BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Aksi memutus jalan kebun yang bermuara ke aspal jalan poros menuju Desa Tebingsiring, Kecamatan Bajuin, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), dilakukan warga setempat, malam tadi.
Pada video yang beredar di sosial media, tampak cukup banyak warga yang turun ke lokasi melakukan pemutusan jalan kebun tersebut. Terlihat pula Kades Tebingsiring Mulyadi.
Dikonfirmasi melalui telepon, Rabu (13/8/2025), Mulyadi membenarkan aksi warganya tersebut. "Apa yang kami lakukan itu semata-mata karena tidak ingin jalan aspal menuju kampung kami hancur oleh angkutan truk batu gunung," tegasnya.
Ia mengatakan sekitar 150 orang warga yang malam tadi bergotong-royong memutus jalan kebun di area kebun sawit PTPN di wilayah Desa Ambungan, Kecamatan Pelaihari, tersebut.
Warganya hanya menggunakan alat seadanya yaitu linggis dan cangkul. Kegiatan dimulai setelah waktu maghrib hingga sekitar pukul 21.00 Wita.
Pihaknya memutus bagian muara jalan kebun itu dengan cara menggali sedalam sekitar 25 sentimeter dan lebar sekitar setengah meter. Panjangnya sekitar 15 meter.
Lebar badan jalan kebun tersebut dikatakannya hanya sekitar tiga meter. Namun penggalian dilakukan sepanjang 15 meter guna memastikan truk tak bisa lagi lewat melalui sisi-sisi sekitar bahu jalan kebun tersebut.
"Soalnya sebelumnya kan sudah juga diputus pakai alat berat. Tapi ternyata truk tetap bisa lewat karena truk turun dari bahu jalan. Lalu meletakkan kayu dan bisa menjangkau jalan aspal," papar Mulyadi.
Ia mengatakan sebelum pihaknya memutus jalan kebun itu, lebih dulu berkoordinasi meminta izin ke pihak manajemen PTPN.
Jalan kebun yang bagian muaranya diputus tersebut, papar Mulyadi, juga bukan jalan satu-satunya. Masih ada jalan kebun lainnya sehingga aktivitas angkutan kebun sawit setempat tetap berjalan atau tak begitu terdampak.
Mulyadi mengatakan sejak jalan poros menuju desanya diaspal Pemkab Tala tahun lalu, sejak itu pula truk-truk batu gunung melintasi karena jalan menjadi nyaman dilewati dari semula compang-camping.
Kondisi itu terus berlanjut hingga sekarang. Kadang hilir mudik angkutan tersebut cukup intens siang malam.
Pihaknya tak ingin jalan aspal tersebut hancur mengingat perjuangan panjang selama ini untuk menikmati dapat jalan yang layak. Karena itu pemutusan jalan kebun yang menjadi jalur angkutan batu gunung tersebut terpaksa dilakukan demi menjaga jalan aspal tetap dalam kondisi baik.
Apalagi jalan itu merupakan jalan utama bagi warga Desa Tebiringsiring menuju Kota Pelaihari untuk berbelanja maupun mejual hasil bumi. Juga menjadi jalan utama pelajar menuju sekolah (SMA sederajat atau kampus).
(Banjarmasinpost.co.id/banyu langit roynalendra nareswara)