Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Francine Widjojo mengatakan akses masuk ke Stasiun Cikini perlu ditata ulang karena selama ini akses yang tersedia masih terlalu jauh sehingga pengguna KRL lebih memilih melompati pagar.

"Untuk menuju pintu masuk di bagian tengah, pejalan kaki seringkali harus menempuh jalan memutar yang cukup jauh," kata Francine di Jakarta, Rabu.

Dia pun menyarankan agar dibuat akses masuk ke stasiun yang tidak terlalu jauh dengan menyediakan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO).

Pernyataan tersebut dia sampaikan terkait langkah PT KAI yang meninggikan pagar pembatas di Stasiun Cikini menyusul maraknya pengguna KRL yang melompati pagar meskipun telah disediakan akses resmi.

Menurut Francine, ada alasan tertentu di balik banyaknya penumpang KRL yang melompati pagar di Stasiun Cikini.

Namun dia menilai langkah KAI yang membuat jalan memutar tidak salah karena bertujuan mengantisipasi lokasi di depan pintu masuk stasiun itu menjadi tempat drop off atau pangkalan ojek dan mencegah pengguna KRL menyeberang di tempat yang tidak ditentukan.

"Selain menyebabkan kemacetan, ini juga berbahaya bagi penumpang KRL," ujar Francine.

Oleh karena itu, dia meminta kepada PT KAI agar mengutamakan solusi yang dapat diterima semua pihak ketimbang meninggikan pagar yang merusak estetika kota.

"KAI dapat bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta untuk menyediakan lokasi drop-off dan pick-up," tutur Francine.

Lebih lanjut, dia juga berharap PT KAI bisa melibatkan Pemprov DKI Jakarta untuk mengkaji lokasi yang sesuai untuk JPO atau pelican crossing.

Dia menilai akses yang mudah dijangkau oleh pejalan kaki akan membuat warga semakin nyaman menggunakan moda transportasi umum.

"Dengan sendirinya akan membuat masyarakat mau berpindah ke moda angkutan umum dan meningkatkan jumlah pengguna KRL," tutup Francine.