Penderitaan Wanita Orgasme Berkali-kali Sehari, Sudah Dimulai Sejak Usia 14
GH News August 09, 2025 02:09 PM
Jakarta -

Sebuah laporan kasus terbaru yang diterbitkan dalam AME Case Reports menyoroti kondisi medis langka dan menyedihkan yang dikenal sebagai Persistent Genital Arousal Disorder (PGAD). Studi ini mengisahkan pengalaman seorang wanita berusia 20 tahun di China yang mengalami sensasi orgasme spontan dan tak terkendali, yang sama sekali tidak berhubungan dengan hasrat seksual.

Diberitakan PsyPost, gejalanya yang mengganggu itu berlangsung selama bertahun-tahun, sangat memengaruhi kehidupan sehari-harinya, tetapi pada akhirnya dapat diredakan dengan pengobatan antipsikotik. Laporan tersebut ditulis oleh Jing Yan dan Dafang Ouyang dari Rumah Sakit Universitas Peking di Beijing.

Meskipun PGAD sering disalahpahami, laporan ini menekankan bahwa sensasi ini bukanlah sesuatu yang menyenangkan. Pasien mengalami sensasi orgasme spontan yang terjadi berkali-kali dalam sehari, berlangsung dari beberapa detik hingga berjam-jam, seringkali tanpa pemicu apa pun.

Kondisi ini menyebabkan penderitaan yang luar biasa dan mengganggu kemampuannya untuk sekolah, bekerja, atau mempertahankan hubungan sosial. Perjalanan menuju diagnosis juga sangat kompleks. Pada usia 14 tahun, gejalanya pertama kali muncul sebagai sensasi "listrik" di perutnya, yang disertai kontraksi panggul mirip orgasme.

Kasus wanita ini diperumit oleh riwayat medisnya yang kompleks. Ia juga memiliki gejala psikotik, seperti keyakinan bahwa orang lain bisa membaca pikirannya. Kondisi ini membuat dokter awalnya fokus pada pengobatan gejala depresi dan psikotik.

Pengobatan yang diberikan

Para neurolog telah melakukan serangkaian tes seperti EEG dan pemeriksaan fisik untuk menyingkirkan kemungkinan epilepsi dan kelainan struktural pada otak atau organ reproduksi, namun hasilnya nihil. Ketika ia akhirnya dirawat untuk studi kasus, gejalanya begitu parah hingga orgasme spontannya kerap menginterupsi wawancara medisnya.

Terkait pengobatan, para peneliti menemukan bahwa obat antipsikotik, khususnya risperidone dan kemudian olanzapine, berhasil meredakan gejala PGAD-nya sekaligus delusinya. Sensasi orgasmenya menjadi jarang dan tidak terlalu parah, dan ia mampu kembali bekerja dan bersosialisasi.

Penemuan ini menguatkan hipotesis bahwa PGAD mungkin berhubungan dengan disfungsi sistem dopamin. Dopamin adalah neurotransmitter kunci dalam sistem gairah dan penghargaan di otak. Obat antipsikotik yang digunakan bekerja dengan menghambat respons dopamin, sehingga meredam sensasi gairah yang abnormal.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.