Simak tujuh tradisi unik Maulid Nabi di berbagai daerah Indonesia. Tradisi unik ini dilakukan di berbagai daerah mulai dari Yogyakarta hingga Gorontalo.
Seperti diketahui, umat Islam di seluruh dunia, termasuk Indonesia, selalu memperingati hari Kelahiran Nabi Muhammad atau yang disebut Maulid Nabi Muhammad SAW. Maulid Nabi biasanya diperingati setiap 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah setiap tahunnya.
Di tahun ini, Maulid Nabi jatuh pada (05/09/2025). Peringatan Maulid Nabi menjadi momen penting untuk memperdalam cinta kepada Rasulullah serta meneladani kehidupannya.
Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa tradisi yang dilakukan untuk menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW. Lantas apa saja tradisi unik Maulid Nabi di berbagai daerah Indonesia? Simak penjelasannya.
Melansir Kompas.com, setiap daerah memiliki cara unik dalam memuliakan kelahiran Nabi Muhammad SAW, mulai dari kirab gunungan, nyiram gong, hingga memasak makanan khas bersama-sama. Berikut adalah 7 tradisi unik Maulid Nabi di berbagai daerah Indonesia:
1. Tradisi Grebeg Maulid, Solo dan Yogyakarta
Grebeg Maulid merupakan tradisi besar di Keraton Surakarta (Solo) dan Keraton Yogyakarta. Perayaan ini identik dengan gunungan berisi hasil bumi, makanan khas, dan simbol-simbol kemakmuran.
Sementara di Yogyakarta, tradisi ini diawali dengan tumplak wajik sebagai tanda dimulainya pembuatan gunungan. Pada puncaknya, enam gunungan diarak: dua gunungan kakung, satu estri, satu dharat, satu gepak, dan satu pawuhan. Gunungan yang diperebutkan masyarakat dipercaya membawa berkah.
2. Tradisi Sekaten, Yogyakarta dan Solo
Selain Grebeg, Yogyakarta dan Solo juga memiliki tradisi Sekaten, yang biasanya berlangsung 5–12 Mulud. Menurut sejarah, upacara ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Demak sebagai strategi dakwah Wali Songo.
3. Tradisi Nyiram Gong, Cirebon
Tradisi Nyiram Gong Di Keraton Kanoman, Cirebon, dilakukan dengan membersihkan gamelan sekaten. Air bekas cucian gamelan diperebutkan warga untuk membasuh wajah dan tubuh karena dipercaya membawa berkah.
Rangkaian perayaan Maulid Nabi di Cirebon dilanjutkan dengan tradisi Panjang Jimat, yang digelar serentak di Keraton Kanoman, Kasepuhan, dan Kacirebonan. Acara Panjang Jimat diisi dengan pembacaan riwayat Nabi, barzanji, shalawat, dan doa bersama.
4. Tradisi Masak Kuah Beulangong, Aceh
Masyarakat Aceh biasanya merayakan Maulid Nabi dengan memasak Kuah Beulangong, gulai khas berisi daging sapi atau kambing serta nangka muda. Masakan ini dimasak di kuali besar dengan rempah khusus. Menariknya, proses memasak hanya boleh dilakukan laki-laki, dengan cara mengaduk berlawanan jarum jam sambil bershalawat.
5. Tradisi Walima, Gorontalo
Tradisi Walima di Gorontalo diperkirakan sudah ada sejak abad ke-17. Acara dimulai dengan lantunan Dikili atau dzikir khas Gorontalo di masjid-masjid. Setiap rumah membuat kudapan tradisional, seperti kolombengi, curuti, buludeli, wapili, dan pisangi, yang disusun di atas Tolangga (usungan kayu berbentuk perahu atau menara). Usungan ini kemudian diarak ke masjid.
6. Tradisi Maulid Nabi di Bali dan Lombok
Di Bali, perayaan Maulid Nabi dilakukan dengan mengarak Bale Saji, hiasan bunga dari telur dan kertas yang melambangkan kelahiran. Sementara di Lombok, masyarakat menggelar pembacaan syair Al-Barzanji, shalawat, serta lomba dan arak-arakan mengelilingi kampung.
7. Tradisi Endog-endogan, Banyuwangi
Masyarakat Banyuwangi biasanya merayakan Maulid Nabi dengan tradisi Endog-endogan. Endog berarti telur, simbol kelahiran. Di acara ini, telur rebus biasanya dihias dengan kertas warna-warni, lalu disebut kembang endog. Demikianlah 7 tradisi unik Maulid Nabi di berbagai daerah Indonesia.