TRIBUNNEWS.COM - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW selalu identik dengan suasana kebersamaan. Hal ini turut terasa di acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar Agung Sedayu Group (ASG) dengan rangkaian doa bersama dan ceramah di Masjid Al Khairiyah, Menara Syariah, PIK 2, Jumat (5/9/2025).
Acara ini dihadiri lebih dari 2.800 orang dari berbagai kalangan, mulai dari karyawan perusahaan, aparat keamanan yang bertugas di sekitar PIK, hingga masyarakat sekitar. Menteri Agama Nasaruddin Umar juga turut hadir memberikan ceramah tentang makna peringatan Maulid Nabi serta memimpin doa.
Direktur Utama Agung Sedayu Group, Nono Sampono, menyambut hangat seluruh hadirin. Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini bukanlah sekadar perayaan seremonial, tetapi momentum istimewa untuk meneladani akhlak Rasulullah seperti dalam hal kejujuran, kesederhanaan, kepedulian sosial, serta persatuan dan kesatuan bangsa.
“Maulid Nabi Muhammad SAW ini adalah momentum untuk kita melakukan refleksi sejauh mana kita telah meneladani akhlak Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari, baik secara pribadi, masyarakat maupun bangsa,” jelas Nono dalam sambutannya.
Ia juga turut mengajak seluruh hadirin untuk mendoakan masa depan bangsa Indonesia agar menjadi lebih baik dan dijauhkan dari perpecahan serta diberikan pemimpin yang jujur dan amanah.
“Marilah kita jadikan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW ini sebagai energi moral untuk membangun Indonesia yang lebih baik. Kita doakan agar bangsa Indonesia dijauhkan dari perpecahan, para pemimpinnya diberikan hati yang jujur dan amanah serta rakyat diberikan kekuatan untuk menghadapi ujian kehidupan terutama yang saat ini kita sedang alami,” ujarnya.
Seluruh jamaah yang hadir tampak khidmat mengikuti rangkaian doa bersama serta ceramah agama yang disampaikan Menteri Agama Nasaruddin Umar.
Dalam kesempatan ini, Menteri Agama Nasaruddin Umar yang juga merupakan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta menyampaikan bahwa sosok Nabi Muhammad SAW bukan hanya teladan bagi umat Islam, tetapi juga sebagai teladan kemanusiaan bagi semua.
“Kita kepada Nabi Muhammad jangan hanya meneladani sosoknya sebagai Nabi, tapi juga kepribadiannya sebagai umat manusia, seperti sosok Nabi sebagai pedagang yang jujur dan kepribadiannya yang sangat dekat dengan umat beragama lainnya,” ujarnya.
Ia turut bersyukur bahwa banyaknya jamaah yang hadir menjadi penanda besarnya rasa cinta terhadap Nabi Muhammad SAW. Ia pun berharap kehadiran seluruh jamaah di Menara Syariah dalam acara ini dapat menciptakan ketenangan, kesejukan, kedamaian, dan kesejahteraan dalam bermasyarakat.
“Mari kita menciptakan suatu kedamaian, ketenangan di dalam masyarakat kita. Hanya masyarakat yang tenanglah yang dapat memajukan bangsa ini. Tidak ada yang bangsa yang maju di tengah konflik dan di tengah ketidaktenangan itu,” ujarnya.
Nasaruddin juga turut menyoroti peran masjid yang tidak hanya sebagai tempat beribadah tetapi juga sebagai pusat peradaban baik bagi umat muslim serta memberdayakan masyarakat luas. Keberadaan masjid di kawasan ini juga menjadi simbol harmoni dan toleransi antarumat beragama.
“Setiap masjid berhak merayakan Maulid, dan setiap komunitas Islam bisa merayakannya. Masjid bukan hanya untuk umatnya, tetapi juga menjadi pusat demokrasi, toleransi, dan pemberdayaan umat manusia,” ungkapnya.
Ia juga turut mengapresiasi kawasan PIK 2 yang memperhatikan kesediaan rumah ibadah termasuk Masjid Al Khairiyah di Menara Syariah PIK2 yang menjadi lokasi acara serta Masjid Al Ikhlas yang menampung ribuan jamaah.
Selain Masjid Al Khairiyah di Menara Syariah dan Masjid Al Ikhlas yang sedang dalam tahap pembangunan, ada tiga masjid lain yang juga sudah berdiri di kawasan PIK, yakni Masjid Al Hikmah di Mangrove PIK, Masjid Al Muhajirin di ASG Tower, dan Masjid An Nur di Pantai Indah Utara.
“Mari kita menjadikan kawasan di utara Jakarta ini epicentrum untuk pengembangan peradaban kemanusiaan. Kita akan menciptakan suasana Indonesia yang sangat mendamaikan, yang sangat membanggakan,” pungkasnya.