulteng jadi tuan rumah FORNAS 2027 ditandai dengan penyerahan bendera pataka Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) oleh Ketua Umum KORMI Nasional Adil Hakim kepada Gubernur Sulteng Anwar Hafid.
Penyerahan bendera pataka tersebut digelar di Hotel Lombok Astoria, Mataram, Nusa Tenggara Barat pada Jumat (1/8) malam. Penyerahan pataka juga termasuk dalam rangkaian acara penutupan FORNAS VIII NTB tahun 2025.
"Ini bukan hanya seremoni. Ini amanah besar untuk mengolahragakan masyarakat dan membuat Indonesia bahagia," kata Gubernur Anwar Hafid setelah menerima pataka itu.
Ketua Umum KORMI Nasional Adil Hakim menambahkan Sulawesi Tengah memiliki semua syarat dan potensi yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan sebuah event berskala nasional.
"Saya yakin, budaya, alam, dan masyarakat Sulawesi Tengah sudah sangat siap. Kita punya dua tahun untuk mempersiapkan semuanya secara matang," katanya.
Sementara itu, Gubernur Sulteng Anwar Hafid memastikan dengan segala kekayaan alam dan budaya, daerahnya siap menjadi tuan rumah FORNAS 2027, bahkan jadi tuan rumah terbaik sepanjang sejarah.
"Kami siap menjadi tuan rumah terbaik. Kami ini berani dan petarung. Kami akan buktikan kepada Bapak Presiden dan Bapak Wakil Presiden bahwa Sulawesi Tengah bisa menjadi tuan rumah FORNAS terbaik sepanjang sejarah," tegasnya.
Penunjukan Sulawesi Tengah sebagai tuan rumah FORNAS 2027 dilakukan melalui proses open bidding sejak 1 Juli 2025. Setelah itu, Sulawesi Tengah akhirnya terpilih berdasarkan hasil mekanisme resmi dilakukan sesuai mekanisme dan aturan organisasi KORMI Nasional.
FORNAS 2025 Membawa Dampak Positif bagi Dunia Perhotelan
Ajang Festival Olahraga Nasional (Fornas) yang digelar di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), resmi berakhir pada Jumat (1/8/2025). Perhelatan ini ternyata berhasil memberi dampak positif bagi sektor perhotelan NTB, dengan perputaran ekonomi menembus Rp 20 miliar.
"Kalau kegiatan dari 25-30 Juli, dengan jumlah total kamar di Mataram, baik hotel bintang dan berbintang, perputaran ekonominya bisa mencapai Rp 20 miliar," kata Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM) Kota Mataram I Made Adiyasa saat dikonfirmasi, Jumat (1/8/2025).
Adiyasa menjabarkan perputaran ekonomi senilai Rp 20 miliar ini dihitung dari total okupansi hotel berbintang dan nonbintang selama enam hari pelaksanaan, 25-30 Juli 2025. Dengan rata-rata 7.000 kamar hotel terisi.
"Kalau kami ambil rata-rata per kamar Rp 500 ribu lalu dikalikan 7.000 kamar, maka dalam sehari perputaran ekonominya mencapai Rp 3,5 miliar," jelas Adiyasa.
Menurutnya, Fornas cukup memberi dampak baik bagi bisnis perhotelan yang sempat lesu sejak awal tahun akibat efisiensi dan low season.
"Pengelola bisnis jasa pariwisata bisa senyum di bulan ini," pungkas dia.