Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - Kementerian Lingkungan Hidup mendorong ratusan sekolah di Jakarta Utara menerapkan program peduli dan berbudaya lingkungan yang dikenal sebagai Program Sekolah Adiwiyata.
Dalam upaya mewujudkan hal tersebut, kementerian menggandeng Pemerintah Kota Jakarta Utara untuk pendidikan lingkungan hidup, termasuk pengelolaan sampah di sekolah-sekolah.
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengatakan, Program Sekolah Adiwiyata bertujuan mengedukasi siswa tentang pentingnya mengelola sampah.
"Perubahan dapat diwujudkan mulai dari sekolah-sekolah di wilayah itu, dengan 789 unit SD, SMP, SMA dan SMK di Jakarta Utara. Dan nantinya mampu berperan menyukseskan Jakarta Utara menjadi percontohan nasional untuk pengelolaan sampah," kata Menteri LH di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Selasa (5/8/2025).
Hanif meminta deklarasi Sekolah Adiwiyata tidak hanya dimaknai sebagai kegiatan seremonial.
Tapi, sejatinya subtansi program ini adalah melakukan perubahan budaya yang cukup mendasar terkait pengelolaan sampah.
"Melalui pendidikan di tingkat SD, SMP, SMA dan SMK, harapan kita akan menjadi simpul dari transformasi budaya penanganan sampah," ucapnya.
Hanif menegaskan Kementerian Lingkungan Hidup akan terus mengawal program ini agar berjalan sesuai prosedur olah sampah.
Pengelolaan sampah di sektor institusi pendidikan, kata dia, harus selesai di sekolah-sekolah.
"Harapan kami maka sampah itu harus selesai di sekolah masing-masing tidak dibawa keluar. Jadi ini harapan kita terkait dengan penanganan sampah," ucap Hanif.
"Tadi secara morfologi, maka sampah anorganik dan organik ini sepertinya dibagi dua. Hampir 50 persen organik. Nah ini yang kemudian wajib ditangani di sekolah masing-masing tidak boleh keluar. Ini yang nanti kita akan diskusikan dengan wali kota bagaimana membangun ini," pungkasnya.