Penyuluhan Kesehatan Mahasiswa KKN UTA'45 di Kalibaru Jakut Soroti Bahaya Diabetes dan Hipertensi
Satrio Sarwo Trengginas August 16, 2025 10:30 PM

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (UTA'45) Jakarta yang tengah menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di pesisir Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, menggelar kegiatan pengecekan dan penyuluhan kesehatan kepada warga setempat.

Selain penyuluhan soal penyakit diabetes dan hipertensi, kegiatan yang termasuk Program Kerja Kelompok 5 KKN UTA'45 Jakarta 2025 ini juga diisi dengan pemeriksaan kesehatan yang diikuti puluhan warga RW 06 Kelurahan Kalibaru.

Dosen Fakultas Farmasi UTA'45 Jakarta apt. Rizky Farmasita Budiastuti mengatakan, penyuluhan ini bertujuan mencerahkan masyarakat soal bahaya diabetes dan hipertensi.

Pasalnya, kedua penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan serius di tengah-tengah masyarakat Jakarta lantaran sering tidak disadari gejalanya.

"Diabetes adalah penyakit kronis akibat kadar gula darah terlalu tinggi. Hal ini bisa disebabkan tubuh tidak cukup menghasilkan insulin atau karena insulin tidak bekerja efektif," katanya, dikutip Sabtu (16/8/2025).

Rizky Farmasita mengungkapkan, insulin merupakan hormon pengatur gula darah yang vital bagi tubuh.

Sementara itu, hipertensi atau tekanan darah tinggi ditandai dengan kondisi tekanan darah mencapai 140/90 mmHg atau lebih secara konsisten.

"Hipertensi sering disebut sebagai silent killer, karena banyak penderita tidak merasakan gejala sama sekali," tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, ia memaparkan sejumlah gejala diabetes seperti sering buang air kecil, merasa haus, berat badan turun drastis, luka yang sulit sembuh, serta sering kesemutan di tangan dan kaki.

Di sisi lain, gejala hipertensi di antaranya sakit kepala, mudah lelah, jantung berdebar, hingga pandangan kabur.

"Jika tidak dikendalikan, diabetes dan hipertensi dapat berujung pada komplikasi berbahaya, mulai dari stroke, serangan jantung, kebutaan, gagal ginjal, hingga amputasi. Kondisi tersebut juga berdampak pada kualitas hidup serta beban biaya pengobatan," ungkapnya.

Adapun penyebab umum diabetes antara lain konsumsi gula berlebih, kurang olahraga, dan faktor keturunan.

Sementara itu, hipertensi kerap dipicu oleh konsumsi garam berlebihan, merokok, alkohol, stres, hingga faktor usia lanjut.

Untuk pencegahan, Rizky Farmasita menganjurkan masyarakat mengurangi makanan asin dan manis, rutin berolahraga ringan, memeriksa tekanan darah serta gula darah secara berkala, dan mematuhi pengobatan sesuai anjuran dokter.

"Obat memang tidak menyembuhkan, tapi berfungsi mengontrol penyakit. Karena itu penting dikonsumsi sesuai resep," ujarnya.

Ia juga meluruskan sejumlah mitos yang berkembang di masyarakat, misalnya anggapan bahwa diabetes hanya disebabkan oleh konsumsi gula.

Faktanya, pola makan, stres, dan faktor genetik juga berperan.

"Begitu pula hipertensi, bukan hanya penyakit orang tua. Anak muda dengan gaya hidup tidak sehat juga bisa terkena," sambungnya.

Sementara itu, Ketua KKN Kelompok 5 UTA'45 Jakarta, Riefqi Hasbi mengatakan, program kerja ini merupakan bagian dari pengabdian masyarakat di bidang kesehatan.

Ia lantas menyampaikan apresiasinya atas partisipasi masyarakat dalam kegiatan tersebut.

"Antusias masyarakat yang hadir sangat besar, sehingga kita berharapnya bisa adanya program keberlanjutan," ujar Riefqi.

 

 

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.