TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR — Bencana banjir dan longsor melanda sejumlah wilayah di Bali setelah hujan ekstrem mengguyur selama dua hari berturut-turut, 9–10 September 2025.
Sedikitnya tujuh orang dilaporkan meninggal dunia, 47 mengalami luka-luka, dan 237 warga terpaksa mengungsi ke lokasi penampungan.
Akses jalan utama pun tertutup akibat longsoran material, menyulitkan mobilitas dan penanganan darurat.
Kapolda Bali Irjen Pol. Daniel Adityajaya menyatakan bahwa prioritas utama saat ini adalah evakuasi warga terdampak, terutama mereka yang berada di wilayah sulit dijangkau.
“Kami bersama instansi terkait terus berupaya menyelamatkan warga, memastikan mereka dievakuasi dengan aman, dan kebutuhan dasar di pengungsian terpenuhi,” ujar Daniel, Rabu (10/9/2025).
Tim gabungan dari Polri, BPBD, dan relawan masih berjibaku di lapangan.
Evakuasi terus dilakukan di daerah rawan longsor untuk mencegah jatuhnya korban tambahan.
Polri juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi bencana susulan.
Curah hujan yang masih tinggi diperkirakan dapat memicu risiko baru, terutama di kawasan perbukitan dan bantaran sungai.
Warga diminta mengikuti arahan petugas dan segera mengungsi jika situasi memburuk.
“Keselamatan warga adalah yang utama. Kami mengajak masyarakat untuk tidak panik, tetap waspada, dan segera melapor jika membutuhkan bantuan,” tambah Daniel.
Pemerintah daerah bersama aparat keamanan berharap proses pemulihan pascabencana dapat berjalan cepat dan terkoordinasi.
Polri menegaskan komitmennya untuk terus hadir di tengah masyarakat, menjaga keamanan, dan mendukung penanganan bencana secara menyeluruh.