Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengingatkan soal peluang peningkatan literasi keuangan digital bagi perempuan sebagai bagian dari upaya pemberdayaan untuk mewujudkan kesetaraan.

"Kemampuan di sisi literasi keuangan digital merupakan salah satu peluang yang harus diambil perempuan untuk merealisasikan kesetaraan," kata Rerie, sapaan karibnya, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.

Anggota Komisi X DPR RI itu memandang peningkatan literasi digital dan keuangan harus menjadi bagian dari upaya pemberdayaan di lingkungan masyarakat.

"Termasuk, pemberdayaan perempuan melalui literasi keuangan digital," ucapnya.

Dia lantas memaparkan data statistik telekomunikasi Indonesia tahun 2023 yang mencatat pengguna internet laki-laki mencapai 72,07 persen, sedangkan perempuan 66,35 persen.

Adapun berdasarkan catatan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), kata dia, kondisi tersebut diperparah oleh keterbatasan akses informasi, peluang ekonomi, dan stereotip gender yang menganggap perempuan kurang mampu mengelola layanan keuangan digital.

Sementara itu, lanjut dia, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), meskipun 80,5 persen penduduk Indonesia sudah memiliki akses layanan keuangan, namun tingkat pemahaman masyarakat terhadap produk keuangan masih relatif rendah, yaitu sekitar 66 persen.

Untuk itu, dia mengingatkan agar kondisi di atas harus benar-benar dicermati oleh para pemangku kepentingan dalam upaya meningkatkan literasi keuangan digital bagi perempuan.

"Upaya pemberdayaan dari sisi kemudahan akses digital dan literasi keuangan digital harus dilakukan secara konsisten," tuturnya.

Terakhir, dia pun berharap kemauan politik (political will) para pemangku kebijakan dalam pemberdayaan perempuan melalui peningkatan literasi keuangan digital dapat konsisten dilakukan.

Hal tersebut, sambung dia, demi mewujudkan kemandirian perempuan dan masyarakat secara luas di tengah gejolak ekonomi global dan nasional yang terjadi saat ini.