Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengatakan program Sekolah Rakyat menjadi sekolah pertama di Indonesia yang memetakan bakat dan talenta siswa sejak awal masuk melalui talent mapping.
"Sebanyak 50,5 persen siswa Sekolah Rakyat memiliki kecenderungan gaya belajar kinestetik, dan ini sesuai dengan gaya mengajar 53,5 persen guru kami," kata dia dalam acara Pembekalan Guru dan Kepala Sekolah Rakyat oleh Presiden Prabowo Subianto di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta, Jumat.
Menurutnya, teknik pemetaan ini dikembangkan oleh Dr. Ari Ginanjar, pendiri ESQ Leadership Center sekaligus tim teknis persiapan Sekolah Rakyat tahap pertama agar para siswa dapat diarahkan sesuai minat dan bakat masing-masing.
Data awal pemetaan menunjukkan 23 persen siswa di antaranya berpotensi di bidang teknik dan teknologi informasi, 23,9 persen di bidang pendidikan dan hukum, 22,9 persen di bidang kesehatan, 11,6 persen di bidang seni dan media, serta sisanya di sektor lain termasuk perikanan, perkebunan, dan profesi ASN/TNI/Polri hingga presiden.
Menteri Sosial menjelaskan, lulusan Sekolah Rakyat nantinya diproyeksikan mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi maupun langsung bekerja dan berwirausaha dengan keterampilan yang dimiliki.
“Dengan karakter kuat dan keterampilan yang relevan, mereka diharapkan siap menjadi agen perubahan di lingkungannya sekaligus pemutus rantai kemiskinan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa program ini merupakan bukti keberpihakan negara kepada masyarakat kecil.
"Dari Sekolah Rakyat, mimpi anak-anak yang semula tak terlihat kini mulai tumbuh bersemi," cetusnya.
Sekolah Rakyat juga disebut sebagai miniatur pengentasan kemiskinan terpadu karena para siswa berasal dari keluarga dengan tingkat kesejahteraan terendah dalam Data Tunggal Sosial Ekonomi (DTSEN).
Selain akses pendidikan bermutu berbasis asrama, Sekolah Rakyat juga terintegrasi dengan program prioritas pemerintah seperti cek kesehatan gratis, makan bergizi gratis, jaminan kesehatan, Koperasi Desa Merah Putih, dan program tiga juta rumah untuk para siswa beserta keluarganya.
Sementara untuk pembekalan dari Presiden Prabowo tersebut diikuti sebanyak 154 kepala sekolah dan 2.221 guru Sekolah Rakyat untuk tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) yang tersebar di berbagai daerah mulai dari Aceh - Papua.
Kementerian Sosial memastikan saat ini sudah 100 Sekolah Rakyat yang beroperasi di berbagai daerah, dan ditargetkan bertambah total menjadi 165 titik pada September 2025 dengan kapasitas 15.895 siswa, didukung 2.407 guru dan 4.442 tenaga pendidik.