Eks Kabareskrim Ungkap Dugaan Motif Dwi Hartono Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN, Bukan Kredit Fiktif
Moch Krisna August 27, 2025 06:32 AM

TRIBUNSUMSEL.COM - Eks Kabareskrim, Susno Duadji menyoroti motif Dwi Hartono melakukan pembunuhan Ilham Pratama.

Seperti diketahui, Dwi Hartono, salah satu dari empat otak intelektual dalam kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN bernama Mohamad Ilham Pradipta (37). 

Menurut Susno Duadji motif Dwi Hartono yakni dendam pribadi

Sebelumnya sempat muncul dugaan bahwa motif penculikan dan pembunuhan Ilham Pradipta karena kredit fiktif.

 

DIDUGA OTAK PELAKU - Pengusaha asal Jambi Dwi Hartono terduga otak pelaku penculikan dan Kepala Cabang (Kacab)  sebuah Bank BUMN di Cempaka Putih Jakarta, Mohamad Ilham Pradipta (37).
DIDUGA OTAK PELAKU - Pengusaha asal Jambi Dwi Hartono terduga otak pelaku penculikan dan Kepala Cabang (Kacab) sebuah Bank BUMN di Cempaka Putih Jakarta, Mohamad Ilham Pradipta (37). (Tribun Jambi/HO)

 

Untuk diketahui Kredit Fiktif adalah tindak pidana perbankan yang melibatkan peminjaman uang dari lembaga kauangan dengan menggunakan data, dokumen, atau identitas palsu.

Pelaku tidak berniat mengembalikan kredit tersebut, sehingga menyebabkan kerugian signifikan bagi lembaga keuangan dan dapat dikategorikan sebagai penipuan atau korupsi.

"(Dugaan motif karena adanya penggelapan kredit fiktif?) bagaimana mau gitu karena kan tidak bisa hilang, semuanya kan catatan elektronik, jadi tidak bisa dihilangkan. Kecuali kalau korban memainkan duit negara, tapi bukan caranya dengan menculik kayak gitu, itu tidak mungkin,"  ungkap Susno Duadji dalam tayangan Kompas TV, dilansir dari Tribunjambi.com, Selasa (26/8/2025).

Pun dengan isu korban punya utang sehingga diculik debt collector.

Diungkap Susno, ia meyakini pembunuhan terhadap Ilham bukan karena utang piutang.

"Apakah yang punya utang adalah korban? Kalau yang punya utang orang lain kepada bank, kan tidak bisa menghapus utangnya dengan membunuh korban, itu kan bodoh sekali," akui Susno

Lebih lanjut, Susno meyakini ada sosok orang dekat dari korban yang selama ini jadi mata-mata pelaku.

Atau bisa saja orang dekat korban itulah yang jadi dalang di balik pembunuhan.

"Kok bisa tahu korban pada saat itu keluar dari kantor, berada di (supermarket). Kemudian bisa dibuntuti. Ini pasti yang sudah ada membuntuti dan memantau keberadaan korban," katanya.

Sementara, perihal sosok dalang pembunuhan Ilham, Susno mengungkap analisanya.

Ia menyebut keempat penculik yang sudah ditangkap itu kemungkinan besar bukanlah otak pembunuhan Ilham.

Hal tersebut berkaitan dengan motif.

"Para penculik ini saya yakin, kecil sekali kemungkinan, bukan mereka dalangnya. Pasti ada dalangnya. Motivasinya apa sih? ini yang harus diungkap, jangan dibelokkan ke utang piutang, kecil kalau utang piutang," kata Susno.

Lalu apakah kematian Ilham ada kaitannya dengan dugaan korban terlibat jaringan khusus, Susno tidak meyakininya.

"Jaringan khusus jaringan apa? yang harus diselidiki ungkap dulu motivasinya apa. Kecuali kalau korban punya jaringan kejahatan, tapi tidak mungkin, kalau dia punya jaringan kejahatan, tidak mungkin dia dapat posisi bagus di bank pemerintah. Jelas ini ada motif tertentu, yang mengakibatkan orang itu sakit sehingga dia harus dihilangkan nyawanya," ungkap Susno.

Alih-alih isu yang beredar, Susno lebih yakni pembunuhan terhadap Ilham adalah karena adanya dendam atau sakit hati orang lain.

"Ada orang yang diculik, dibunuh, penyebabnya karena dendam pribadi, persaingan, sakit hati, ada juga masalah utang piutang bukan pada negara," imbuh Susno.

Sebelumnya diberitakan informasi dari berbagai sumber disebutkan bahwa Dwi Hartono diduga sakit hati lantaran upayanya melakukan pinjaman atau kredit fiktif sebesar Rp13 miliar diketahui oleh Ilham Pradipta.

Ilham Pradipta pun mencoret klausul peminjaman tersebut. Dwi Hartono  kemudian menyusun rencana untuk menghabisi nyawa mantan penyiar radio tersebut.

Sang dalang membayar jasa debt collector untuk menculik Ilham Pradipta.

 

Penjelasan Polisi Soal Motif

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menyampaikan bahwa polisi belum dapat memastikan motif pembunuhan Ilham Pradipta.

Begitu pun terkait kredit senilai Rp13 miliar yang diketahui pria yang mempunyai hobi solo touring dengan mengendarai Kawasaki Z900.

"Sedang didalami (motifnya)," ucap Ade Ary saat dikonfirmasi, Selasa (26/8/2025).

Menurutnya bahwa benar empat aktor intelektual telah diamankan di dua lokasi yakni Solo Jawa Tengah dan wilayah Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta Utara.

