Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kemenkes RI Imran Pambudi menyebut skrining kesehatan gratis khusus kesehatan jiwa sudah menyasar lebih dari 13 juta warga Indonesia. Menurut daya yang dihimpun sejak Februari 2025, masalah mental terbanyak yang dihadapi adalah depresi dan kecemasan.
Keduanya merupakan potensi atau pencetus seseorang melukai diri sendiri, bahkan fatalnya memilih mengakhiri hidup. Beberapa dari kasus yang ditemukan ditindak lebih lanjut ke layanan primer seperti puskesmas, hingga rumah sakit untuk kasus masalah mental lebih berat.
"Jadi sudah ada 13 juta yang mengikuti skrining kesehatan jiwa dan dari sini kita temukan secara nasional rata-rata orang yang mengalami gejala depresi itu sekitar 1 persen, sementara cemas 0,9 persen," jelas dr Imran dalam webinar di Jakarta Selatan, Rabu (10/10/2025).
Bila dirinci lebih lanjut, DKI Jakarta menempati provinsi pertama yang mencatat insiden kasus depresi paling tinggi menurut hasil skrining.
"Yang paling tinggi adalah di DKI Jakarta, di DKI itu yang depresi 9,3 persen, yang cemas ada 7,6 persen," beber Imran.
"Orang-orang seperti ini lah yang punya potensi untuk melakukan tadi percobaan bunuh diri menyakiti diri sendiri," sambung dia.
Menurut Imran, kasus di DKI Jakarta menggambarkan angka depresi mencapai 10 kali lipat lebih tinggi dibandingkan rata-rata laporan Indonesia. Sementara gangguan cemas mencapai 7 kali lipat lebih banyak.
"Sehingga kasus di DKI Jakarta ini 10 kali lebih tinggi dibanding rata-rata di Indonesia, kalau cemas 7 kali lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional, kita butuh menanggulangi bagaimana masalah-masalah ini," pungkasnya.
dr Imran mengimbau masyarakat untuk mengakses layanan konseling gratis yang bisa diakses selama 24 jam melalui website healing119.id. Pengguna bisa langsung melanjutkan konseling melalui telepon atau chat dalam laman tersebut.
Sejauh ini, lebih banyak perempuan yang mengakses konseling yakni 71,7 persen, dengan terbanyak di usia 21 hingga 30 tahun.