Saat ini Geopark Meratus yang terbentang luas di provinsi ini telah diakui dunia, usai ditetapkan oleh UNESCO sebagai Global Geopark. ANTARA-HO

Banjarmasin (ANTARA) - Sebanyak lima provinsi di Pulau Kalimantan bersiap menawarkan kerja sama investasi 15 proyek strategis kepada beberapa investor dari 12 negara pada kegiatan Pamor Borneo 2025, di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) pada 21-24 Agustus 2025.

“Untuk di wilayah Kalsel akan menarik, karena saat ini Geopark Meratus yang terbentang luas di provinsi ini telah diakui dunia usai ditetapkan oleh UNESCO sebagai Global Geopark. Tentu iklim investasi akan menjadi daya tarik bagi investor dunia,” kata Kepala Perwakilan BI Kalsel Fadjar Majardi saat kegiatan Bincang Bareng Media (BBM), di Banjarmasin, Selasa malam.

Dalam paparan pada pertemuan dengan media ini, Fadjar didampingi Ekonom Ahli BI Kalsel, Kepala Divisi BI Kalsel dan Kepala Tim BI Kalsel, memaparkan kepada puluhan media terkait kesiapan kegiatan Pamor Borneo untuk menyambut para investor dari berbagai negara berinvestasi di Kalimantan.

Fadjar menyebut 15 proyek yang tersebar di Kalimantan itu akan ditawarkan kepada para investor pada sesi bertajuk “Borneo Business and Investment Forum 2025”.

Beberapa proyek tersebut, yakni di Kalsel meliputi Waste Management System berupa pengolahan limbah B3 medis dengan teknologi insinerator dua tahap berkapasitas tiga ton per hari yang dilengkapi dengan sistem pengendalian emisi untuk meminimalkan pencemaran, terletak di TPAS Terpadu Banjarbakula, Banjarbaru

Kemudian, pembangunan dan pengoperasian fasilitas pengelolaan limbah berbahaya, pembangkit listrik tenaga air di Kusan Kabupaten Tanah Bumbu, serta pembangunan fasilitas pemotongan ayam yang higienis dengan penyimpanan bersuhu rendah untuk menjaga mutu serta keamanan produk hingga tahap distribusi.

Selanjutnya di Provinsi Kalimantan Tengah ada Ekowisata Kota Palangkaraya dan Pusat Budi Daya Udang Vaname di Desa Sungai Raja, Kecamatan Jelai, Kabupaten Sukamara. Pusat budi daya udang itu menghasilkan berbagai inovasi produk turunan bernilai tinggi, seperti kitosan dari kulit udang untuk kosmetik, tepung udang untuk pakan ternak dan pupuk organik, serta produk olahan lain yang bernilai tambah.

Lalu, di Provinsi Kalimantan Barat ada proyek hilirisasi bauksit tepatnya di Kawasan Industri Ketapang, mengolah Smelter Grade Alumina (SGA) menjadi aluminium billet, alloy, dan slab dengan kapasitas 500.000 ton per tahun untuk memenuhi tingginya permintaan aluminium domestik, khususnya untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Di Provinsi Kalimantan Timur, yakni sistem pengelolaan limbah di Balikpapan, komoditas turunan kelapa sawit berbasis kimia di Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan di Kutai Timur, dan industri hilirisasi minyak kelapa sawit.

Kemudian, proyek industri oleokomia di Bontang, memanfaatkan kelapa sawit sebagai bahan baku utama untuk memproduksi asam lemak dan gliserin. Dengan kapasitas produksi 91,2 ton per tahun, proyek ini diharapkan memenuhi permintaan global yang terus meningkat sekaligus memberikan nilai tambah bagi potensi perkebunan sawit lokal.

Terakhir di Provinsi Kalimantan Utara, yakni proyek pembangunan Rumah Sakit Tipe B di Tanjung Selor, Bulungan, dengan memanfaatkan lokasi strategis di lahan seluas lima hektare untuk menyediakan layanan kesehatan lebih lengkap dan cepat bagi sekitar 168 ribu penduduk, guna melengkapi layanan kesehatan yang saat ini hanya tersedia di satu RS Tipe C. Lalu, industri pakam ikan dan pengembangan Pelabuhan Besar Bebatu di Kabupaten Tanah Tidung.

Kepala BI Kalsel Fadjar menegaskan bahwa 15 proyek ini memiliki potensi untuk menarik para investor dari 12 negara. Karena jauh sebelum pelaksanaan Pamor Borneo di Kalsel pada 21-24 Agustus 2025, pihaknya bersama pemerintah daerah terkait telah mempersiapkan dengan sebaik mungkin.

“Sebanyak 15 proyek ini telah kami publikasikan ke luar negeri. Bahkan kami memiliki jaringan melalui Bank Indonesia di luar negeri, termasuk bantuan kedutaan besar dan para pemangku kepentingan lainnya,” ujar Fadjar.

Kegiatan Pamor Borneo di Kalimantan merupakan kegiatan tahunan yang diinisiasi untuk mendukung ketahanan ekonomi nasional dengan tiga misi besar di kancah internasional, yakni sektor perdagangan, investasi, dan pariwisata.