Siswa Minta Burger untuk Menu MBG, DPR: Ada Kesenjangan Pemahaman soal Gizi
GH News August 05, 2025 06:05 PM

Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher merespons adanya permintaan burger untuk menu Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari seorang siswa SMP di Pontianak, Kalimantan Barat, beberapa waktu lalu.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat III (Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, dan Kota Cirebon) itu menilai permintaan burger untuk menu MBG jangan hanya dianggap lelucon semata.

Menurut Netty, hal itu menunjukkan edukasi gizi yang lebih masif dan komprehensif di lingkungan sekolah dan keluarga masih perlu dilakukan.

“Permintaan itu jangan dilihat sebagai hal remeh atau lucu semata. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan makanan bergizi, terutama di kalangan anakanak,” ungkap Netty dalam keterangan resminya, Senin (4/8/2025).

Netty mengatakan, MBG merupakan program strategis pemerintah dalam membangun generasi sehat dan produktif.

Maka dari itu, menu yang disajikan harus berdasarkan standar gizi seimbang, bukan makanan cepat saji yang disukai anakanak.

“Program MBG adalah investasi jangka panjang untuk memperbaiki kualitas SDM. Maka menu yang disajikan harus tinggi kandungan protein, serat, dan zat gizi mikro yang dibutuhkan anak dalam masa pertumbuhan. Bukan makanan tinggi lemak, gula, dan garam seperti burger,” jelasnya.

Doktor lulusan Ilmu Pemerintahan Universitas Padjadjaran (Unpad) itu juga menekankan pentingnya penguatan pendidikan gizi di sekolah.

“Edukasi sejak dini akan membentuk pola pikir dan kebiasaan makan yang sehat."

"Anakanak harus tahu mengapa mereka butuh sayur, buah, protein hewani dan nabati, bukan sekadar makan enak dan viral di media sosial,” imbuh Netty.

Netty juga mendorong guru dan orang tua aktif dalam mengarahkan pemahaman anak terkait makanan sehat.

"Program ini jangan sampai berubah makna menjadi sekadar makan gratis. Kita harus pastikan bahwa program ini menjadi alat transformasi kebiasaan makan anakanak Indonesia menuju pola makan sehat dan cerdas,” ungkap Netty.

Ada Burger hingga Sandwich pada Menu MBG

Permintaan burger sebagai menu MBG oleh siswa di Pontianak masih harapan semata, namun hal ini sudah teralisasi di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Adalah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Chalimi, Desa Bulungcangkring, Kecamatan Jekulo yang menyediakan menu sandwich hingga burger.

Setiap hari, SPPG Ponpes Al Chalimi menyalurkan 3.687 paket makanan bergizi gratis kepada siswa di 17 sekolah, 25 balita, 24 ibu hamil, dan 25 ibu menyusui di sekitar.

Hal ini lantas disoroti DPRD Kudus.

Selain soal porsi, wakil rakyat mempertanyakan kecukupan gizi pada menu nonnasi tersebut.

Adanya menu nonnasi tersebut diketahui saat Komisi D DPRD Kudus mengecek SPPG tersebut pada Sabtu (2/8/2025).

Dikutip dari Tribun Banyumas, menu nonnasi tersebut disiapkan SPPG sebagai inovasi program untuk menjadi selingan agar anak tak bosan.

Menu nonnasi tersebut disuguhkan dua kali dalam sepekan.

Ketua Komisi D DPRD Kudus, Mardijanto mengatakan, menu nonnasi tak boleh mengurangi kecukupan gizi dan porsi yang dibutuhkan para penerima makan bergizi gratis.

"Jika menu tanpa nasi ini dimaksudkan agar anak tidak bosan, namun harus diperhatikan kecukupan gizinya."

"Porsinya juga harus disesuaikan agar cukup untuk memenuhi kebutuhan sekali makan," kata Mardijanto, Sabtu.

Anggota Komisi D DPRD Kudus mengecek dapur MBG atau SPPG di Ponpes Al Chalimi, Desa Bulungcangkring, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (2/8/2025). Mereka menyoroti kecukupan gizi pada menu sandwich dan burger sebagai inovasi dalam rangka mengantisipasi tingkat kebosanan anak. (TRIBUNBANYUMAS/SAIFUL MASUM) (TRIBUNBANYUMAS/SAIFUL MASUM)

Mardijanto menekankan kepada SPPG, terutama ahli gizi SPPG, untuk memperhatikan kebutuhan protein yang harus ada pada setiap menu.

