Single 'Love Me Do' dan Lahirnya The Beatles sebagai Tonggak Musik Dunia
Moh. Habib Asyhad September 10, 2025 08:34 PM

Kemunculan The Beatles ditandai dengan single Love Me Do yang direkam pada 11 September 1962 dan dirilis 5 Oktober di tahun yang sama. Tonggak musik dunia pun lahir.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Single "Love Me Do" yang dirilis pada 5 Oktober 1962 menjadi pertanda bahwa tonggak musik dunia telah lahir. Mereka adalah The Beatles dari Liverpool, Inggris.

Single itu direkam pada 11 September 1962 di Abbey Road Studios EMI, London. Dan ketika diluncurkan single itu langsung menduduki peringkat 17 di Top Twenty.

Lagu Love Me Do direkam sebanyak tiga kali dengan tiga drummer berbeda. The Beatles, dengan Pete Best yang menjadi drummer saat itu, merekamnya sebagai bagian dari audisi EMI-nya.

Dari tanggal 4 September, Best digantikan oleh Ringo Starr karena produser George Martin tak menyetujui permainan drum Best. Dan pada hari itu, The Beatles dengan Starr, merekam versi yang ditujukan untuk peluncuran single.

Seminggu kemudian, pada tanggal 11 September, The Beatles kembali ke studio. Martin nyatanya juga tak puas dengan permainan drum Starr dan telah meminta drummer sesi Andy White untuk bermain drum. Sementara Starr hanya bermain rebana di samping.

Versi Andy White dinilai amat khas dan kemudian diluncurkan. Sesi 11 September yang selanjutnya adalah satu-satunya yang menampilkan White, karena Martin mengizinkan Starr tetap di grup itu. Beberapa versi single pertama mengalami salah cetak dengan versi Ringo Starr.

Versi ini lantas dipindahkan ke kompilasi Past Masters Volume One. Versi audisi Pete Best tetap tak diluncurkan hingga tahun 1995, ketika dimasukkan dalam CD Anthology 1.

Bagaimana The Beatles menjadi tonggak musik dunia?

Kemunculannya selalu menghebohkan. Sempat bikin puyeng petinggi negara. Pernah dicaci-maki publik. Setelah 25 tahun menghilang, The Beatles is back!

The Beatles, tak bisa dipungkiri, merupakan akar bagi musik dunia. Sampai saat ini pengaruh yang mereka ciptakan merasuk hingga ke pola kehidupan, tak cuma musik.

Namun, apa kamu tahu bagaimana pengaruh itu tercipta? Cikal bakal terbentuknya The Beatles berawal ketika John Lennon dan Paul McCartney bertemu di sebuah gereja, 15 Juni 1956. Paul, cowok kelahiran 18 Juni 1942, sangat mengingat pertemuan itu, lantaran John sedang teler berat. Mereka lalu jadi teman akrab. Keduanya sama-sama doyan musik.

John yang paling antusias bermusik, lalu mengajak Paul bergabung dengan band barunya, The Quarrymen. Dia menganggap Paul cukup potensial sebagai pemain gitar. Alasan lain, dan ini rada kocak: dipilih karena wajahnya mirip Elvis. Punya selling point.

Gonta-ganti nama

Setelah dua tahun berkiprah kecil-kecilan, Paul lalu memperkenalkan John kepada teman karibnya, George Harrison. Begitu merasa klop, George, kelahiran 25 Februari 1943, lantas direkrut sebagai gitaris baru.

Kini mereka beranggota lima orang: John Lennon (vokal, gitar), Paul McCartney (gitar, vokal), George Harrison (gitar, vokal), Stuart Sutcliffe (bas), dan Pete Best (drum). Dengan formasi ini, mereka beberapa kali mengganti nama grup: Johnny And The Moondogs, Beatles, Silver Beatles, dan The Silver Beatles.

Anak-anak Liverpool ini lantas menjelajahi beberapa kelab di Inggris. Mereka juga sempat mengadu nasib di Hamburg, Jerman, selama berbulan-bulan pada 1960-an. Hanya sayang, mereka terlibat keributan, hingga memaksanya pulang kampung.

Setahun kemudian, mereka dihadapkan pada masalah kekompakan grup. Keberadaan Stuart tidak bisa dipertahankan lagi. Dia punya masalah pribadi, di samping permainan bassnya dianggap nggak berkembang. Tahun 1961 dia mengundurkan diri. Sayang, padahal dia cukup berjasa bagi kepopuleran grup ini. Paling tidak, mode rambut poni khas The Beatles itu adalah hasil ciptaannya.

