Belajar Fotografi Konservasi dari IAPVC, Kompetisi Foto Satwa di Taman Safari Prigen Pasuruan
Dwi Prastika August 07, 2025 07:30 AM

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Nurika Anisa

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ratusan fotografer mengikuti puncak roadshow International Animal Photo and Video Competition (IAPVC), yang digelar di Taman Safari Prigen Pasuruan, Jawa Timur.

Tak hanya menjadi ajang menyalurkan ekspresi melalui foto dan video bertema satwa, kompetisi ini juga diisi dengan sharing (berbagi) peluang fotografi konservasi, foto model tematik bersama satwa dan workshop visual fotografi.

Misbachul Munir, satu di antara fotografer profesional di acara tersebut, mengatakan, meski fotografi konservasi sedikit peminatnya dibanding bidang fotografi lainnya, namun tetap ada peluang memperoleh celah komersial hingga beasiswa.

“Fotografi konservasi kompetitornya belum sebanyak yang lain. Tahun ini saya melihat beberapa teman-teman generasi muda mendapat endorse beberapa brand kamera, kedua berkompetisi. Kompetisi tidak hanya berlatih foto, tetapi hadiahnya juga bisa untuk upgrade diri, lalu ketiga konservasi yang dapat pendanaan (funding) dan beasiswa,” ungkapnya di Taman Safari Prigen, Sabtu (2/8/2025).

Ia menyebutkan salah satu peluang beasiswa melalui jurnal penelitian maupun penerjemah.

Peluang ini dapat dilakukan di pulau-pulau konservasi yang membutuhkan penerjemah.

Seperti pendampingan penerjemah bagi pelaku konservasi lokal yang kesulitan akan bahasa Inggris maupun multimedia, untuk menerjemahkan bahasa proposal konservasi ke CLP atau Conservation Leadership Programme.

Munir juga membagikan terkait perjalanannya menjadi fotografer konservasi di Kanada, dengan rutinitas memotret beruang.

Hal ini menarik perhatian para fotografer yang hadir pada diskusi trik memotret satwa.

“Tidak ada kata khusus fotografi satwa liar, misal harus ekspresinya tapi yang menjadi lebih menarik objeknya ada aktivitas, interaksi sesama objek. Balik lagi ke keperluan foto seperti apa, kalau asal senang, gak usah peduli. Tetapi kalau masuk celah komersial ya dengarkan suara permintaannya, kalau enggak tahu bikinlah pilihan macam-macam sehingga klien punya banyak pilihan. Ekspresi tanpa ekspresi bikin macam-macam,” ujar Munir.

Energi para peserta begitu terasa, dari anak-anak hingga fotografer profesional yang berburu momen terbaik di dalam area safari.

General Manager The Grand Taman Safari Prigen, Erwina Lemuel menyebut tahun ini IAPVC mengangkat tema “The Picture of Secret nature,” untuk mengajak semua orang mengerti dan memahami akan keajaiban alam.

“Lomba foto ini tertua sudah berlangsung 34 tahun. Kami ingin mengedukasi masyarakat bahwa belajar konservasi tidak ngebosenin, bisa dari visual, dan ada banyak kategori baru,” ujarnya.

Peserta dibagi menjadi enam kategori seperti usia 10 hingga 18 tahun, sebagai bentuk mendukung potensi muda dalam dunia fotografi.

Selain itu juga pendomentasian satwa-satwa asli Indonesia sebagai bagian pengetahuan terkait satwa endemik (kategori Indonesian Endemic), roadshow category, wildlife bagi peserta nasional maupun internasional, sosial media maupun video reels.

Ajang kali ini diikuti sebanyak 680 peserta.

Pendaftaran karya hingga 31 Agustus 2025.

“Kami sangat senang antusiasme peserta tiap tahun naik 10 hingga 20 persen. Kita ingin anak muda juga punya kecintaan pada konservasi,” tuturnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.