Kenalan dengan Aruma, Mahasiswa ITB yang Rancang Gitar Rotan Buat Tugas Akhir
GH News August 22, 2025 10:09 AM
Jakarta -

Aruma membuat Tugas Akhir yang cukup unik. Mahasiswa ITB sekaligus musisi ini merancang gitar untuk proyek akhirnya.

Untuk meraih gelar sarjana, mahasiswa Desain Produk perlu membuat proyek akhir atau Tugas Akhir.Aruma kemudian terpikir untuk membuat produk yang menyatu dengan dirinya sebagai musisi.

Ia merancang sebuah gitar akustik berbahan karuun, rotan yang telah diproses ulang menjadi lembaran/vinir, yang biasanya digunakan untuk furnitur. Aruma menjelaskan bahwa pilihan gitar berangkat dari ketertarikannya pada instrumen yang paling populer secara global.

"Gitar itu instrumen paling diminati di dunia. Aku sendiri juga sering manggung pakai gitar. Jadi karya ini bukan hanya sekadar akademik, tapi bisa aku pakai langsung di panggung," ujarnya dalam laman ITB, Kamis (21/8/2025).

Material Karuun dalam Pembuatan Gitar

Penggunaan karuun dalam pembuatan gitar menjadi keunikan dalam Tugas Akhir Aruma. Sebelumnya, material ini dikenal luas di industri furnitur, namun belum pernah dieksplorasi secara akustik.

Aruma menemukan bahwa karuun membuat gitar lebih ringan, fleksibel, dan memungkinkan desain bentuk tubuh gitar yang lebih beragam dibandingkan kayu. Bentuk-bentuk lengkung yang ia ciptakan bukan sekadar estetika, melainkan juga hasil riset ergonomi untuk kenyamanan pemain gitar.

"Karena karuun lebih elastis dan fleksibel, gitar bisa dibentuk dengan kurva yang lebih banyak. Itu penting, bukan cuma buat tampilan, tapi juga buat kenyamanan main," jelasnya.

Proses Riset Gitar dari Bahan Karuun

Proses pengerjaan TA Aruma berlangsung selama satu tahun. Pada enam bulan pertama ia manfaatkan untuk studi gestur dalam bermain gitar, seperti mengukur setiap lekukan, ketebalan, hingga detail kenyamanan yang dibutuhkan pemain. Setelah itu, Aruma bekerja sama dengan musisi dan sound engineer untuk melakukan validasi akustik.

Tes akustik di laboratorium, termasuk analisis sound quality (sharpness, loudness, roughness) dan spectrum analysis, memperlihatkan bahwa gitarkaruun buatannya menghasilkan suara yang lebih hangat dengan karakter mellow, berbeda dari gitar kayu.

"Menurut para musisi, suaranya lebih warmth, lebih cocok untuk musik folk atau mellow. Itu yang bikin gitarnya punya ciri khas," ujarnya.

Tantangan dalam Membentuk Badan Gitar

Proses desain bukan tanpa kendala. Dari 100 alternatif sketsa awal, Aruma harus menyaring hingga tersisa satu desain final. Menurutnya, bagian yang paling sulit adalah membuat badan gitar.

"Headstock dan neck bisa selesai dalam beberapa hari, tapi body itu tantangan terbesar karena materialnya benar-benar baru dipakai untuk alat musik," tutur Aruma.

Aruma bekerja sama dengan dua perajin.Krisandi, yang ahli dalam materialkaruun, sertaRikun, perajin gitar. Dukungan juga datang dari dosen pembimbing, Dr.DwinitaLarasati, M.A. yang mendorongAruma untuk terus mengeksplorasi desain.

Suara Khas dan Nilai Terbaik

Demi menemukan hasil yang ideal, Aruma membuat dua gitar berukuran 1:1 untuk diuji. Hasil tes menunjukkan bahwa gitar finalnya mampu menghasilkan suara berbeda dari gitar kayu, lebih lembut dan mellow, sehingga memiliki karakter baru. Atas kerja keras ini, Aruma meraih salah satu nilai terbaik, yaitu A, dan Cumlaude.

"Bagi aku, ini bukan soal mengejar label inovasi. Ini sesuatu yang personal, aku suka, jadi dikerjakan dengan hati. Karena itu, meski rasanya berat, tapi aku tidak terbebani sama sekali," ucapnya.

Keunikan karyanya membuat gitar karuun tidak hanya menjadi proyek akademik, tetapi juga bagian dari karier musik Aruma. Ia sudah membawa gitar ini ke beberapa panggung. Namun, untuk produksi masal, Aruma masih ingin menunggu.

"Aku pengen istirahat dulu sebelum menjualnya. Rasanya belum siap bersanding dengan gitar-gitar besar yang sudah ada di pasaran. Tapi mungkin nanti bisa dicicil per komponen," katanya.

Ke depan, Aruma berencana fokus penuh sebagai musisi sebelum kembali menekuni dunia desain produk secara profesional dan melanjutkan studi S2.

"Intinya, aku pengen punya waktu full untuk jadi musisi dulu. Banyak kesempatan yang sempat terlewat selama kuliah, jadi sekarang mau dimaksimalkan," tuturnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.