Merawat Bhinneka Tunggal Ika ala Siswa TK di Ponorogo Melalui Mobil Pawai Hias
Samsul Arifin August 26, 2025 03:30 PM

Poin Penting

  • Ribuan siswa TK di Kecamatan Jenagan menumbuhkan cinta tanah air dan Bhinneka Tunggal Ika dengan pawai mobil hias
  • Siswa RA Muslimat Setono yang dandan suku dayak Kalimantan. Juga ada mas-mas jawa yang menggunakan baju beskap
  • Satu di antara wali murid, Erika Shanum mengatakan anaknya yang masih berusia 4 tahun sudah heboh ketika diminta dandan dengan baju adat

Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum 

TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Ribuan Siswa Taman Kanak-kanak se Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Jatim menumbuhkan cinta tanah air dan Bhinneka Tunggal Ika.

Satu diantaranya caranya melalui pawai mobil hias HUT RI ke 80.  Siswa taman kanak-kanak itu pun berdandan dengan berbagai macam baju adat maupun suku.

Seperti siswa RA Muslimat Setono yang dandan suku dayak Kalimantan. Juga ada mas-mas jawa yang menggunakan baju beskap. Pun ada pula yang memakai baju warok Ponorogo.

Untuk yang siswa perempuan lebih semarak. Ada yang menggunakan adat bali yang tampil sangat cantik. Ada pula adat minang. 

Tidak hanya itu, siswa ada yang menggunakan berbagai macam baju jenis pekerjaan. Seperti polisi, Angkatan Laut (AL), Angkatan Darat (AD) dan lain-lain.

Satu di antara wali murid, Erika Shanum mengatakan anaknya yang masih berusia 4 tahun sudah heboh ketika diminta dandan dengan baju adat.

“Milih-milih sendiri. Pengen pakai baju ala bali katanya. Ya akhirnya saya nyari ke beberapa tempat persewaan,” ungkap Erika kepada Tribunjatim.com.

Tidak hanya mencari kostum saja yang heboh. Menurutnya, anaknya harus bangun lebih pagi. Lantaran harus dandan terlebih dahulu.

“Bangun lebih pagi. Bajunya juga kain kemben ya. Agak ribet masangnya. Tapi alhamdulillah anaknya ceria kok bund,” terang wali murid asal RA Muslimat Setono Jenangan Ponorogo ini.

Setali tiga uang dengan Erika Shanum, wali murid lain, Arista Dya bahkan harus bangun lebih pagi lagi untuk menyiapkan sarapan. Pun mempercantik anaknya.

“Tadi bangun lebih pagi, menyiapkan sarapan. Terus bangunin anak, baru dandan ala suku dayak,” tegas Arista.

Arista mengaku awalnya si anak mau berdandan Polisi Wanita (Polwan). Namun tiba-tiba berubah pikiran ingin dandan ala suku dayak.

“Anaknya sendiri yang milih. Saya tinggal mengarahkan saja sih. Yang jelas anaknya ceria. Dan kenal banyak pakaian adat, karena teman-temannya kan baju nya macam-macam,” pungkasnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.