TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sebanyak 1.530 titik gerakan pangan murah (GPM) dilaksanakan serentak di RW se-Kota Semarang, Minggu (10/7/2025).
Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah (BI Jateng) bersama Pemerintah Kota Semarang.
Program ini menjadi salah satu langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga pangan dan memastikan ketersediaan komoditas pokok bagi seluruh lapisan masyarakat.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Andi Reina Sari mengemukakan, inflasi Kota Semarang secara bulanan berada dalam tren yang meningkat.
Pada Juli 2025, Kota Semarang kembali mengalami inflasi sebesar 0,23 persen.
Bawang Merah dan Beras tercatat menjadi top five komoditas penyumbang inflasi Kota Semarang pada Juli dengan andil masing-masing sebesar 0,03 persen.
"Dengan gerakan ini, mudah-mudahan inflasi beras yang setelah dua bulan ini kejadian di Semarang itu bisa kita kendalikan," ujar Reina, saat gerakan pangan murah di Lapangan Bumirejo, Banyumanik.
Pada gerakan pangan murah di 1.530 tirik, tersedia beragam komoditi pokok, antara lain 77,5 ton beras SPHP dari Bulog serta 2.000 kg beras Pak Rahman.
Kemudian, ada 300 liter minyak goreng, 300 kilogram telur ayam ras, 200 kilogram gula pasir, dan 400 kilogram aneka bawang.
Selain itu, ada pula beragam produk dari para pelaku UMKM setempat.
Dari segi harga, komoditi pangan pada gerakan pangan murah ini dijual lebih murah dibanding harga pasaran.
Beras Pak Rahman dijual Rp 62.000/kg. Beras SPHP dibanderol Rp 56.000/kg. Sedangkan, beras sentra ramos Rp 72.000/kg.
Telur ayam ras dibanderol Rp 25.000/kg, sementara telur omega Rp 27.000/kg.
Gula pasir dibanderol Rp 16.500 - Rp 17.500/kg.
Minyak dijual mulai dari Rp 15.000/kg hingga Rp 18.500/kg.
Bawamg merah dibanderol Rp 24.000/500g dan bawang putih Rp 18.000/500g.
Daging ayam seharga Rp 32.000/ekor. Serta ada beragam sayuran, buah-buahan, serta berbagai makanan.
Menurut Reina, ini merupakan gerakan pangan murah pertama yang dilaksanakan secara serentak.
Gerakan ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam rangka menjaga stabilitas harga pangan.
"GPM sering tapi yang zerentak di 1.500 titik tuh kayaknya baru rekor ini. Mudah-mudahan ini juga bisa menginisiasi dan direplikasi di daerah lain bahwa kita bisa mulai dari yang kecil di daerah sekitar kita tanpa harus besar," ujar Reina.
Lebih lanjut, Reina menekankan, penting memperkuat untuk sinergi antara pemerintah daerah, Bank Indonesia, Bulog, dan instansi terkait stabilisasi pasokan dan distribusi pangan strategis.
"Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang penjualan bahan pangan murah, tetapi juga momentum untuk memperkuat rantai pasok antarwilayah dan mendukung pemberdayaan UMKM lokal," tuturnya.
Dia menambahkan, kehadiran Kempling Semar pada seluruh titik pelaksanaan memastikan distribusi berlangsung efisien, tepat sasaran, dan memberikan manfaat yang merata di seluruh Kota Semarang.
Pelaksanaan GPM serentak ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pengendalian inflasi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta memperkuat ketahanan pangan daerah menjelang Hari Kemerdekaan.
Sementara itu, Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti menyampaikan, program gerakan pangan murah ini berkala dilakukan dari Dinas Ketahanan Pangan, Bank Indonesia, Bulog, dan insntansi terkait.
"Dimana ini harga ada tinggi tiba-tiba gitu, mereka akan datang. Nanti kalau semua harga sudah stabil proses penstabilannya dilakukan, waktunya agak renggang. Tapi kalau nanti misalnya mau menjelang 17 Agustus biasanya semuanya mahal nih. Nah, turun lagi. Begitulah seterusnya," jelas Agustina.
Efektifitas gerakan pangan murah serentak ini nantinya diukur oleh BPS dan Bank Indonesia. Pada high level meeting beberapa waktu lalu, kata dia, proses pengendalian inflasi paling baik melalui gerakan ini.
"Padahal kita itu kan enggak punya sawah. Tapi, kok bisa mengintervensi beras sampai ke titik-titik kecil. Apa resepnya? Ya, dari Bank Indonesia mengatakan gerakan Lumbung Semar dan Kempling Semar seperti ini nih," tuturnya.
Agustina memastikan, gerakan ini tidak akan merugikan industri perdagangan sembako tidak karena dalam pelaksanaanya menggandeng mereka.
"Pemerintah Kota Semarang .embantu distribusi lebih dekat, mereka memberi diskon sehingga masyarakat membeli menjadi lebih murah. Nah, itulah intervensi kita," jelasnya.
Target 30 Ribu Ton
Perum Bulog Cabang Semarang menggelontor beras SPHP di 1.530 titik gerakan pangan murah (GPM) secara serentak se-Ibu Kota Jateng, Minggu (10/8/2025).
Gerakan ini diharapkan bisa segera menurunkan harga beras di pasaran.
Pimpinan Perum Bulog Cabang Semarang Rendy Ardiansyah mengatakan, selama dua bulan terakhir harga beras di pasaran cenderung meningkat, bahkan di atas harga eceran tertinggi.
Perum Bulog menggelontor beras subsidi untuk menekan harga beras di pasaran.
"Hari ini, alhamdulillah ini atas sinergi koordinasi dan kolaborasi dari Pemerintah Kota Semarang. Alhamdulillah, sangat care perhatian terhadap kondisi pangan di masing-masing. Atas support dari Ibu Walikota, Dinas Ketahanan Pangan, hari ini serentak melakukan gerakan tangan murah di 1.530 titik. Harapan dari kegiatan hari ini bisa segera mengoreksi harga beras di khususnya Kota Semarang," tutur Rendy.
Rendy menjelaskan, Bulog menyalurkan beras SPHP langsung kepada konsumen akhir tanpa melalui perantara.
Penyaluran dilakukan melalui pasar tradisional, pasar rakyat, serta GPM dengan melibatkan instansi pemerintah, TNI, Polri, dan BUMN.
Ia optimistis dampak penyaluran akan terasa dalam beberapa hari ke depan.
"Masyarakat akan tahu bahwa beras SPHP berkualitas baik tersedia di banyak titik dengan harga di bawah HET. Dalam waktu 1–3 hari, saya yakin ini bisa mengoreksi harga beras di pasaran," kata Rendy.
Secara nasional, dia menyebut, target penyaluran SPHP Juli–Desember 2025 mencapai 1,3 juta ton.
Untuk wilayah kerja Bulog Semarang yang mencakup enam kabupaten/kota, targetnya sekitar 30.000 ton.
Hingga saat ini, penyaluran dari Perum Bulog Semarang sudah berkisar 5.000 tok.
"Jadi untuk penyaluran SP HP untuk 1-2 minggu ini sangat masif permintaan dari Polres, TNI, pemerintah. Target mereka itu rata-rata 100 ton per minggu," paparnya.
Dia memastikan, stok beras di Kota Semarang mencukupi hingga satu bulan ke depan.
Ada sekitar 70.000 ton. (eyf)