Respon Keluhan Peternak, Mahasiswa Untag Surabaya Bikin Teknologi Kandang Ayam Pintar Berbasis IoT
Sudarma Adi August 26, 2025 04:30 PM

Poin Penting:

  • Inovasi: Wahyu Enggar Jati, mahasiswa Untag Surabaya, menciptakan sistem IoT untuk kandang ayam.
  • Tujuan: Mengontrol suhu dan kelembapan kandang secara otomatis untuk mencegah stres termal pada ayam petelur.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sulvi Sofiana

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Melihat keresahan peternak ayam petelur saat Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Mojokerto, Wahyu Enggar Jati, mahasiswa Teknik Informatika Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, menemukan inspirasi dalam mengembangkan teknologi yang ia kuasai.

Keluhan peternak yang harus mengalami penurunan produksi karena ayam petelur kepanasan dalam kandang saat cuaca sedang terik membuatnya merancang sistem pendingin dan penerangan kandang ayam petelur berbasis Internet of Things (IoT).

“Waktu KKN, saya melihat langsung bagaimana suhu dan kelembapan kandang memengaruhi ayam. Dari situlah ide tugas akhir ini lahir,” tutur Enggar, calon wisudawan yang akan diwisuda 30 Agustus 2025 mendatang.

Bagi ayam petelur, suhu kandang yang ideal berkisar antara 25,9–29,9°C. Jika lebih panas, ayam bisa mengalami stres termal yang berakibat pada menurunnya kualitas dan jumlah telur. Kondisi kelembapan juga tak kalah penting.

Terlalu lembap atau kering dapat memperburuk stres dan memicu gangguan kesehatan pada ayam. “Jadi, keseimbangan suhu dan kelembapan benar-benar penting,” jelas mahasiswa asal Magetan itu.

Melihat tantangan tersebut, Enggar menghadirkan solusi lewat IoT yang mampu memantau kondisi kandang secara real-time. 

Dengan menggunakan mikrokontroler ESP32, sistem ini dilengkapi sensor suhu, kelembapan, cahaya, gas amonia, hingga ketinggian air pada tangki. Semua data bisa dipantau langsung oleh peternak, kapan saja dan di mana saja.

Tak hanya itu, sistem juga dilengkapi pengendalian penerangan yang bisa diatur otomatis maupun manual. “Kalau musim hujan, metode otomatis berbasis cahaya lebih efektif, karena kandang biasanya ditutup rapat terpal. Sedangkan di musim kemarau, peternak bisa mengatur lampu manual sesuai kebutuhan,” tambah Enggar yang meraih IPK 3,43.

Inovasi sederhana ini diharapkan mampu menjadi angin segar bagi peternak ayam petelur, terutama mereka yang bergantung sepenuhnya pada hasil ternak untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.