Kami bersepakat untuk mendukung masyarakat Surabaya agar merasa aman dan nyaman

Surabaya (ANTARA) - Sebanyak 600 ribu pesilat dari 38 perguruan yang tergabung dalam Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Surabaya menyatakan siap membantu pengamanan kota pascakerusuhan yang terjadi beberapa waktu lalu.

"Kami bersepakat akan membantu masyarakat dengan berkoordinasi bersama pihak keamanan untuk menciptakan rasa aman di tengah situasi Surabaya pascakerusuhan," kata Ketua IPSI Surabaya, Bambang Haryo Soekartono, usai deklarasi di Surabaya, Jawa Timur, Senin malam.

Menurut Bambang, situasi Surabaya beberapa waktu terakhir dinilai masyarakat kurang kondusif akibat adanya sejumlah kerusuhan.

Oleh karena itu, pihaknya memandang perlu ikut serta membantu masyarakat dengan partisipasi aktif dalam menjaga keamanan.

Bambang menyebut jumlah pesilat di Surabaya mencapai sekitar 20 persen dari total penduduk kota, yakni sekitar 600 ribu orang.

Jumlah tersebut jauh lebih besar dibandingkan aparat kepolisian yang ada di wilayah setempat, sehingga dapat menjadi kekuatan besar untuk menciptakan kondisi yang kondusif.

"Ini kekuatan yang sangat besar. Oleh karena itu, kami bersepakat untuk mendukung masyarakat Surabaya agar merasa aman dan nyaman," ujar pria yang juga Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI ini.

IPSI Surabaya juga membentuk satuan tugas (satgas) khusus pencak silat untuk membantu menjaga keamanan bersama aparat keamanan, baik kepolisian maupun TNI.

Sebelumnya sejumlah perguruan juga telah menjalin kolaborasi dengan aparat keamanan di antaranya Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), Pagar Nusa, Winongo, dan Kera Sakti.

Ke depan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Polri dan TNI untuk memastikan situasi Surabaya tetap kondusif.

IPSI Surabaya berharap keberadaan para pesilat dapat menjadi kekuatan moral sekaligus sosial dalam mendukung keamanan dan ketertiban.