Mendikti Brian Sebut Riset dan Inovasi Kunci Keluar dari Middle Income Trap
GH News August 22, 2025 11:09 AM
Jakarta -

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Republik Indonesia Prof Brian Yuliarto, PhD menegaskan riset dan inovasi menjadi jalan utama bagi Indonesia untuk keluar dari jebakan .

Hal ini disampaikan dalam Rapat Pengampuan Perkuliahan Semester Ganjil Tahun Akademik 2025/2026 di Telkom University (Tel-U), Bandung.

Dalam materi bertajuk "Peran Kampus, Sains dan Teknologi Wujudkan Indonesia Emas 2045", Brian menekankan urgensi penguatan industri berbasis sains dan teknologi yang mampu memberikan lompatan pertumbuhan ekonomi.

"Jika kita berkeinginan untuk memajukan bangsa, kita membutuhkan industri-industri berbasis sains dan teknologi, yang memiliki dampak tidak biasa, tetapi bisa mengamplifikasi beberapa kali. Tidak mudah mengeluarkan suatu bangsa dari , tetapi riset dan inovasi merupakan kunci Indonesia keluar posisi tersebut," ujarnya seperti dikutip dari keterangan tertulis Tel-U, Kamis (21/8/2025).

Istilah atau jebakan pendapatan menengah mengacu pada kondisi ketika sebuah negara mampu keluar dari kelompok negara berpendapatan rendah, tetapi gagal menembus status negara berpendapatan tinggi.

Negara dalam posisi ini biasanya terjebak dalam pertumbuhan ekonomi yang stagnan karena tidak mampu meningkatkan daya saing, memperkuat produktivitas, maupun mengembangkan industri berbasis pengetahuan.

Indonesia sendiri telah masuk dalam kategori negara berpendapatan menengah sejak awal 2000-an. Namun, tanpa terobosan dalam riset, teknologi, dan inovasi, Indonesia berisiko tetap berada dalam jebakan tersebut hingga beberapa dekade mendatang.

Kolaborasi Kampus dan Industri

Brian pun menekankan pentingnya kolaborasi erat antara perguruan tinggi dan dunia industri untuk memperkuat ekosistem riset. Kampus, menurutnya, harus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan penghasil solusi konkret bagi kebutuhan masyarakat serta industri.

Ia juga menegaskan peran pemerintah dalam menjamin ekosistem riset yang sehat agar kolaborasi akademisi dan pelaku usaha dapat berjalan berkelanjutan.

Menutup pemaparannya, Mendikti Brian mengingatkan bahwa riset dan publikasi saja tidak cukup. Dosen juga memiliki tanggung jawab moral untuk membentuk karakter mahasiswa.

"Tugas mulia kita sebagai dosen adalah membentuk mahasiswa dengan jiwa pantang menyerah, tekun, dan gigih, disertai dengan integritas dan kepemimpinan yang baik. Tel-U sebagai kampus terbaik di Indonesia harus mampu melahirkan lulusan dengan karakter tersebut. Ingatlah bahwa setiap kali mereka mencapai kesuksesan dan berperan, kita akan dibalas dengan pahala besar atas kesabaran dalam mendidik dan mengajar," ujarnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.