Alun-Alun Pati Jadi Arena Festival 1000 Lilin, Aksi Peringati Tujuh Hari Menghilangnya Bupati Sudewo
Tim Video Editor August 21, 2025 12:30 AM

TRIBUNJATENG.COM, PATI - Berikut ini video Alun-Alun Pati Jadi Arena Festival 1000 Lilin, Aksi Peringati Tujuh Hari Menghilangnya Bupati Sudewo

Area pedestrian bundaran Alun-alun Pati mendadak dikelilingi nyala ratusan lilin pada Rabu (20/8/2025) malam.

Lilin tersebut dinyalakan warga yang berkumpul di alun-alun.

Mulai dari sisi utara, tepatnya di seberang Posko Masyarakat Pati Bersatu di bawah videotron depan Kantor Bupati Pati.

Aksi tersebut seakan menular, memancing lebih banyak warga untuk ikut menyalakan lilin dan memasangnya di tepi bundaran alun-alun.

Ada pula yang menabur bunga mawar merah dan putih yang biasanya menjadi bunga taburan makam.

Untuk diketahui, beberapa waktu belakangan beredar di media sosial sebuah pamflet ajakan untuk melakukan aksi "Festival 1.000 Lilin" pada 20 Agustus 2025.

Dalam narasi pamflet digital tersebut, lokasi pemasangan lilin sebetulnya di trotoar depan Kantor Bupati Pati.

Namun saat aksi digelar, lilin dinyalakan di area bundaran alun-alun.

Dalam pamflet tersebut, dijelaskan pula bahwa aksi ini merupakan simbol peringatan tujuh hari Bupati Pati Sudewo "meninggalkan" Pendopo.

Kata "MENINGGAL" ditulis jelas menggunakan huruf kapital.

Adapun akhiran "-kan" ditulis dengan huruf kecil.

Sebagaimana diketahui, sejak didemo oleh puluhan ribu warga yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pati Bersatu pada Rabu (13/8/2025), Bupati Pati Sudewo memang belum menampakkan diri ke publik.

Dia juga absen dalam beberapa agenda pemerintahan daerah.

Mewakilkan dirinya kepada Wakil Bupati Risma Ardhi Chandra dan Pj Sekda Riyoso.

Termasuk agenda rapat paripurna terkait Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) di Gedung DPRD Kabupaten Pati pada, Rabu (20/8/2025), Sudewo tidak hadir dan diwakili Pj Sekda.

Bahkan, pada upacara HUT ke-80 RI di Halaman Kantor Setda Kabupaten Pati, peran Sudewo sebagai inspektur upacara digantikan oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen.

Taj Yasin menyebut hadir karena diutus Gubernur Ahmad Luthfi untuk menggantikan Sudewo yang tengah sakit.

Aksi menyalakan lilin ini seolah menjadi gerakan bernuansa satire atau sindiran terhadap Sudewo yang "menghilang" setelah didemo warga.

Tidak diketahui siapa yang menjadi inisiator aksi ini.

Masyarakat Pati Bersatu pun tidak tahu-menahu.

Tidak Tahu Siapa Inisiatornya

Salah satu koordinator Posko Masyarakat Pati Bersatu, Hanif Wagirin mengatakan bahwa aksi menyalakan lilin ini bukan dikomandoi oleh pihaknya.

"Kami dari Masyarakat Pati Bersatu tidak tahu kalau ada aksi ini."

"Di pamflet yang tersebar pun tidak jelas siapa Korlap atau penanggungjawabnya."

"Saya tidak tahu apakah ada 'permainan' di balik ini."

"Mungkin juga memang spontanitas warga."

"Intinya aksi ini bukan dari Masyarakat Pati Bersatu," jelas Hanif.

Dia menduga, warga yang melihat pamflet di media sosial tergerak untuk datang ke alun-alun sambil membawa lilin.

Kemudian warga lain yang melihat terpancing sehingga semakin banyak yang menyalakan lilin di alun-alun.

"Kalau di pamflet yang tersebar di medsos, dikatakan bahwa aksi ini dilakukan untuk memperingati tujuh hari Bupati meninggalkan pendopo."

"Tapi pamflet itu bukan dari kami," terang Hanif.

Menurut dia, hal ini mengindikasikan bahwa banyak warga yang penasaran dengan hasil akhir dari gejolak terkait pemakzulan Bupati Pati Sudewo.

"Mereka sepertinya penasaran dengan hasil kasus ini."

"Maksudnya, entah bupati dimakzulkan atau tidak, mereka penasaran dengan hasil akhirnya."

"Tapi saya tidak bisa berkomentar banyak karena ini bukan aksi dari kami."

"Yang jelas, selama tidak anarkis dan tujuannya baik, kami mendukung," tandas Hanif.

Nur Zulaikah, warga Wedarijaksa ini datang dan ikut menyalakan lilin di alun-alun setelah melihat informasi tentang kegiatan ini di media sosial.

Dia datang bersama suami dan teman-temannya untuk meramaikan "Festival 1.000 Lilin" ini.

Namun, berbeda dari tujuan kegiatan yang dinarasikan dalam pamflet, Nur tidak punya tendensi spesifik untuk menyindir Bupati.

Dia menganggap pemasangan lilin-lilin ini sebagai simbol doa agar Pati senantiasa damai.

"Semoga masyarakat Pati semakin damai dan lebih baik lagi."

"Pokoknya Pati cinta damai."

"Semoga Pati cepat pulih seperti semula, damai dan baik-baik saja."

"Itu doa saya untuk Pati," ucap dia. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.