TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kader PDI Perjuangan yang juga Ketua Umum Relawan Ganjarist, Kris Tjantra, ikut mengomentari soal manuver politik para pejabat dan elite politik yang menurutnya tidak peka terhadap penderitaan masyarakat, khususnya soal isu gaji dan tunjangan DPR RI.
Ganjarist, sebuah organisasi relawan pendukung Ganjar Pranowo. '
Kris terpilih secara musyawarah dan aklamasi dalam Rapat Umum Anggota Ganjarist pada 2 September 2023 untuk periode 2023–2028.
Kris menilai fenomena ini sebagai bentuk nyata dari ketidakpekaan elit politik terhadap realitas yang dihadapi rakyat kecil.
“Ketika rakyat kesulitan memenuhi kebutuhan dasar, harga pangan meroket, dan lapangan kerja makin sempit, para politisi malah sibuk mencari pencitraan dan berebut posisi. Ini bukan sekadar ironi, tapi bukti nyata bahwa kepentingan rakyat kerap dikorbankan demi syahwat kekuasaan,” kata Kris dalam pesan yang diterima, Selasa (26/8/2025).
Menurutnya, apa yang dipertontonkan sejumlah elit politik saat ini semakin memperlebar jarak antara rakyat dan pemimpin.
"Masyarakat butuh keberpihakan nyata, bukan pesta pora di tengah krisis. Rakyat antre minyak goreng, tapi elit antre kursi jabatan. Ini pelecehan terhadap akal sehat publik,” kata dia.
Kritik serupa juga bermunculan di media sosial, di mana warganet ramai-ramai menyuarakan kekecewaan atas perilaku elit yang dianggap hanya memikirkan diri sendiri. Kris menegaskan, bila fenomena ini terus berlanjut, kepercayaan publik terhadap politik dan demokrasi akan terkikis habis.
“Politik seharusnya alat untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat, bukan panggung pertunjukan kepentingan pribadi. Jika para elit terus abai, rakyat sendiri yang akan menjatuhkan vonis di bilik suara,” imbuh Kris.
Dia menegaskan, hal itu juga yang mendorong terjadinya aksi unjuk rasa dari kalangan rakyat umum, mahasiswa, hingga pelajar di depan Gedung DPR/MPR, Jakarta Pusat.
Pengunjuk rasa menuntut DPR memperbaiki kinerjanya dengan menyoroti sejumlah persoalan di tengah masyarakat, sepertti membatalkan kenaikan gaji dan tunjangan DPR, transparansi penghasilan anggota DPR, dan menghentikan dominasi oligarki politik.
“Apalagi di saat kemiskinan yang belum terentaskan dan di tengah PHK di berbagai sektor hingga sulitnya mencari pekerjaan, tapi muncul berita terkait tunjangan fantastis untuk anggota dewan,” tegasnya.
Kris juga menyoroti program Koperasi Desa Merah Putih yang dinilai tak jelas pelaksanaannya.
Ia pun menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas sebagai fondasi utama keberlanjutan Koperasi Desa Merah Putih.
“Pemerintah juga perlu belajar dari kegagalan masa lalu yang masih belum optimal dan cenderung banyak koperasi yang mati suri. Apalagi saat ini kita tidak tahu, bagaimana kelanjutan dari program ini,” tandasnya.
Sebagai informasi, ramai di media sosial X warganet menyerukan aksi demonstrasi di depan Gedung DPR RI menyikapi meroketnya tunjangananggota DPR RI.
Total pendapatan anggota DPR RI periode 2024–2029 digadang-gadang akan mencapai lebih dari Rp100 juta per bulan.
Namun, bukan gaji pokok yang naik melainkan berbagai tunjangan yang melonjak tajam, mulai dari beras, telur, bensin, hingga tunjangan rumah yang kini mencapai Rp50 juta per bulan.
Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir mengakui bahwa kenaikan pendapatan anggota dewan berasal dari penyesuaian sejumlah tunjangan.
“Tunjangan-tunjangan beras kami cuma dapat Rp12 juta dan ada kenaikan sedikit dari Rp10 kalau tidak salah. Tunjangan-tunjangan lain juga ada kenaikan sedikit-sedikit, bensin itu sekitar Rp7 juta yang tadinya kemarin sekitar Rp4–5 juta sebulan,” ujar Adies kepada awak media di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (19/8).
Adies bahkan berkelakar bahwa kenaikan ini mungkin karena Menteri Keuangan Sri Mulyani “kasihan dengan kawan-kawan DPR.”
Ia menyebut bahwa selama 15 tahun terakhir, gaji pokok anggota DPR tidak pernah naik.
"Jadi, yang naik cuma tunjangan itu saja yang saya sampaikan tadi, tunjangan beras karena kita tahu beras, telur juga naik. Mungkin Menteri Keuangan juga kasihan dengan kawan-kawan DPR. Jadi dinaikkan dan ini juga kami ucapkan terima kasih,” katanya.