Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Imigrasi memaparkan keberhasilan pencegahan penyelundupan manusia melalui program Desa Binaan Imigrasi di Pertemuan Direktur Jenderal Imigrasi dan Kepala Divisi Urusan Konsuler dari Kementerian Luar Negeri ASEAN (DGICM) 2025.

Desa Binaan Imigrasi dipaparkan secara khusus dalam forum intelijen keimigrasian. Program inisiatif Ditjen Imigrasi tersebut merupakan langkah untuk mengedukasi masyarakat sekaligus mencegah praktik penyelundupan manusia dan tindak pidana perdagangan orang.

“Langkah ini mendapat perhatian positif dari peserta forum karena memadukan pendekatan teknologi dengan pemberdayaan masyarakat,” kata Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Imigrasi Yuldi Yusman dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa.

Dalam forum internasional yang diselenggarakan di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, Selasa (12/8) itu, delegasi Indonesia dipimpin oleh Yuldi Yusman didampingi perwakilan Kementerian Luar Negeri RI dan KBRI Bandar Seri Begawan.

Indonesia memaparkan keberhasilan mengungkap rute penyelundupan manusia melalui kerja sama efektif antara aparat penegak hukum nasional dan internasional. Keberhasilan itu menjadi salah satu praktik baik yang diharapkan dapat direplikasi di negara-negara anggota lainnya.

Selain membahas penanganan penyelundupan manusia, forum tersebut juga menyoroti urgensi peningkatan keamanan di tempat pemeriksaan imigrasi utama.

Indonesia menawarkan model transformasi strategis melalui pemanfaatan teknologi canggih, seperti autogate dan kecerdasan buatan guna mempercepat pemeriksaan dan memperkuat pengawasan.

Usulan kerja sama yang diajukan mencakup perjanjian lintas batas, operasi maritim bersama, serta program pelatihan terpadu bagi petugas keimigrasian.

Pertemuan hari pertama DGICM 2025 menggarisbawahi komitmen bersama seluruh negara anggota ASEAN dan Timor Leste untuk memperkuat kerja sama lintas batas, memerangi penyelundupan manusia, dan meningkatkan keamanan kawasan.

“DGICM merupakan forum strategis untuk membangun sinergi antarnegara dalam menjaga keamanan perbatasan, mencegah kejahatan lintas negara, serta meningkatkan kualitas pelayanan keimigrasian,” ujar dia.

Lebih lanjut Yuldi menegaskan Indonesia mendorong kerja sama yang lebih erat di kawasan, baik melalui informasi, peningkatan kapasitas, maupun pemanfaatan teknologi mutakhir.

“Kami percaya, dengan kolaborasi yang solid, kawasan ASEAN dapat menjadi lebih aman dan tangguh dalam menghadapi tantangan keimigrasian,” demikian Yuldi.