"Yang diamankan aktor intelektual penculikan," imbuhnya.


15 Orang Ditangkap

Saat ini sudah sebanyak 15 orang ditangkap Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menuturkan sebanyak 9 orang ditangkap Subdit Jatanras, sedangkan 6 lainnya diringkus Subdit Resmob.

"Yang dapat kami sampaikan ada 15 orang sudah diamankan, 9 orang ditangkap Subdit Jatanras, sedangkan 6 lainnya diringkus Subdit Resmob," ucap Ade Ary di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (26/8/2025). Dikutip Tribunnews.com

Ade Ary meminta publik bersabar untuk mengetahui motif perkara.

Menurutnya, proses penyelidikan dan penyidikan butuh waktu.

“Kami menerapkan prinsip kehati-hatian dan proporsional,” tegas dia. 

Dalam kesempatan ini, Ade Ary tidak menjelaskan secara rinci siapa saja yang telah ditangkap. 

Ia juga belum mengungkapkan peran dari masing-masing pelaku.


8 Pelaku Ditangkap 

Sebelumnya, Subdit Resmob dan Subdit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya telah menangkap delapan orang yang terlibat dalam kasus ini. 

Sebanyak tiga pria berinisial AT, RS, dan RAH, ditangkap di sebuah rumah berkelir merah jambu di Jalan Johar Baru III No.42, RT 05/RW 09, Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (21/8/2025). 

Di hari yang sama, pria berinisial EW ditangkap di Bandar Udara Komodo Nusa Tenggara Timur. 

Mereka adalah pelaku penculikan yang membawa MIP dari area parkir supermarket di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (20/8/2025).

Sementara, polisi menangkap empat aktor intelektual dalam penculikan dan pembunuhan MIP. 

Empat orang itu ditangkap Subdit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya dalam operasi terpisah.

Tiga pelaku berinisial DH, YJ, dan AA ditangkap di Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu (23/8/2025) pukul 20.15 WIB. Sementara pelaku berinisial C diringkus di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara, Minggu (24/8/2025) pukul 15.30 WIB.


Korban Tewas usai diculik

Sebelumnya, Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN di Cempaka Putih berinisial MIP (37) diculik oleh beberapa orang usai menghadiri rapat bersama rekan kerjanya di Supermarket Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (21/8/2025).

"Korban (diculik) habis meeting kantor, sama teman-teman kantornya juga," ujar Kanit IV Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKP Charles Bagaisar saat dikonfirmasi, Jumat (22/8/2025). 

Namun setelah menghadiri rapat itu, korban diculik saat berada di area parkir supermarket tersebut. 

Kemudian, jasad kepala cabang bank BUMN itu dibuang di area persawahan Kabupaten Bekasi.

Pelaku mengakui telah menculik Ilham.

“Baru interogasi awal, tetapi mereka sudah mengakui terkait pengambilan atau penculikan korban dari supermarket di Pasar Rebo,” kata Charles.

Saat itu Ilham di Pasar Rebo untuk menghadiri rapat. Namun, ia dan pimpinannya datang menggunakan kendaraan yang berbeda.

Berdasarkan rekaman CCTV yang beredar, korban terlihat mengenakan kemeja cokelat dan celana panjang krem saat berada di parkiran.

Ia tampak menutupi kepalanya dengan tangan kiri karena rintik hujan.

Kemudian, ia berjalan menuju mobil hitam. 

Namun saat hendak membuka pintu mobil, Ilham langsung disergap dua orang yang keluar dari mobil di sebelahnya.

Ilham tampak memberikan perlawanan, namun usahanya gagal. 

Ia dibawa masuk ke dalam mobil putih yang lalu meninggalkan lokasi.

Saksi lain sempat curiga dan menyadari Ilham dibawa oleh mobil putih.

Namun, mobil pelaku berhasil melarikan diri keluar dari supermarket.

Belakangan diketahui bahwa korban ditemukan tewas di Kampung Karangsambung, RT 8/RW 4, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Kamis (21/8/2025), sekitar pukul 05.30 WIB. 

Benar ditemukannya mayat seorang laki-laki di Kampung Karangsambung," ujar Kapolsek Serang Baru AKP Hotma Sitompul di lokasi, Kamis. 

Mayat itu pertama kali ditemukan oleh seorang warga yang tengah menggembala sapi di area persawahan. 

Saat ditemukan, warga melihat mayat itu kondisi tangan dan kaki terikat, serta mata terlilit lakban. 

"Kondisi korban saat itu dilakban di bagian matanya dan diikat di kaki dan tangan," ucap Hotma.

Setelah temuan tersebut, warga kemudian langsung melapor ke perangkat desa dan aparat kepolisian setempat.

Selanjutnya, petugas kepolisian langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) dan menemukan mayat dengan kondisi tubuh penuh luka lebam. 

"Untuk kondisi korban terdapat beberapa luka lebam di bagian tubuhnya," ungkap Hotma. 

Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati Brigadir Jenderal Pol Prima Heru menyebut MIP tewas akibat hantaman benda tumpul di bagian dada dan leher sehingga kekurangan oksigen.

“Kemungkinan ada tekanan pada tulang leher dan dada (akibat hantaman benda tumpul) yang menyebabkan dia (korban) kesulitan bernapas," ujar Prima, Jumat (22/8/2025).

Pihak kepolisian juga tengah dalam proses pemeriksaan toksikologi untuk mengetahui kemungkinan adanya racun dalam tubuh MIP.

Sebagian artikel tayang di Tribunjambi.com dengan judul Dwi Hartono si Flamboyan asal Rimbo Bujang Tebo Diduga Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN

 

(*)

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.