Sepeninggal Stuart, posisi bassis lalu diisi Paul. Dan nggak lama kemudian, The Silver Beatles bertemu seorang manajer toko kaset, yang kelak berjasa besar mengangkat nama mereka: Brian Epstein. Belakangan diketahui, Brian ternyata naksir John Lennon.

Bagi The Silver Beatles, pertemuannya dengan Brian sangat menguntungkan. Pintu kesuksesan mulai terbuka. Pasalnya, sang manajer ini memiliki akses dalam industri musik. Namun sebaliknya bagi Stuart yang sudah hengkang itu. Nasibnya makin parah. Dia akhirnya meninggal karena pendarahan di otak, setahun kemudian.

Meski Brian cukup piawai dalam bisnis musik, toh The Silver Beatles tak mudah menembus dapur rekaman. Mereka selalu ditolak ketika menawarkan demo kasetnya. Ini sama halnya ketika mereka mengajak Decca Records, bekerja sama. Nihil semua.

Untunglah mereka tidak bekerja setengah-setengah. Dan akhirnya, 1962, berhasil meyakinkan George Martin, pimpinan perusahaan rekaman Parlophone. Teken kontrak pun dilakukan.

Lagi-lagi, keberuntungan ini tidak seluruhnya berjalan mulus. Martin menganggap permainan Pete terlalu melempem sebagai drummer. Ini dilematis. Pasalnya, teken kontrak nggak bakal terlaksana jika Pete tetap dipertahankan.

Maka dengan berat hati, mereka pun mencoret Pete, dan merekrut drummer baru, Richard Starkey, mantan pemain drum Rory Storme dan The Hurricane. Richard inilah yang kelak beken dengan nama Ringo Starr. Nah, dengan formasi inilah mereka lalu menyederhanakan nama The Silver Beatles, menjadi The Beatles. Satu nama yang kelak selalu diingat orang.

Bikin negera pusing

Setelah beberapa bulan 'mendekam' di Studio EMI, single perdana “Love Me Do” pun dirilis, Oktober 1962. Tembang keren ini bercokol hingga tangga ke-17 di Inggris. Nggak lama kemudian, “Please, Please Me” menyusul sebagai single kedua. Tembang ini benar-benar membuat mereka makin percaya diri. Betapa tidak, single yang menjadi judul debut albumnya itu, sanggup mendaki tangga pertama di Inggris, Februari 1963.

Kiprah The Beatles mulai merambah dunia. Industri musik Amerika yang begitu keras mampu mereka tembus. Single “I Want To Hold Your Hand” merangsek tangga lagu pertama. Begitu juga dengan “Can't Buy Me Love”. Maka, beatlemania pun menjalar hingga negeri Paman Sam itu. Apalagi setelah album A Hard Day's Night (1964) dirilis penuh. Laris bak kacang goreng.

Kegilaan penggemar pada The Beatles nampaknya makin merepotkan. Di mana pun mereka muncul, histeria massa sudah menjadi menu sehari-hari. Jadi nggak aneh kalau masalah ini sempat menyeruak dalam rapat petinggi negara di Parlemen. Pasalnya, gejala beatlemania menambah pekerjaan aparat keamanan.

Karena itulah, tur panjang The Beatles sempat terhenti. Ini setelah mereka menggelar konser di stadion Wembley, 1 Mei 1966. Alasannya, kehebohan penggemar sudah terlalu membahayakan. Bagaimana nggak, personel The Beatles sendiri sulit mendengarkan sound yang keluar ketika manggung. Ini lantaran jeritan dan histeria sudah kelewat batas.

The Beatles yang sedang naik daun, lalu mulai mempromosikan diri lewat layar kaca. Untuk pertama kalinya mereka tampil pada acara teve, “The Ed Sullivan Show”. Hasilnya? Bukan main. Tujuh puluh tiga juta pemirsa menyaksikan acara yang jarang itu.

Strategi promosi ini lantas dilanjuti dengan pembuatan beberapa film. Salah satunya, film kartun The Beatles yang berdurasi setengah jam. Kali pertamanya ditayangkan pada 25 September l965.

