BANJARMASINPOST.CO.ID - Rumah artis sekaligus politisi Uya Kuya kini dipenuhi karangan bunga.
Padahal beberapa waktu lalu, rumah itu digeruduk massa kala ramai demo DPR RI.
Karangan bunga itu dikirim berbagai kalangan mulai pedangdut Ghea Youbi hingga pengurus masjid.
Berdasarkan pantauan Grid.ID pada Minggu (7/9/2025), puluhan karangan bunga berjejer di depan rumah Uya Kuya yang berada di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur.
Pesan yang tertulis beragam, mulai dari doa penguat hingga ungkapan rasa kecewa atas insiden yang menimpa Uya Kuya.
Salah satunya bertuliskan, “Kenapa harus terjadi sama Pak Uya Kuya, sementara DPR dan pejabat yang korup aman-aman saja” dari Mila A & Robby Radio Dalam.
Ada juga pesan semangat, “Di setiap luka ada daya, di setiap ujian ada makna. Tetaplah kuat Bang Uya Kuya, doa terbaik kami untuk Abang & keluarga” dari Warga Jaksel.
Tak hanya dari sahabat, ucapan juga datang dari masyarakat sekitar.
Pengurus Masjid Sabilul Huda menuliskan, “Terima kasih Pak Uya Kuya pernah merenovasi masjid, semoga Allah menaikkan derajatnya lebih dari ini. Amin.”
Sementara warga Cipulir Kebayoran Lama menegaskan, “Kami nggak rela rumah Uya Kuya dijarah, hanya Uya Kuya dan Astrid Kuya satu-satunya DPR yang kerja untuk kami.”
Karangan bunga ini hadir setelah rumah Uya Kuya digeruduk massa pada Sabtu (30/8/2025). Insiden itu berujung penjarahan yang membuat keluarga Uya Kuya syok dan trauma.
“Ini pertama kali saya keluar rumah lagi setelah kejadian. Baru hari ini saya berani muncul di depan umum,” ujar Uya saat ditemui di Polres Jakarta Timur, Rabu (3/9/2025).
Tak hanya dirinya, anak-anaknya Cinta dan Nino menangis setelah mengetahui rumah mereka didatangi massa. Mertuanya pun ikut diamankan ke tempat lain demi keselamatan.
Saat ini rumah Uya Kuya masih ditutup oleh pihak kepolisian. Sebab polisi masih melakukan penyelidikan terhadap aksi penjarahan yang terjadi di rumah sang artis.
Demi keamanan, untuk sementara ia dan keluarga tinggak di rumah aman atau safe house. Uya Kuya pun membantah dirinya kabur ke luar negeri saat insiden terjadi.
“Enggak. Demi Allah saya enggak ke luar negeri. Jadi, please lebih cerdas melihat, jangan tergiring hoaks-hoaks di medsos,” ujarnya.
Uya Kuya memilih untuk tidak menempuh jalur hukum atas kasus penjarahan rumahnya di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur.
Meski rumahnya menjadi sasaran amukan massa pada Sabtu (30/8/2025) lalu, Uya Kuya memutuskan mengikhlaskan peristiwa tersebut.
Keputusan tersebut dijelaskan kuasa hukum Uya Kuya, Martin Simanjuntak.
Ia menegaskan bahwa kliennya tidak pernah membuat laporan kepada pihak berwenang.
“Mas Uya sudah mengikhlaskan semuanya dan berjiwa besar untuk menerima keadaan ini. Tidak pernah sekalipun Mas Uya melaporkan kejadian ini kepada pihak berwenang," ujar Martin saat ditemui di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (7/9/2025).
"Tidak ada laporan dengan kode model B yang dibuat sendiri oleh mas Uya ataupun dibuat melalui kuasa hukum atas peristiwa yang terjadi menimpa beliau,” timpalnya.
Padahal menurut Adresau, asisten Uya Kuya, kerugian yang dialami bosnya cukup besar.
Meski Uya Kuya tidak pernah membahas hal ini secara langsung, namun ia menaksir kerugian yang dialami mencapai miliaran rupiah.
"Adalah miliaran ya karena emang semua barang habis (dijarah) semua. Kursi pijat segala macam," ungkapnya.
Menurut Martin, meski terasa kurang adil bagi Uya sebagai korban, keputusan ini diambil dengan pertimbangan kondisi sosial masyarakat.
Ia berharap apa yang sudah terjadi kepada Uya Kuya bisa menjadi pelajaran bagi pejabat lainnya.
“Ini jadi pelajaran bagi para pejabat agar lebih bijaksana dalam bersikap,” tambahnya.
