‘Gampang di Canva’, Kampanye Besar untuk Dongkrak UMKM Indonesia
Ida Bagus Artha Kusuma August 13, 2025 01:34 AM

nextren.com - Canva meluncurkan kampanye merek berskala besar pertamanya di Indonesia bertajuk “Gampang di Canva” pada 11 Agustus 2025.

Fokus utamanya sederhana: membuat desain profesional terasa dekat, menyenangkan, dan—sesuai namanya—gampang, terutama bagi jutaan pelaku UMKM yang selama ini terkendala sumber daya dan waktu.

Di tengah kompetisi bisnis yang kian visual, pesan kampanye ini tegas: desain bukan sekadar pemanis, melainkan akselerator pertumbuhan.

Storyline

Kampanye ini mengangkat celetukan familiar “nenek saja bisa” untuk menekankan bahwa siapa pun mampu berkarya visual.

Pendekatan ini bukan sekadar gimmick; ia menggandeng konteks budaya populer agar kemudahan desain terasa relate bagi pemilik toko keluarga, warung pinggir jalan, hingga startup digital.

Hasilnya, pesan kampanye tidak elitis dan mengundang senyum—persis seperti audiens UMKM yang disasar.

Cerita bermula di sebuah toko batik keluarga yang sepi. Satu komentar “Gampang kok” memantik punchline “Gampang? Nenekmu nge-trail!” yang lalu berubah menjadi adegan jenaka: sang nenek datang dengan gaya, memperkenalkan Canva sebagai solusi.

Film kemudian beralih menjadi tutorial singkat dan menarik—menunjukkan template media sosial yang dilokalkan, alat pengeditan foto praktis, hingga Magic Studio (AI).

Dalam alur ringkas, toko kembali ramai, semangat terangkat, dan pesan mengkristal: akses desain yang tepat bisa mengubah roda bisnis.

Pesan Yang Ditawarkan

Kampanye menegaskan bahwa branding yang baik kini dapat diakses siapa saja. Dengan alat desain yang ramah pemula sekaligus cukup tangguh untuk pengguna berpengalaman, Canva memadukan kemudahan pakai dengan kemampuan AI.

Bagi UMKM, ini berarti: pembuatan materi promosi yang konsisten, cepat, dan selaras identitas lokal—tanpa kehilangan otentisitas kampung halaman saat tampil di etalase digital.

Ruoshan Tao, Kepala Pemasaran Asia Tenggara dan Amerika Latin Canva, menekankan urgensi visibilitas. Menurutnya, desain yang hebat dan sederhana mampu mendorong pertumbuhan, kreativitas, dan kepercayaan diri.

Pesan inti “buat yang rumit jadi sederhana” sengaja dipilih karena selaras dengan realitas UMKM: serba cepat, serba terbatas, namun berambisi besar.

Peluncuran kampanye dilakukan lintas kanal—dari televisi, layanan streaming, YouTube, Meta, TikTok, hingga iklan luar ruang (OOH) di jalur MRT dan halte bus strategis di Jakarta.

Jangkauan diperluas lewat kolaborasi kreator dan konten regional, plus aktivasi hiperlokal yang mendekatkan praktik desain ke komunitas.

Strategi ini menyasar awareness massal sekaligus kedekatan komunitas, dua hal yang seringkali krusial bagi adopsi produk kreatif.

Indonesia disebut sebagai pasar terbesar ketiga Canva secara global. Ekosistemnya ditopang oleh puluhan ribu pendidik, ratusan kreator lokal yang mencetak ribuan template per bulan, serta jaringan duta Canva di puluhan provinsi.

Canva juga memperkuat komitmen melalui kemitraan dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menghadirkan pelatihan langsung dan konten yang selaras budaya—sebuah strategi yang menyeberangkan “kemudahan desain” dari slogan menjadi praktik.

Bagi UMKM, tantangan pemasaran sering bukan di ide, tetapi pada kecepatan eksekusi dan konsistensi visual di banyak kanal.

“Gampang di Canva” menyodorkan proposisi nilai yang relevan: mempercepat produksi materi, menjaga identitas merek, sekaligus memberi ruang eksplorasi kreatif berkat AI.

Narasi lokal membuat pesan lebih mendarat, sementara strategi media massal dan hiperlokal berpotensi memperkecil jarak dari awareness ke penggunaan.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.