Jakarta (ANTARA) - Badan Gizi Nasional (BGN) membekali para penjamah makanan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dengan modul standar gizi dan keamanan pangan siap saji.
Modul tersebut merupakan hasil kolaborasi antara BGN, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Institut Pertanian Bogor (IPB), UNICEF, Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), dinas kesehatan di seluruh provinsi, dan pihak-pihak lain yang kompeten di bidang gizi dan keamanan pangan.
"Mereka (penjamah makanan) wajib sehat. Mereka diajari cara mengolah bahan mentah menjadi bahan makanan kemudian memasak menjadi makanan yang siap saji sesuai dengan modul. Modulnya tinggal disebarkan, yang menyusun ini kolaborasi dari berbagai pihak," kata Deputi Penyediaan dan Penyaluran BGN Suardi Samiran di Jakarta, Selasa.
Ia menegaskan, untuk memastikan keamanan pangan dalam Program Makan Bergizi Gratis, BGN sudah menyuplai seluruh alat masak, alat dapur, hingga alat makan yang wajib memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI).
"Alat masak, alat dapur, dan alat makan sudah tersuplai oleh BGN, pembersih dapur juga, ada 96 item dalam satu dapur. Dapur ini bukan sekadar dapur karena di SPPG yang sehat, ada 96 alat yang mesti terpenuhi," ujar dia.
Suardi mengemukakan, tidak ada perbedaan pelatihan penjamah makanan antara wilayah kota atau wilayah-wilayah lain yang termasuk kawasan tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
"Saya pikir untuk menyehatkan masyarakat tidak melihat kota atau daerah tertinggal, semua harus sesuai standar. Pelatihnya dari UNICEF, dinas kesehatan di daerah, BPOM, Persagi, dan ini tentu berdampak positif," paparnya.
Berdasarkan data dari situs web resmi BGN, hingga Selasa (5/8) pukul 03.01 WIB, ada 3.149 SPPG yang telah beroperasi di seluruh Indonesia, yang melayani hingga 8,2 juta penerima manfaat.