... Le, kowe ojo korupsi. ...

Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo mengungkapkan bahwa jabatan gubernur yang kini diembannya merupakan posisi yang paling membekas sepanjang kariernya di pemerintahan.

"Kalau teman-teman sekalian tanya kepada saya, jabatan apa yang memberi kesan luar biasa? Saya menjawab, seketika, menjadi gubernur ini. Karena saya merasa sudah selesai dengan diri saya sendiri," kata Pramono di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta, Rabu.

Pada syukuran peluncuran buku biografinya berjudul "Panggung Depan Panggung Belakang Pramono Anung Wibowo (Bang Nung): Seuntai Kata dan Rupa" di Balai Kota, Pramono mengaku sempat ingin pensiun setelah puluhan tahun ada di dunia pemerintahan.

Pramono mengaku lebih ingin menikmati masa tuanya bersama cucu serta keluarganya. Namun, sayangnya nasib berkata lain. Pramono justru diperintahkan oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk maju sebagai Calon Gubernur Jakarta.

"Ketika mempunyai dua cucu, saya bilang sama istri, sudah waktunya kita menikmati hidup. Ternyata nggak bisa," kata Pramono.

Pramono menceritakan, dirinya sudah lebih dari dua dekade bekerja di pemerintahan. Menjadi anggota DPR selama empat periode, menjadi Menteri Sekretaris Kabinet era Presiden Jokowi selama dua periode hingga akhirnya menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Namun, meski sudah menjabat di pusat kekuasaan, dia menyebut justru menjadi Gubernur Jakarta lah yang paling membuatnya merasakan kedekatan dengan warga secara nyata.

"Saya sudah 25 tahun di pusat pemerintahan. Tapi di Balai Kota inilah saya merasa benar-benar berada di panggung yang sesungguhnya. Langsung bersentuhan dengan masyarakat, menghadapi masalah sehari-hari kota besar dan memberikan solusi nyata," kata Pramono.

Meski sebelumnya sempat menolak menjadi gubernur, namun mantan Seskab itu mengatakan menjadi Gubernur Jakarta ternyata bukan sekadar jabatan administratif, melainkan momentum yang membuatnya lebih mengenal masyarakat secara langsung dan mengukir pengalaman personal yang sulit ditemukan di jabatan sebelumnya.

"Inilah yang betul-betul menjadi panggung depan utama saya pertama kali, yang tidak pernah saya bayangkan selama ini. Karena terlalu lama saya di panggung belakang," kata Pramono.

Tak hanya soal jabatan dan birokrasi, dalam peluncuran bukunya itu, Pramono juga menyinggung sisi personalnya.

Ia tampak tak kuat menahan tangis saat membaca bagian tulisan anak-anaknya dalam buku biografi tersebut. Anak-anaknya menuliskan bagaimana mereka melihat sang ayah sebagai penengah berbagai permasalahan nasional yang ada di Indonesia.

"Saya nggak kuat, ternyata anak-anak saya menyimpan semua memori, momen ketika saya jadi penengah dari kemelut yang ada di republik ini," katanya dengan suara bergetar.

Pramono juga mengenang pesan dari sang ayah yang selalu ia jadikan prinsip hidup hingga saat ini. Bahkan, pesan orang tuanya itu ditulis dalam bukunya.

"Bapak saya selalu bilang, 'Le, kowe ojo korupsi. Kalau kurang, kerja keras.' Itu tidak pernah saya lupakan. Dan itu saya bawa sampai hari ini," kata Pramono.