Lebih lanjut, Martin Simanjuntak menuturkan bahwa ada empat keluarga pelaku yang datang meminta pengampunan. Menanggapi hal tersebut, Uya Kuya pun akan mengirimkan surat resmi untuk meringankan proses hukum mereka.
“Jadi ada empat orang tua dari penjara, itu dari PAN untuk memediasi pada Uya untuk dilakukan pengampunan," ucap Martin.
"Nah dari Uya sendiri, alhamdulillah akan mengirimkan surat pengampunan kepada empat orang tersebut untuk supaya membantu mereka dalam proses hukumnya," pungkasnya.
Sebelumnya, Uya Kuya juga sudah bertemu langsung dengan salah satu terduga pelaku penjarahan. Pelaku tersebut diketahui seorang ibu berusia lebih tua darinya, bekerja sebagai tukang parkir dengan penghasilan minim sekitar Rp30 ribu per hari, dan merawat cucu penyandang disabilitas.
Setelah mengetahui latar belakang pelaku, Uya Kuya mengajukan restorative justice agar kasus tidak dilanjutkan ke tahap hukum berikutnya.
“Saya mengambil inisiatif, saya yang mengajukan restorative justice. Jadi saya tanya apakah bisa ada metode restorative justice, ternyata bisa. Saya sebagai korban langsung mengajukan agar ibu ini restorative justice, sehingga tak dibawa ke tahap berikutnya,” ungkap Uya saat ditemui di Polres Jakarta Timur, Rabu (3/9/2025).
Uya menegaskan bahwa dirinya sudah memaafkan pelaku dan menganggap barang yang hilang bukan lagi beban.
“Saya kan bilang sudah ikhlas. Ibu itu juga bilang dia cuma dengar-dengar ada yang lihat rumah saya, terus ke sana. Katanya lihat ada AC tergeletak, dia juga enggak tahu itu barang apa,” lanjutnya.
Meski begitu, Uya Kuya menyerahkan kemungkinan adanya pelaku lain sepenuhnya kepada kepolisian.
“Fokus saya hari ini cuma restorative justice untuk ibu ini, selebihnya biar pihak kepolisian,” pungkas Uya.
Di sisi lain, pengusaha Jusuf Hamka beri tanggapan soal Uya Kuya yang kini nonaktif.
Uya Kuya sebelumnya merupakan anggota DPR RI dari fraksi Partai Amanat Nasional (PAN).
Suami Astrid Kuya itu bertugas di Komisi IX membidangi sektor kesehatan, ketenagakerjaan, dan jaminan sosial.
Sayang, kini karier politiknya kacau usai dirinya menjadi sorotan di video joget-joget bersama anggota DPR lain saat sidang tahunan.
Tak hanya itu, rumahnya juga menjadi sasaran amuk massa.
Semua barang yang ada di rumah pun habis tak bersisa.
Setelah masalah mencuat, Uya kini dinonaktifkan dari anggota DPR RI.
Hal ini turut mendapat tanggapan dari Jusuf Hamka.
Namun kendati begitu, dirinya tidak ingin mencampuri urusan tersebut lebih dalam. Komisaris PT Mandara Permai itu memiliki pandangannya sendiri.
"Itu urusan partainya lah ya, kami enggak mencampuri," ujar Jusuf Hamka, dikutip dari Tribunnews.
Soal menonaktifkan anggota, menurut Jusuf Hamka hal itu harus dilihat dari kinerjanya sejak awal. Ia mengatakan, tak seharusnya semua disamaratakan, sementara anggota lainnya belum terbukti melakukan hal yang merugikan.
"Kalau saya, harus dilihat track record yang harus dinonaktifkan ini apakah semuanya harus dianggap sama."
"Kan kalau Mas Uya ini kan dia punya video diedit-edit orang, dia sendiri tidak mengatakan hal-hal yang menghina masyarakat," bebernya.
Jusuf Hamka lantas menyayangkan jika nantinya pengganti Uya Kuya tak memiliki kinerja yang sesuai harapan. Sebagai orang yang mengenal Uya Kuya, Jusuf Hamka meyakini bahwa suami Astrid tetap berkecimpung di kegiatan sosial meskipun tak aktif dalam DPR.
"Sayang nggak nih, orang amanah, orang baik, malah digeser."
"Kalau penggantinya lebih baik, atau sama, kalau enggak kan rugi negeri ini," jelasnya.
Meskipun nonaktif sebagai anggota DPR RI, Uya Kuya disebut akan tetap aktif di kegiatan sosial. Hal ini diyakini oleh Jusuf Hamka.
"Saya yakin kalau Mas Uya misalnya tidak aktif di parlemen, dia tetap berkiprah di kegiatan sosial," ujarnya.
(Banjarmasinpost.co.id/Grid.id)