Inovasi Pangan Sehat: Mahasiswa KSM-T UNISMA Sosialisasikan Pudding Kelor Cegah Stunting
GH News September 03, 2025 03:15 PM

TIMESINDONESIA, MALANG – Kelompok 12 program Kandidat Sarjana Mengabdi Tematik (KSM-T) UNISMA berhasil melaksanakan kegiatan penyuluhan inovatif bertema "Edukasi Penyuluhan Inovasi Puding Daun Kelor Pencegah Stunting" di Desa Wringinanom, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.

Transformasi Kelor dari Sayuran Biasa Menjadi Superfood Menarik

Kegiatan yang berlangsung selama dua jam di Balai Desa Wringinanom ini dihadiri oleh 21 kader posyandu dari berbagai dusun. Program inovatif ini bertujuan mengubah persepsi masyarakat tentang daun kelor yang selama ini hanya diolah sebagai sayur bening atau lalapan yang kurang disukai anak-anak.

"Selama ini saya tahu kelor cuma buat sayur bening. Ternyata kandungan gizinya sebagus itu ya. Pantas saja nenek dulu sering bilang kelor itu obat segala penyakit," ungkap salah satu kader posyandu senior yang mengikuti kegiatan yang digelar mahasiswa Universitas Islam Malang.

Daun kelor memiliki segudang manfaat untuk kesehatan, terutama bagi pertumbuhan balita dan anak-anak. Bagi balita dan anak-anak, konsumsi kelor secara rutin dapat memberikan manfaat luar biasa dalam masa tumbuh kembang mereka. Kandungan kalsium yang empat kali lipat dari susu sapi membantu pembentukan tulang dan gigi yang kuat, sehingga anak terhindar dari risiko osteoporosis dini dan masalah gigi berlubang.

Vitamin A dalam kelor berperan penting dalam perkembangan penglihatan yang sehat dan mencegah rabun senja, sekaligus mendukung fungsi otak untuk kemampuan belajar yang optimal.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id www.unisma.ac.id

Protein lengkap dalam daun kelor membantu pembentukan otot dan jaringan tubuh, sangat penting untuk anak yang sedang dalam masa pertumbuhan pesat. Zat besi yang terkandung mencegah anemia yang sering dialami anak-anak, sehingga mereka tidak mudah lelah dan dapat beraktivitas dengan energi penuh. Sementara itu, vitamin C yang melimpah memperkuat sistem imun, membuat anak lebih tahan terhadap berbagai penyakit infeksi.

Yang tak kalah penting, antioksidan dalam kelor membantu melindungi sel-sel tubuh anak dari kerusakan akibat radikal bebas, mendukung pertumbuhan yang sehat dari dalam. Mengonsumsi kelor juga dapat membantu meningkatkan nafsu makan anak dan memperbaiki sistem pencernaan, sehingga penyerapan nutrisi dari makanan lain menjadi lebih optimal.

Kandungan Gizi Luar Biasa untuk Pencegahan Stunting

Tim mahasiswa yang dipimpin oleh Fu'ad Arif Darmawan menjelaskan bahwa 100 gram daun kelor segar mengandung protein 6,7 gram, kalsium 440 mg, zat besi 0,85 mg, vitamin A 380 mikrogram, dan vitamin C 220 mg. Kandungan protein dalam daun kelor bahkan lebih tinggi dibandingkan daging sapi, sedangkan kandungan kalsiumnya empat kali lipat dari susu sapi.

"Kelor dikenal sebagai 'miracle tree' karena kandungan gizinya yang sangat tinggi dan dapat menjadi solusi lokal untuk pencegahan stunting," jelas Dimas salah satu anggota kelompok 12 yang menjadi pemateri.

Inovasi Puding Kelor yang Disukai Anak-anak

Inovasi utama yang diperkenalkan adalah pudding daun kelor yang mengatasi masalah rasa pahit kelor dengan menciptakan makanan bergizi tinggi yang digemari balita. Pudding ini dibuat dengan bahan-bahan sederhana yang mudah didapat: agar plain, serbuk daun kelor, susu full cream, air mineral, gula pasir, dan vanili.

Demo masak pembuatan puding menjadi bagian paling menarik dalam acara ini. Para kader posyandu tidak hanya mengamati, tetapi juga ikut serta dalam proses pembuatan, mulai dari mengaduk adonan hingga menuang ke cetakan.

Inovasi-Pangan-Sehat.jpg

Antusiasme Tinggi dan Komitmen Berkelanjutan

Hasil evaluasi menunjukkan 90% peserta mengalami peningkatan pengetahuan tentang manfaat kelor setelah mengikuti kegiatan. Para kader posyandu memberikan respons sangat positif terhadap inovasi ini.

"Rasanya enak, tidak pahit seperti yang saya bayangkan. Warnanya juga cantik, pasti anak-anak suka. Saya akan coba buat di rumah untuk anak saya yang susah makan sayur," ujar salah satu peserta penyuluhan.

Sebagai tindak lanjut, para kader posyandu berkomitmen untuk menyebarluaskan informasi ini kepada ibu-ibu balita di wilayah binaan masing-masing. Beberapa kader bahkan berencana mengajukan pengadaan serbuk kelor sebagai program tambahan di posyandu mereka.

Dalam upaya pelestarian dan keberlanjutan program, Kelompok 12 KSM-T UNISMA juga melakukan penanaman batang kelor di halaman Balai Desa Wringinanom. Inisiatif ini bertujuan memastikan ketersediaan bahan baku kelor yang mudah diakses oleh masyarakat desa, sekaligus sebagai simbol komitmen jangka panjang untuk menjadikan kelor sebagai bagian integral dari kehidupan masyarakat Wringinanom. Penanaman ini diharapkan dapat menjadi percontohan bagi warga untuk menanam kelor di pekarangan rumah masing-masing, sehingga setiap keluarga dapat memanfaatkan superfood lokal ini secara berkelanjutan.

Dampak Jangka Panjang untuk Masyarakat

Program yang dibimbing oleh Bapak Hirshi Anadza, S.Hub. Int., M.Hub. Int. ini tidak hanya memberikan edukasi teoretis, tetapi juga keterampilan praktis yang dapat langsung diterapkan. Tim KSM-T Kelompok 12 juga membagikan resep tertulis puding kelor beserta informasi gizi kepada peserta agar dapat dipraktekkan secara mandiri. Selain itu tim KSM-T juga melestarikan tanaman kelor dengan upaya penanaman pohon kelor di balai desa Wringinanom.

Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi model bagi desa-desa lain dalam memanfaatkan potensi tanaman lokal untuk mendukung program pencegahan stunting yang berkelanjutan, membuktikan bahwa solusi untuk masalah gizi tidak selalu memerlukan teknologi canggih atau biaya besar. (*)

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id www.unisma.ac.id

*)Pewarta: Mahasiswa KSM-T Kelompok 12 Universitas Islam Malang (UNISMA)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.