Kota Bengkulu (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu, Provinsi Bengkulu memberikan pendampingan terhadap suami dan kedua anak korban YT (42) yang dibunuh oleh anak kandungnya yaitu NR (18) yang diduga mengalami gangguan kejiwaan.

"Kita akan memberikan pendampingan terhadap keluarga korban, korban memiliki dua anak lainnya dan satu suami," kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bengkulu Sahat Marulitua Situmorang saat dihubungi via telepon di Bengkulu, Minggu.

Ia menyebutkan untuk pendampingan yang akan diberikan kepada keluarga korban yaitu memberikan stimulasi pengurangan rasa trauma, dan hal tersebut akan dilakukan di saat kondisi mental keluarga telah siap.

Untuk saat ini, pihaknya masih memberikan waktu kepada pihak keluarga korban yang tengah berdukacita.

Sedangkan untuk pendampingan yang diberikan kepada pelaku NR (18) akan dilakukan jika pihak kepolisian meminta bantuan.

Sementara itu, berdasarkan informasi yang diterima oleh ANTARA, pelaku NR didampingi anggota kepolisian saat ini berada di Rumah Sakit Khusus Jiwa (RSKJ) Soeprapto Kota Bengkulu untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Sebelumnya, Kepolisian Resort Kota (Polresta) Bengkulu menangkap NR remaja usia 18 tahun yang diduga mengalami gangguan kejiwaan, usai membunuh ibu kandungnya yaitu YT (49) saat melaksanakan shalat Dzuhur pada Sabtu (2/8/2025).

"Saat ini kami masih mendalami dugaan gangguan jiwa pelaku, termasuk mengecek apakah ia memiliki kartu kuning (keterangan gangguan jiwa). Berdasarkan keterangan warga, yang bersangkutan pernah dirawat di rumah sakit jiwa," kata Kanit Reskrim Polsek Gading Cempaka Polresta Bengkulu Iptu Putra Agung.

Ia menyebut bahwa untuk motif sementara kasus pembunuhan tersebut terjadi karena pelaku NR mengalami gangguan kejiwaan dan baru ke luar dari Rumah Sakit Khusus Jiwa (RSKJ) Soeprapto Kota Bengkulu pada 30 Juli 2025.

Salah seorang tetangga korban yaitu Yuli menerangkan bahwa pelaku memiliki riwayat gangguan kejiwaan dan kerap mengonsumsi obat-obatan penenang.

‎"Dia baru pulang dari rumah sakit jiwa dan sering kambuhan-kambuhan," sebutnya.

‎Hal senada juga disampaikan oleh tetangga lainnya yaitu Ice (42) bahwa pelaku baru saja pulang dari rumah sakit jiwa dan kerap kali menunjukkan perilaku agresif terhadap ibunya.