Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Nama “flu Singapura” mungkin terdengar eksklusif, seolah-olah penyakit ini hanya bisa ditemui di negara asal Merlion.
Namun kenyataannya, flu Singapura atau Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) justru menjadi ancaman global yang sudah lama hadir di Indonesia.
Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Anak RSUP Surakarta, dr. Fatimah Mayasyari, Sp.A
“Flu Singapura ini adalah nama bekennya. Tapi sesungguhnya HFMD ini dapat terjadi di mana saja dan juga dapat terjadi di Indonesia,”ungkapnya dalam Healthy Talk “Jangan Anggap Sepele Flu Singapura pada Anak” yang tayang di YouTube Tribunnews dan Tribun Health pada Senin (4/8/2025).
Sayangnya, banyak kesalahpahaman atau mitos yang masih melekat di masyarakat tentang penyakit ini.
Salah satunya adalah penggunaan bedak tabur pada lenting atau ruam yang muncul di tubuh anak.
Alih-alih mempercepat penyembuhan, bedak justru bisa menjadi bumerang.
“Bedak sendiri malah dapat menghambat dari penyembuhan dari lesi dan juga mungkin malah dapat berisiko terjadinya penumpukan infeksi di area lesi,” jelas dr Fatimah.
Mitos lainnya yang tak kalah mengkhawatirkan adalah larangan mandi selama anak terinfeksi flu Singapura.
Ini tentu tidak berdasar. Justru, mandi – terutama dengan air hangat sangat disarankan untuk menjaga kebersihan kulit sekaligus membantu menurunkan demam.
Ia juga menyebutkan bahwa masa penyembuhan HFMD umumnya berkisar antara 7 hingga 10 hari sejak pertama kali lenting muncul.
Selama proses pemulihan ini, anak bisa dirawat di rumah selama tidak ada tanda bahaya seperti dehidrasi berat atau kejang.
Tanda-tanda kesembuhan bisa dikenali dari gejala klinis yang mulai membaik.
Anak tidak lagi demam, lenting mulai mengering dan menghilang, serta nafsu makan kembali meningkat.
“Gejala klinis nya sudah tidak ada demam. Kemudian lenting-nya berkurang banyak. Selain itu juga nafsu makan pasti akan meningkat,” imbuhnya.
Sebagai bentuk pencegahan, ia menyarankan agar masyarakat terus mengedepankan pola hidup bersih dan sehat.
Terutama dalam mengajarkan anak untuk cuci tangan secara rutin.
Tak kalah penting, pemberian nutrisi yang adekuat dan cukup cairan harus menjadi prioritas harian keluarga.
Di samping itu, kini Indonesia sudah memiliki opsi vaksinasi HFMD yang bisa dipertimbangkan bagi anak usia 6 bulan hingga 3 tahun.
“Harapannya agar daya tahan tubuhnya terus bagus sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi pada tubuh si anak,” tegas dr Fatimah.
Flu Singapura memang bukan penyakit baru, tetapi cara masyarakat memahaminya harus terus diperbarui.
Dengan informasi yang benar dan langkah preventif yang tepat, HFMD bukanlah ancaman yang tak bisa dihadapi.