PGRI Kota Malang Dorong Literasi Digital Lewat Pelatihan Guru tentang AI dan Coding
Dyan Rekohadi August 04, 2025 10:32 PM

SURYAMALANG.COM, MALANG – Tantangan mencetak generasi emas 2045 yang melek dan bijak dalam literasi digital menjadi perhatian serius Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Malang.

Ketua PGRI Kota Malang, Agus Wahyudi, menegaskan bahwa penguatan kapasitas guru dalam penguasaan teknologi, khususnya kecerdasan artifisial (AI) dan coding, merupakan langkah strategis dalam menjawab tantangan tersebut.

Agus menyampaikan bahwa PGRI Kota Malang telah menggelar pelatihan dengan melibatkan guru SD dan SMP se-Kota Malang.

Kegiatan tersebut digelar di SMK PGRI 3 dan mendapat respons antusias dari para peserta.

“Kami sebar flyer dan pendaftaran dilakukan secara mandiri. Awalnya hanya dibatasi untuk 100 peserta karena keterbatasan ruangan, tapi yang mendaftar mencapai 127 orang. Alhamdulillah, kegiatan berlangsung dua hari dan hasilnya sangat positif,” ujarnya, Senin (4/8/2025).

Lebih lanjut, Agus menyebut para peserta bahkan meminta agar pelatihan serupa diadakan secara berkala, terutama untuk pendalaman materi tentang coding dan AI.

“Banyak yang ingin ada sesi lanjutan. Ini menunjukkan bahwa guru juga punya semangat tinggi untuk mengikuti perkembangan zaman,” tambahnya.

Agus menekankan pentingnya intervensi pembelajaran untuk mengatasi rendahnya literasi digital di kalangan pelajar.

Menurutnya, pemahaman mendalam terhadap teknologi harus dimulai dari guru sebagai fasilitator utama dalam proses pendidikan.

“Generasi kita sekarang menghadapi tantangan literasi digital. Masih banyak anak-anak kita yang belum bijak dalam menggunakan teknologi. Maka pembelajaran yang menguatkan aspek coding dan AI harus didorong,” katanya.

PGRI juga mendorong agar konsep pembelajaran ini bisa merambah ke Sekolah Rakyat (SR) di bawah binaan Kementerian Sosial.

Meski secara struktural tidak berada di bawah koordinasi PGRI, Agus berharap ada ruang kolaborasi ke depan.

“Untuk SR, kami belum punya koordinasi langsung, karena memang itu di bawah kewenangan Kementerian Sosial. Tapi kami tetap mendukung agar pembelajaran berbasis AI juga diterapkan di sana,” jelasnya.

Terkait kabar tentang guru-guru SR yang dikabarkan mengundurkan diri, Agus mengaku belum pernah menerima laporan langsung maupun melakukan verifikasi karena tidak memiliki kewenangan dalam rekrutmen SR.

“Kami mendengar kabarnya dari media atau rekan-rekan, tapi belum pernah terlibat langsung atau koordinasi dengan universitas atau lembaga yang menaunginya,” katanya.

Agus berharap ke depan, semangat kolaboratif antar lembaga pendidikan dan pemangku kepentingan dapat terus ditingkatkan untuk memastikan generasi penerus mampu bersaing di era digital yang penuh tantangan. (Benni Indo)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.