Minimal, protein dalam bentuk olahan telur, atau diambil dari sumber protein lain semisal daging.

"Jadi, meskipun ada inovasi menu nonnasi, harus ada proteinnya. Jangan sampai, rotiroti saja, atau hanya olahan mi saja. Karena protein ini penting," tegasnya.

Selain sandwich dan burger, SPPG Ponpes Al Chalimi menyediakan kentang dan olahan mi sebagai selingan dalam program makan bergizi gratis.

Secara keseluruhan, Mardijanto mengatakan, SPPG Ponpes Al Chalimi telah menerapkan SOP yang bagus dari segi kebersihan dan pengolahan dalam menyiapkan makan bergizi gratis.

Sementara itu, Kepala SPPG Ponpes Al Chalimi Bulungcangkring Kudus, Afifuddin menyambut baik masukan dari DPRD Kudus soal menu makanan MBG.

Selain berkaitan dengan menu, lanjut dia, sinergitas dengan pihak terkait, seperti Dinas Kesehatan juga diperlukan dalam rangka memastikan makanan sehat dan higienis.

Sekaligus, mengantisipasi halhal yang tidak diinginkan, semisal kasus keracunan seperti yang terjadi di daerah lain.

"Jam masak juga kami sesuaikan dengan kebutuhan, baik kebutuhan SDM dan kebutuhan lapangan."

"Saat ini, ada 50 tenaga di SPPG kami, terbagi dalam lima sif. Mulai dari persiapan bahan baku, masak, pemorsian, hingga distribusi," jelasnya.

Sementara itu Ahli Gizi SPPG Ponpes Al Chalimi, Nafisah menambahkan, saat ini sudah disediakan 20 menu MBG secara bergantian. 

Perubahan menu dilakukan setiap sebulan sekali.'

Setiap pekannya, ada dua kali menu nonnasi yang diberikan sebagai inovasi menu agar tidak bosan. 

Menu selingan ini berupa sandwich, burger, kentang, juga olahan mie.

"Inovasi menu nonnasi ini kami siasati agar anakanak tidak bosan."

"Dasarnya, kita melihat selama ini banyak menu nasi tidak habis, kami siasati dengan memberikan selingan menu nonnasi."

"Untuk permintaan protein, selalu kami cukupi kebutuhannya dari telur, daging, bakso, ikan, dan lainnya."

"Kalau dari telur terus, lamalama anak akan bosan," jelasnya.

Tentang Program MBG

MBG merupakan salah satu program unggulan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang bertujuan meningkatkan gizi anakanak Indonesia, terutama pelajar usia sekolah dan balita, dengan memberikan makanan bergizi secara gratis setiap hari.

Pelaksanaan MBG berada di bawah Badan Gizi Nasional (BGN).

Pada akhir Agustus 2025 ini, BGN berharap jumlah penerima MBG akan tembus di atas 20 juta jiwa.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengatakan bahwa hingga 14 Juli 2025 lalu, program MBG telah menjangkau 6,2 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia.

Angka ini meningkat signifikan setelah masa libur sekolah.

"Sempat libur dan kemudian terjadi penambahan yang sangat signifikan selama masa libur ini. Alhamdulilah, kemarin sudah 6 juta, dan hari ini, sudah ada 200.000 sehingga hari ini sudah bisa melayani 6,2 juta seluruh penerima manfaat," ujar Dadan dalam keterangan resminya.

Dadan mengatakan meski angka tersebut baru sekitar 7 persen dari total target nasional sebanyak 82,9 juta penerima manfaat, capaian tersebut sudah sangat besar bila dibandingkan dengan skala penduduk negara lain.

"Kalau untuk Indonesia, ini baru 7 persen dari target penerima manfaat 82,9 juta. Tapi kalau ini di Singapura, ini sudah bisa menghidupi seluruh yang beraktivitas di Singapura. Karena di Singapura hanya 4,2 juta penduduknya," kata Dadan.

"Jadi, apa yang sudah dilakukan oleh Badan Gizi Nasional sudah bisa menghidupi seluruh orang yang beraktivitas di Singapura," sambungnya.

BGN menargetkan cakupan program MBG akan meningkat pesat dalam waktu dekat.

Pada akhir Agustus mendatang, Dadan berharap jumlah penerima manfaat akan tembus di atas 20 juta jiwa.

"Kami ingin juga di akhir Agustus (2025), program ini sudah mencakup penerima manfaat lebih dari 20 juta," harapnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.