Laporan Wartawan Tribun Batam, Birri Fikrudin
TRIBUNBATAM.id, NATUNA - Krisis air bersih yang melanda Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), khususnya di wilayah ibu kota Ranai, tak lepas dari perhatian serius Pemerintah Daerah.
Kondisi yang kerap terjadi setiap tahunnya ini, sudah langganan dirasakan warga yang hanya bergantung pada air distribusi PDAM.
Bupati Natuna, Cen Sui Lan mengungkapkan, bahwa pihaknya sejak awal telah berupaya mengantisipasi permasalahan ini dengan mengajukan program strategis ke pemerintah pusat.
“Krisis air ini dari kita sendiri Pemda sebenarnya sudah mengajukan ke pusat agar embung yang ada di Sebayar itu dapat segera difungsikan. Harapannya, agar tahun demi tahun tidak terulang lagi krisis air seperti sekarang,” katanya kepada Tribunbatam.id, Rabu (6/8/2025).
Namun, lanjutnya, hingga kini pihaknya masih menunggu turunnya anggaran dari pemerintah pusat.
Ia optimistis jika embung Sebayar di Kawasan Bukit Arai difungsikan, krisis air dapat diminimalisir dan perlahan teratasi.
“Kita masih menunggu kebijakan dari pusat. Tapi jika embung Sebayar sudah bisa dimanfaatkan, saya rasa kita bisa jauh lebih siap menghadapi musim kemarau,” kata Cen.
Tak hanya soal embung, Bupati juga menyoroti kondisi infrastruktur perpipaan yang dinilai sudah usang, dan tak lagi maksimal dalam distribusi air.
“Pipa kita di Ranai ini usianya sudah sangat tua. Kebocoran pipa saja menyebabkan debit air berkurang sekitar 30 persen. Maka dari itu, kita sedang upayakan program peremajaan pipa,” lugasnya.
Selain peremajaan jaringan distribusi, Pemda bersama PDAM berencana untuk menambah sumber-sumber air baru, untuk memperkuat ketahanan pasokan air bersih ke depan.
“Insyaallah kita upayakan tambah lagi sumber airnya, agar masalah ini tidak terulang tiap tahun,” tambah Bupati Cen.
Sementara itu, Direktur PDAM Tirta Nusa Natuna, Zaharuddin menuturkan, bahwa pihaknya terus melakukan penyesuaian teknis untuk menjaga pasokan tetap berjalan di tengah keterbatasan.
“Debit air saat ini turun drastis hingga 43 persen. Kami menerapkan jadwal bergilir dua hari hidup dua hari padam, tapi itu tetap belum cukup. Apalagi bagi pelanggan yang berada di ujung distribusi,” jelasnya.
Zaharuddin juga menyambut baik upaya Bupati dalam mengatasi krisis air secara menyeluruh.
Menurutnya, fungsionalisasi embung, peremajaan pipa, dan tambahan sumber air baru memang menjadi solusi jangka panjang yang sangat dibutuhkan.
“Kami berharap solusi ini segera terealisasi. Krisis air ini adalah masalah bersama yang harus diselesaikan bersama mulai dari daerah hingga pusat,” pungkasnya. (Tribunbatam.id/birrifikrudin).