WAWANCARA EKSKLUSIF: Nenek Dimaafkan Uya Kuya: Demi Allah, Aku Enggak Nyolong!
Acos Abdul Qodir September 11, 2025 07:32 AM

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Seorang nenek bernama Rahmawati Wijaya alias Rahma (52) menjadi sorotan publik setelah insiden penjarahan di rumah artis sekaligus anggota DPR RI, Surya Utama alias Uya Kuya, di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur.

Rahma, yang sehari-hari bekerja sebagai juru parkir dan memulung barang bekas, tinggal bersama suaminya dan memiliki lima cucu, salah satunya penyandang tunawicara.

Peristiwa itu terjadi pada Sabtu malam, 30 Agustus 2025, bersamaan dengan demonstrasi besar-besaran yang melanda Jakarta menyusul kematian seorang pengemudi ojek online dalam bentrokan dengan aparat.

Kerusuhan yang meluas hingga ke permukiman menyebabkan sejumlah rumah pejabat publik menjadi sasaran massa, termasuk kediaman pribadi Uya Kuya.

Dalam kekacauan itu, Rahma sempat membawa satu karung berisi besi rongsokan yang ditinggalkan di depan gerbang rumah Uya. Namun, dua hari kemudian, ia mengembalikan barang tersebut secara sukarela dan dimaafkan langsung oleh Uya Kuya dan istrinya, Astrid Khairunnisha.

Dalam wawancara eksklusif bersama Tribunnews.com pada Selasa (9/9/2025), Rahma yang didampingi keponakannya, Ratu, berbicara dari rumah kontrakannya di gang sempit sekitar Jalan Swadaya Raya, Duren Sawit, Jakarta Timur.

Di tempat sederhana itulah sang nenek mengungkapkan alasan di balik keputusannya mengembalikan barang. Ia merasa gelisah, tidak tenang, bahkan mengaku didatangi mendiang ibunya dalam mimpi.

“Ya, (ibu datang di) mimpi saya. Diomongin sama mama saya, ‘Yuk, pulangin barangnya. Itu bukan hak kamu,’” kata Rahma sambil menirukan suara ibunya.

Air matanya tak terbendung saat menceritakan bahwa ia tidak pernah berniat mencuri. Barang rongsokan itu ia temukan di depan rumah Uya Kuya, bukan di dalam rumah.

Meski sudah dimaafkan, sanksi sosial tetap menghantui. Ia merasa malu karena banyak tetangga menyebutnya maling, padahal memulung adalah salah satu mata pencahariannya selain bekerja sebagai juru parkir di sekitar Puskesmas Duren Sawit.

“Aku enggak nyolong demi Allah. Aku nemu di gerbang, rongsokan yang saya bawa. Aku bukan maling,” ucapnya sambil menangis.

Berikut kutipan lengkap wawancara eksklusif bersama Rahma dan keponakannya, Ratu:

Apa yang terjadi malam itu hingga ibu membawa karung dari rumah Uya Kuya?

Rahma: Waktu itu saya jalan-jalan sendiri, cari botol bekas buat jajan cucu saya. Saya lihat ada rongsokan di depan pintu rumah Uya Kuya. Saya nggak tahu itu punya siapa, saya bawa pulang.

Ibu sempat masuk ke dalam rumah Uya?

Rahma: Saya sempat masuk, lihat-lihat. Banyak orang, saya diam saja. Terus saya keluar, lihat karung di depan pintu, saya ambil dan simpan di rumah.

Rumah Uya Kuya dekat dengan rumah ibu?

Rahma: Dekat. Saya ke sana naik motor sama suami. Habis itu suami pulang, saya lanjut cari botol, masukin ke plastik.

Yang beredar katanya ibu ambil AC. Sebenarnya isi karung itu apa?

Rahma: Saya enggak tahu. Karung itu sudah ada di depan gerbang. Saya bawa ke rumah, tapi hati saya enggak enak. Akhirnya saya serahkan ke Pak RT-nya Mas Uya.

Apa yang membuat ibu tergerak untuk mengembalikan barang itu?

Rahma: Karena itu bukan hak saya. Saya enggak tenang, enggak bisa tidur, enggak bisa makan. Sampai sakit saya.

Kok bisa sampai sakit, padahal sudah dimaafkan?

Ratu: Tante saya kepikiran. Banyak yang bilang dia maling, nyolong. Padahal, dia enggak tahu isi karung itu apa.

Setelah mengembalikan ke Pak RT, ibu dijemput ke Polres. Perasaannya bagaimana?

Rahma: Saya nangis. Saya bukan maling, saya nemu barang di depan gerbang. Saya kembalikan jam 7 pagi, terus dijemput polisi jam 10, pulang sore setelah menunggu Mas Uya. Saya ditanya, “Ibu nemuin barang ini di mana?”

Setelah bertemu Uya Kuya, ibu menjelaskan apa?

Rahma: Mas Uya datang jam 5 sore. Saya langsung minta maaf ke Mas Uya dan istrinya. Saya bilang saya nyesel, saya khilaf.

Ibu sempat cerita kegelisahan ke keluarga?

Ratu: Dia pusing, malu karena viral. Banyak yang menuduh dia maling. Saya tanya, “Emang yang dibawa apa?” Dia bilang nggak tahu. Di berita disebut bawa AC. Sekarang logikanya aja, kalau AC masih menempel (di dinding), emang bisa dibawa? Suaminya juga syok, menangis terus, takut istrinya dipenjara.

Memulung barang bekas itu pekerjaan utama?

Rahma: Enggak, cuma sampingan. Sekarang suami saya kasih kerjaan jaga parkiran. Alhamdulillah, saya enggak mulung lagi.

Ada dorongan lain untuk mengembalikan barang ?

Rahma: Ya, mimpi saya. Mama saya bilang, “Yuk, pulangin barangnya. Itu bukan hak kamu.”

Keluarga besar tahu soal kejadian ini? Bagaimana respon mereka?

Rahma: Mereka tahu. Ada yang bilang saya harus kuat, tapi saya tetap malu. Saya cuma ingin jujur.

Pesan untuk Uya Kuya dan keluarga?

Rahma: (sambil menangis tersedu-sedu) Aku enggak nyolong demi Allah. Aku nemu di gerbang, rongsokan yang saya bawa. Aku bukan maling. Ini enggak niat. Saya minta maaf Mas Uya, minta maaf juga ke Bunda. Rahma enggak ada niat. Bunda baik, Mas Uya juga baik.

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.