TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) resmi menunjuk Alexander Zwiers sebagai Direktur Teknik, posisi strategis yang akan mengatur arah teknis seluruh program sepak bola nasional—dari Timnas senior hingga kelompok usia.
Penunjukan ini diumumkan langsung oleh Ketua Umum PSSI Erick Thohir dalam konferensi pers di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Senin malam (25/8/2025).
Zwiers, pelatih asal Belanda, bukan nama asing di Asia. Ia sukses membawa Timnas Yordania menjadi runner-up Piala Asia U-23 dan lolos ke Piala Dunia 2026. Namun menurut Erick, keputusan memilih Zwiers bukan semata soal prestasi.
“Kami dalam memilih Direktur Teknik itu ada tiga hal yang kita nilai. Satu, track record-nya. Kedua, komitmennya. Ketiga, filosofinya,” ujar Erick Thohir.
Erick menekankan bahwa pengalaman Zwiers di Asia menjadi nilai strategis tersendiri. Ia menyebut bahwa Indonesia harus realistis dalam membangun kekuatan di kawasan Asia sebelum bermimpi menyaingi negara-negara elite dunia.
“Kadang-kadang kita ranking 118 sudah mikirnya terlalu jauh. Padahal di Asia kita itu masih mungkin top 20 lebih. Artinya kalau kita mau menuju top 15, top 10, ya kita harus benar-benar memetakan kekuatan di Asia dulu,” jelas Erick.
Komitmen Zwiers juga menjadi sorotan. Ia menandatangani kerja sama selama empat tahun dan menyatakan kesediaannya untuk tinggal di Indonesia.
Menariknya, Zwiers memiliki ikatan personal dengan Tanah Air—istrinya adalah warga negara Indonesia.
“Alex benar-benar tinggal di sini. Akan bersama-sama kita membangun ekosistem sepak bola secara menyeluruh,” tambah Erick.
Belum diketahui siapa istri dari Alexander Zwiers. Namun, diketahui bahwa ia adalah warga negara Indonesia dan telah menikah dengan Zwiers selama 25 tahun. Mereka pernah tinggal bersama di Lippo Karawaci selama empat tahun, dan kini kembali menetap di Indonesia bersama putri mereka.
Dalam kesempatan yang sama, Alexander Zwiers menyampaikan langsung visi dan misinya sebagai Direktur Teknik PSSI.
Ia menegaskan bahwa langkah awalnya adalah memahami secara menyeluruh kondisi sepak bola Indonesia.
“Pertama, saya akan mengidentifikasi masalah dan tantangan untuk memahami kelebihan serta kelemahan yang harus dikembangkan sepak bola Indonesia,” ujar Zwiers.
Zwiers juga menekankan pentingnya membangun sistem pembinaan yang berkelanjutan dan terstruktur, bukan sekadar mengandalkan talenta individu.
“Kami akan bertahap melakukan peningkatan dengan fokus utama mengidentifikasi bakat pemain Indonesia di akar rumput, membenahi sistem pendidikan pelatih, kemudian menyajikan identitas permainan timnas yang merepresentasikan semangat bangsa Indonesia,” lanjutnya.
Ia turut menyoroti keunikan Indonesia yang menurutnya tak dimiliki negara lain: hubungan emosional antara suporter dan tim nasional.
“Tak peduli apa hasilnya, ada koneksi kuat antara fan, pemain, dan staf. Gairah, kebanggaan, dan persatuan. Hal itulah yang membuat Indonesia spesial dan berbeda dari negara lain,” kata Zwiers.
Dengan penunjukan ini, struktur kepelatihan PSSI kini semakin lengkap. Selain Direktur Teknik, PSSI telah memiliki technical advisor serta pelatih untuk Timnas senior, U-23, dan U-17.
Langkah ini menunjukkan bahwa federasi mulai serius membangun fondasi teknis jangka panjang.