Presenter Ngakak saat Tanya Ada AK-47 di Film Merah Putih: One for All, Ini Jawaban Sutradara
Pravitri Retno W August 16, 2025 08:32 AM

Film Merah Putih One For All yang tayang sejak 14 Agustus 2025 di bioskop Indonesia, terus menjadi bahan perbincangan masyarakat.

Film Merah Putih One For All diketahui garapan rumah produksi Perfiki Kreasindo, bagian dari Yayasan nirlaba Pusat Perfilman H Usmar Ismail, beralamat di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan.

Film yang kehadirannya untuk ikut menyemarakkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia (RI) sedang disorot, utamanya perihal kualitas.

Termasuk di antaranya yang tidak luput dari perhatian warganet terkait adanya senjata AK-47 di salah satu scene atau adegan.

Pada potongan adegan, tampak anak-anak tokoh dalam film sedang berada di sebuah gudang.

Dalam bangunan itu, terlihat jelas sejumlah senjata laras panjang tersusun rapi di dalam lemari.

Produser Eksekutif-Sutradara Merah Putih: One for All, Endiarto, mengungkapkan maksud dari adanya senjata dalam scene saat diwawancarai Prasidya Puspa, presenter CNN Indonesia.

Puspa awalnya membacakan pertanyaan yang dikirim oleh pemirsa.

"Pertanyaan dari Bella Putri. Pak, gimana ceritanya di balai desa ada senjata AK-47?" tanya dia.

Berkat pertanyaan ini, Puspa dan Endiarto tak kuat menahan tawa.

Bahkan, Puspa tertunduk sesaat sambil berusaha menutup bagian mulutnya.

Endiarto kemudian membeberkan alasan di balik keberadaan AK-47 dalam filmnya.

Pria berkumis itu menjelaskan, senjata itu hanyalah properti untuk perayaan 17 Agustus dalam film Merah Putih: One for All.

"Itulah kalau tidak menonton secara penuh hanya cuma 2 menit 1 detik. Itu gudang desa, tempat menyimpan bendera dan semua properti untuk 17 Agustus." 

"Di mana kita paham setiap 17 Agustus dramanya yang ada adalah pasukan Belanda pakai topi, pakai baju hijau dan selalu membawa senapan."

"Itu adalah properti untuk perayaan kemerdekaan milik desa itu yang disimpan di situ tentunya. Ada banyak properti, bambu runcing, ada bendera juga di situ dan macam-macam. Jadi itu bukan senjata sungguhan, tapi itu properti mainan," urai Endiarto, dikutip dari kanal YouTube CNN Indonesia, Sabtu (15/8/2025).

Ide muncul sejak 2024

Endiarto dalam kesempatannya juga membeberkan proses produksi film Merah Putih: One for All.

Ia mengatakan, ide pembuatan film datang setelah perayaan 17 Agustus 2024 lalu.

Latar belakangnya berasal dari keprihatinan Endiarto.

Dirinya menilai saat Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) tidak dimeriahkan dengan hadirnya film-film bernuansa kecintaan terhadap bangsa.

"Nah, kami menginisiasi terbetik ada satu harapan kita bisa memberikan ini karena kita masing-masing punya kemampuan dan potensi," ujarnya.

Proses pembuatan film, lanjut Endiarto, sudah dimulai sejak September 2024.

Tim mulai mematangkan ide, membuat sinopsis cerita, alur ceria, hingga tokoh-tokoh dalam film.

Endiarto menyebut, proses 'menjahit' filmnya kurang lebih selama 2,5 bulan.

Ia juga membantah, film Merah Putih: One for All dibuat hanya 2 bulan saja.

"Kalau proses keseluruhan itu sudah hampir 1 tahun," tegasnya.

Layak tayang?

Produser sekaligus sutradara Film Merah Putih: One For All Endiarto berkunjung ke Studio Tribunnews, Jakarta, Rabu (13/8/2025). Dalam kunjungan itu, Endiarto mengklarifikasi sejumlah kritik terkait film animasi yang rencananya tayang pada 14 Agustus 2025.
Produser sekaligus sutradara Film Merah Putih: One For All Endiarto berkunjung ke Studio Tribunnews, Jakarta, Rabu (13/8/2025). Dalam kunjungan itu, Endiarto mengklarifikasi sejumlah kritik terkait film animasi yang rencananya tayang pada 14 Agustus 2025. (TRIBUNNEWS/Imanuel Nicolas Manaf)

Endiarto turut menyoroti soal soal kelayakan filmnya hingga bisa tembus ke layar lebar.

Hal ini sekaligus menjawab pertanyaan yang menilai film Merah Putih: One for All memiliki grafik atau animasi buruk.

Ia menegaskan, ada dua pedoman penting yang diusung dalam film ini.

Pertama, Endiarto ingin membuat film dengan narasi yang sederhana, simpel. Kedua dengan standar leveling animasi.

"Tidak usah terlalu berbelit-belit dan terlalu tinggi karena ini konsumsinya khusus buat anak-anak SD dan SMP," bebernya.

Meski sederhana, Endiarto menegaskan, ada pesan moral yang terkandung dalam film Merah Putih: One for All.

"Ada pesan moral untuk kebangsaan lewat perbedaan sejak dini kepada anak-anak. Karena anak-anak itu kan perlu mendapatkan perhatian yang lebih tanda kutip dan lewat film animasi anak-anak ini kita berharap itu bisa memenuhi sedikit," tandasnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.