TRIBUNMANADO.CO.ID - Suasana penuh kehangatan dan rasa rindu kampung halaman begitu kental terasa di Kota Oarai, Prefektur Ibaraki, Jepang.
Suasana ini hadir tatkala Festival Musim Panas atau Omatsuri digelar.
Dalam acara tahunan yang selalu dinantikan pengunjung ini, Panitia Hari-hari Raya Gereja (H2RG) GMIM Nazareth Oarai 2025 kembali ambil bagian.
Dua stand berdiri dan menyajikan kuliner khas Minahasa serta pertunjukan seni budaya yang memukau para pengunjung.
Turut hadir dalam kegiatan tahunan ini, Ketua BPMJ GMIM Nazareth Oarai Pdt Petra Ferry Rau MTh.
Festival yang digelar Pemerintah Kota Oarai ini menjadi ajang berkumpulnya warga Kawanua dari berbagai wilayah di Jepang, termasuk Tokyo, Hokota, Hitachinaka, dan Mito.
Ribuan warga Kawanua meramaikan acara yang berlangsung penuh kekeluargaan.
Ketua Panitia H2RG GMIM Nazareth Oarai 2025 Hanni C. Panambunan, bilang, Festival Musim Panas Kota Oarai adalah hari yang selalu dinanti setiap Bulan Agustus.
"Di sini kami bisa berkumpul, bertemu, dan menikmati suasana kampung halaman melalui kuliner dan pentas seni kawanua. Rasanya seperti pulang kampung,” ujar Panambunan, Senin (25/8/2025).
Didampingi Sekretaris Panitia H2RG Brenda Turangan dan Seidy Kumendong menjelaskan, sttand kuliner yang dihadirkan pun punya daya tarik tersendiri.
Sudah tentu ada sajian khas Minahasa yang menggugah selera.
Tak hanya itu, Panambunan bilang, penampilan Taria Kabasaran dan Kesenian Nazareth Oarai sukses tampil menghibur pengunjung dengan tarian dan musik khas Sulawesi Utara.
Nuansa Nyiur Melambai khas terasa di Negeri Sakura.
Panambunan juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Oarai yang setiap tahun memberikan ruang bagi warga Kawanua untuk terlibat dalam berbagai kegiatan resmi.
“Kami sangat berterima kasih kepada Pemerintah Kota Oarai yang selalu melibatkan kami. Ini adalah bentuk dukungan yang luar biasa,” katanya.
Tak ketinggalan, penampilan spesial dari Daikichi Band asal Manado menjadi sorotan.
Lagu pembuka Indonesia Pusaka yang dibawakan band ini bikin banyak penonton larut dalam suasana haru dan rindu tanah air.
Festival ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga menjadi momen penting untuk mempererat tali persaudaraan antar warga Kawanua di Jepang.
Kehadiran GMIM Nazareth Oarai bersama Panitia H2RG menegaskan peran aktif mereka dalam menjaga budaya Minahasa tetap hidup, meski jauh dari tanah kelahiran.
Dengan perpaduan kuliner, musik, dan tarian khas, Festival Musim Panas Kota Oarai 2025 kembali menjadi bukti bahwa semangat kebersamaan dan cinta Tanah Air selalu hidup di hati warga Kawanua, di manapun mereka berada.
Tentang GMIM
GMIM adalah singkatan dari Gereja Masehi Injili di Minahasa.
Ini adalah salah satu sinode gereja Protestan terbesar di Indonesia, dan wilayah pelayanannya berpusat di provinsi Sulawesi Utara.
Cabang-cabang GMIM tidak hanya tersebar di Indonesia namun juga hingga mancanegara seperti Amerika Serikat dan Jepang.
Biasanya mereka adalah diaspora minahasa yang ada di sana.
GMIM memiliki sejarah yang panjang dan berakar dari misi para misionaris Belanda dari Indische Kerk (Gereja Protestan di Indonesia) pada abad ke-19.
Gereja ini kemudian berdiri sebagai sinode yang mandiri pada tanggal 30 September 1934.
Tanggal ini dirayakan setiap tahun sebagai Hari Pekabaran Injil dan Hari Ulang Tahun GMIM.
Sebagai gereja Protestan, GMIM menganut teologi Injili (Evangelical).
Ajarannya berpusat pada Alkitab sebagai firman Allah dan pengakuan akan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
GMIM adalah anggota dari beberapa organisasi gereja nasional maupun internasional, seperti Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan Dewan Gereja-gereja Asia (CCA). (ndo)