Grid.ID - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi ikut soroti banjir di Tasikmalaya. Ia menyinggung soal penanganan dan solusi yang dibutuhkan.

Belum lama ini Dedi Mulyadi menyampaikan keprihatinan atas banjir yang melanda Tasikmalaya. Banjir di 11 titik itu terjadi di wilayah Singaparna.

Meski cepat surut, ternyata masalah banjir di wilayah tersebut tidak bisa dianggap sepele. Dibutuhkan penanganan yang serius.

Selain itu, adanya evaluasi juga diperlukan. Terutama yang berkaitan dengan tata ruang dan kerusakan lingkungan.

"Banjirnya memang cuma sebentar dan cepat surut, tapi bukan berarti bisa diabaikan. Kita harus pastikan penyebabnya dan segera melakukan langkah-langkah perbaikan," ujar Dedi, dikutip dari unggahan video di medis sosial.

Beberapa langkah cepat yang bisa dilakukan telah dirangkum Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Salah satunya berkaitan dengan pengecekan sungai dan drainase.

Dilansir dari Kompas.com, tim dari Dinas Pengelolaan Sumber Data Air (PSDA) serta Dinas Perumahan dan Permukiman langsung diberangkatkan ke Tasikmalaya. Pihaknya akan memastikan kondisi sungai, apakah mengalami pendangkalan atau penyempitan.

Selain itu, saluran drainase juga ditinjau. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah saluran tersumbat oleh sampah atau tertutup bangunan liar.

Langkah selanjutnya yang akan dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat adalah melakukan audit di kawasan hulu. Kondisi di bagian hulu sungai juga harus diperhatikan, apakah terdapat perusakan alam seperti kawasan hijau yang berubah jadi pemukiman.

Semua faktor tersebut dikhawatirkan dapat memperburuk aliran sungai. Pun dengan banjir yang besar meski curah hujan tidak ekstrem.

Langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah evaluasi tata ruang. Banjir bisa menjadi indikator bahwa tata ruang di Tasikmalaya bermasalah.

Terkait banjir di Tasikmalaya, Dedi Mulyadi menyebut bahwa dirinya sudah menghubungi Bupati Tasikmalaya, Cecep Nurul Yakin. Ia pun berharap Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya segera berkoordinasi dengan tim provinsi untuk menindaklanjuti persoalan ini.

"Mari kita belajar dari berbagai musibah, karena semua ini adalah kesalahan kita bersama dalam mengelola alam dan lingkungan," ujar Dedi.