— Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuka kemungkinan untuk memanggil mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, dalam waktu dekat terkait penyelidikan dugaan korupsi pengadaan layanan Google Cloud di kementeriannya.
Sinyal ini menguat setelah KPK menyatakan akan memanggil semua pihak terkait untuk mempercepat proses hukum.
Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, menegaskan bahwa meskipun kasus ini masih dalam tahap penyelidikan, pihaknya tidak akan ragu memanggil siapa pun yang dianggap mengetahui perkara tersebut.
"Dalam perkara Google Cloud masih di tahap penyelidikan," kata Budi di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (4/8/2025).
"Meskipun demikian KPK juga sudah melakukan permintaan keterangan kepada para pihak yang diduga terkait ataupun yang mengetahui perkara ini. Dan KPK terbuka kemungkinan tentunya untuk memanggil siapa saja secepatnya supaya proses penanganan perkara ini juga bisa segera naik ke penyidikan."
Pernyataan "secepatnya" ini memunculkan spekulasi bahwa pemanggilan terhadap Nadiem Makarim, selaku penanggung jawab tertinggi di Kemendikbudristek saat proyek berlangsung, bisa saja dilakukan dalam pekan ini untuk dimintai keterangan.
Fokus pada Kemahalan Harga dan Kebocoran DataPenyelidikan KPK berpusat pada dua dugaan utama.
Pertama, adanya potensi kerugian negara akibat kemahalan harga sewa layanan Google Cloud yang dilaporkan mencapai Rp400 miliar per tahun.
Kontrak ini diketahui berjalan selama tiga tahun untuk mendukung sistem pembelajaran daring selama pandemi Covid19, termasuk untuk Platform Merdeka Mengajar (PMM).
"Ini yang sedang kita dalami. Apakah ini terjadi kemahalan," ujar Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, Sabtu (26/7/2025).
Kedua, KPK juga menelisik aspek keamanan dan potensi kebocoran data siswa serta guru yang tersimpan di dalam layanan tersebut.
"Makanya ada kebocoran data dan lainlain waktu itu kan. Nah itu juga sedang kita dalami. Apakah itu memang satu bagian yang sama atau bagian yang berbeda pengadaannya," tambah Asep.
Kasus pengadaan layanan software Google Cloud ini, menurut Asep, merupakan satu paket yang tidak terpisahkan dengan kasus pengadaan perangkat keras (hardware) laptop Chromebook yang saat ini ditangani oleh Kejaksaan Agung (Kejagung).
KPK pun telah berkoordinasi dengan Kejagung untuk mengusut tuntas proyek digitalisasi pendidikan tersebut.
Hingga saat ini, KPK terus mendalami dasar penunjukan Google sebagai penyedia layanan dan teknis pengadaan untuk menemukan ada atau tidaknya unsur pidana korupsi sebelum menaikkan status perkara ke tahap penyidikan.
Kasus Berbeda dengan ChromebookKasus ini bermula dari kebutuhan Kemendikbudristek untuk menyimpan data pembelajaran daring dalam skala besar selama pandemi Covid19.
Seluruh data tugas hingga hasil ujian siswa dari berbagai sekolah di Indonesia disimpan menggunakan layanan Google Cloud.
Asep Guntur menyatakan fokus penyelidikan KPK adalah pada proses pembayaran atas penggunaan layanan penyimpanan data raksasa tersebut.
"Waktu itu kita ingat zaman Covid19, ya pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran daring. Datadatanya disimpan dalam bentuk cloud. Google Cloudnya. Di Google Cloud itu kita kan bayar, nah ini yang sedang kita dalami," ungkap Asep pada kesempatan sebelumnya, Kamis (24/7/2025).
Ia juga meluruskan bahwa kasus pengadaan Google Cloud ini berbeda dengan kasus pengadaan laptop Chromebook.
"Kalau Chromebook adalah pengadaan perangkat kerasnya, hardwarenya. Kalau Google Cloud itu adalah salah satu softwarenya," kata Asep.
Sekilas Tentang Google CloudGoogle Cloud menyediakan sejumlah layanan berbasis cloud untuk bisnis, pengembang, dan organisasi di seluruh dunia.
Berbagai layanan ini meliputi infrastruktur komputasi, penyimpanan data, analitik, kecerdasan buatan, keamanan, dan masih banyak lainnya.
Google Cloud memungkinkan pelanggan untuk menyimpan data mereka di cloud, menjalankan aplikasi, dan mengakses berbagai layanan perangkat lunak yang dikelola secara online.
Google Cloud memiliki berbagai produk dan layanan yang mencakup berbagai aspek, seperti cloud computing, analitik, kecerdasan buatan (AI), penyimpanan data, dan masih banyak lagi.