Lalu, pembuatan film kartun berikutnya digeber lagi, Yellow Submarine. Film yang bercerita tentang petualangan ini diambil dari salah satu judul lagu keren mereka, “Yellow Submarine”. Di samping itu, mereka juga sempat membuat film layar lebar: A Hard Day's Night dan Help!.

Mengaku lebih populer dibanding Yesus

John Lennon memang mempunyai daya magis yang besar. Dia tidak hanya piawai dalam urusan musik, namun juga sebagai publik figur yang begitu disukai. Dia juga dikenal bermulut besar, dan suka ngomong apa adanya. Contohnya ketika muncul pada ajang Royal Variety Performance. "Penonton di kelas festival nampak bersemangat. Mereka antusias bertepuk tangan. Sementara, kenapa penonton yang dapat tempat duduk enak cuma mengelus-elus kalung jewelry-nya saja?" lontar cowok kelahiran 9 Oktober 1940 ini.

Lantaran suka nyablak itulah, suatu kali dia terkena batunya. Ini setelah dia diwawancarai wartawan Evening Standard, Juni 1966. Dia mengatakan, kini The Beatles lebih populer dibandingkan Yesus Kristus. Waduh! Kontan aja, publik marah besar. Cercaan datang bertubi-tubi. Di Amerika lebih gila lagi. Semua produk yang berbau The Beatles dibakar habis!

Kasus heboh ini buntutnya membuat aktivitas The Beatles vakum. Namun, setelah masalah itu mereda, di penghujung tahun 1966, mereka merilis kembali album baru, Revolver. Anehnya, album yang bernuansa lebih kalem ini sukses besar. Padahal kita tahu, saat itu masyarakat masih kesal berat. Itulah The Beatles. Mereka memang ajaib. Hanya saja, lagi-lagi tur mereka terhenti di tengah jalan. Alasannya sama: histeria penggemar sangat membahayakan.

Memasuki tahun 1967, musik The Beatles mengalami sedikit perubahan. Ini setelah album Sergeant Pepper's Lonely Hearts Club Band dirilis. Mereka tampaknya terpengaruh oleh seorang guru spiritual asal India, Maharishi Mahesh Yogi.

Sementara, di tahun yang sama The Beatles kehilangan seorang yang telah banyak membantu karier mereka. Brian Epstein, dia meninggal karena overdosis.

The White Album yang dirilis setahun kemudian, kembali mengguncangkan bursa musik dunia. Album yang diluncurkan dalam kemasan dobel album ini meledak di mana-mana. Ini antara lain berkat “Lady Madonna” dan “Hey Jude”. Keduanya bertahan di tangga lagu pertama di Inggris dan Amerika, selama berbulan-bulan.

Beatles is Back!

Perjalanan karier The Beatles yang begitu hebat akhirnya terhenti juga, setelah kelar dengan proyek album Let It Be, 1970. Album ini menelurkan tembang keren, “Get Back”.

Keretakan akhirnya memang tak bisa dihindarkan. Satu sama lain saling menyalahkan. Namun, masuknya Yoko Ono dalam hidup John Lennon, dianggap sebagian orang sebagai pemicu utama. Paul adalah orang yang paling keras menentang kehadiran cewek asal Jepang itu. Dia begitu memusuhinya.

Bubarnya The Beatles memang mengejutkan semua orang. Nggak aneh, pasalnya mereka telah menciptakan revolusi musik dengan sangat mendasar.

Setelah The Beatles berantakan, tiap personel lalu sibuk dengan proyek masing-masing. Bareng istrinya, Yoko, John hijrah ke New York, dan membentuk grup baru, Plastic Ono Band. Sementara Paul yang sempat dikabarkan tewas muncul dengan bendera barunya, Wings.

Lain lagi dengan Ringo. Cowok kelahiran 7 Juli 1940 itu tampil solo karir. Dia membuat beberapa single, dan sempat berakting dalam beberapa film. Sedangkan George lebih suka menggarap album solo, yang terpengaruh dengan nuansa musik India.

Sementara itu, perjalanan hidup John memang penuh kehebohan. Namun, dia tetaplah manusia yang harus berpulang kepada-Nya. Dan ketika saatnya tiba, dia pun tak kuasa mengelak. Hari itu, 8 Desember 1980, John tewas di depan apartemennya di New York, dia ditembak oleh seorang penggemar fanatik, Mark David Chapman.

Setelah lama vakum, mereka akhirnya reuni lagi pada21 November 1995 yang ditandai dengan beredarnya album The Anthology I secara serentak.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.