Datangi Kos Arya Daru, Eks Wakapolri Soroti Jendela Kamar dan 2 Rekan Diplomat: Harus Dievaluasi
Ferdinand Waskita Suryacahya August 06, 2025 10:30 AM

TRIBUNJAKARTA.COM - Eks Wakapolri Komjen Pol (Purn) Oegroseno mendatangi kos Arya Daru Pangayunan (39) di Guest House Gondia, Jalan Gondangdia Kecil Nomor 22, Menteng, Jakarta Pusat.

Jenderal Bintang Tiga itu menyoroti kamar kos serta dua rekan diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu).

Arya Daru Pangayunan ditemukan tewas dengan wajah terlilit lakban di kamar indekosnya, Selasa (8/7/2025) pagi.

Oegroseno menuturkan adanya permintaan istri Arya Daru, Meta Ayu Puspitantri agar kamar kos suaminya dibuka paksa.

Permintaan itu disampaikan Meta Ayu kepada penjaga kos, Siswanto.

Bahkan Meta Ayu berjanji akan mengganti biaya penggantian bila kamar kos Arya Daru rusak.

Meta menghubungi penjaga kos Siswanto agar melihat kondisi Arya Daru.

Siswanto lalu mencongkel jendela kamar kos Arya Daru untuk mengetahui kondisi diplomat muda itu.

"Istri kan khawatir, ya khawatir suaminya ada apa-apa.  Nah, setelah dibuka dicongkel melihat posisi apa kunci grendel jendela itu kan hanya nyatol gini saja," kata Oegroseno dikutip dari tayangan TV One, Rabu (6/8/2025).

Oegroseno pun menilai posisi jendela setelah dicongkel perlu didalami.

Penyidik, kata Oegroseno, bisa meminta analisa insinyur untuk menyelidiki seberapa rusak engsel atau kayu jendela.

"Ini memang memerlukan apa kejelian seperti itu ya," ujarnya.

Selain itu, Arya Daru juga berpisah dengan dua rekannya yakni Dion dan Vara dari Grand Indonesia. 

"Dua orang kawannya ke mana," imbuhnya.

Oegroseno menuturkan peristiwa waktu per waktu dari perjalanan Arya Daru hingga ditemukan tewas di kamar kos harus dievaluasi. 

"Ini yang harus dievaluasi sampai tuntas nanti. Tapi kalau kondisi jendela saya buka, istilahnya buka ya mungkin apakah perlu di rekonstruksi ya. Jendela yang satu juga dicoba dicongkel gitu seperti itu. Rusaknya sama enggak kira-kira? Gitu aja," jelas Oegroseno.

Belanja di Grand Indonesia

Sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra mengungkapkan Arya terlihat berbelanja di Mal Grand Indonesia bersama Vara—bukan istrinya pada Senin (7/7/2025).

Vara disebut memiliki hubungan dekat dengan Arya dan telah diperiksa sebagai saksi oleh kepolisian.

Setelah berbelanja, Arya memesan taksi menuju Bandara Soekarno-Hatta. 

Namun, menurut polisi, baru sekitar 200–300 meter perjalanan berlangsung, Arya mendadak meminta sopir mengubah arah ke Gedung Kementerian Luar Negeri di Jakarta Pusat.

Di rooftop lantai 12 gedung tersebut, Arya berada selama 1 jam 26 menit. 

Ia naik membawa tas gendong dan tas belanja, namun saat turun, kedua barang itu sudah tidak terlihat. Polisi menemukan tas dan ransel Arya tertinggal di tangga darurat lantai yang sama.

Kombes Wira membenarkan rangkaian peristiwa tersebut dan menyebut Vara sebagai “teman belanja” Arya pada hari itu. 
Perubahan arah taksi dan keberadaan Arya di rooftop menjadi bagian penting dalam rekonstruksi kronologi.

Dua Rekan, Satu Malam, dan Barang yang Tertinggal

Rekaman CCTV menunjukkan Arya sempat ditemani dua rekan kerja, Vara dan Dion, saat mengunjungi Grand Indonesia. Mereka sempat bersama, 

lalu berpisah. Arya kemudian menuju rooftop Gedung Kemlu, membawa belanjaan berupa pakaian—yang kemudian ditinggalkan di tangga darurat.

Polisi telah memeriksa Vara dan Dion, namun enggan mengungkap detail hubungan mereka dengan Arya. 

“Sudah diambil keterangannya, tapi soal hubungan kami tidak bisa sampaikan,” ujar Wira.

Sedangkan, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menegaskan proses penyelidikan dilakukan secara ilmiah dan akuntabel.

Pihak kepolisian juga menggandeng para pakar dari berbagai bidang keahlian. 

"Pendekatan scientific crime investigation diterapkan sebagai bagian dari komitmen Polri dalam mengungkap kebenaran secara profesional dan transparan," ucapnya dalam keterangan, Kamis (31/7/2025).

Keterlibatan para ahli menjadi kunci penting dalam membongkar kasus ini.

Proses penyelidikan dilakukan dengan pendekatan multidisipliner dalam menemukan titik terang.

Mulai dari berbagai aspek yang diperiksa, baik kondisi psikologis korban, jejak digital, toksikologi, hasil autopsi, hingga sidik jari yang ditemukan di tempat kejadian perkara. 

"Melalui kerja sama lintas profesi ini, penyidik berhasil mengurai secara rinci penyebab serta konteks di balik kematian ADP," sambung Ade Ary.

Dia memastikan semua data dan analisis dari para ahli ini kemudian disatukan untuk membentuk kesimpulan yang utuh dan objektif.

Tak lupa, Polda Metro Jaya menyampaikan rasa duka cita yang mendalam kepada keluarga korban.

Kematian Arya Daru

Diplomat Kemlu Arya Daru Pangayunan ditemukan tewas di kamar indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) pagi.

Saat ditemukan, korban dalam posisi tergeletak di atas kasur. 

Kepalanya dibungkus plastik dan terlilit lakban kuning, sementara tubuhnya tertutup selimut biru.

Dalam rilis besar kasus ini yang digelar Selas (29/7/2025) polisi juga belum menemukan peristiwa pidana.

Polis menyita sejumlah barang bukti dengan jumlah 103 item antaranya gulungan lakban, kantong plastik, pakaian milik korban dan lainnya.

Selain itu, ditemukan obat sakit kepala dan obat lambung, meskipun belum dipastikan kaitannya dengan penyebab kematian.

Penyidik juga menemukan sidik jari Arya Daru pada permukaan lakban yang melilit kepalanya.

Sebanyak 24 saksi sudah diperiksa yang terbagi menjadi tiga klaster yakni rekan kerja, rekan kosan, dan keluarga.

Namun masih ada dua saksi yang belum menghadiri pemeriksaan penyelidik meski sudah diundang.

Belum diketahui identitas dari dua saksi tersebut.

Polisi enggan menyimpulkan kasus ini sebagai kasus bunuh diri.

Adapun penyelidikan terkait kasus kematian Arya Daru belum dinyatakan dihentikan atau dikenal SP3.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.