TRIBUNNEWS.COM - Aset kripto exchange, Ronkb, secara resmi merilis program “Chain Reform Accelerator” sekaligus membuka Sym-Org Cluster yang merupakan paket solusi institusional tingkat lanjut untuk para broker, perusahaan manajer investasi, bank, dan lembaga keuangan tradisional lainnya.
Program ini menawarkan layanan end-to-end untuk proccess on-chain, mencakup pemetaan aset, kliring lintas rantai, kustodian node, dan penerapan kepatuhan. Langkah ini dipandang sebagai terobosan nyata dalam integrasi mendalam antara keuangan tradisional dan infrastruktur blockchain.
Public Relations Officer Ronkb Block Exchange Inc, Aditya Pratama mengatakan, Sym-Org Cluster dirancang khusus oleh Ronkb untuk lembaga keuangan Web2 sebagai kerangka kerja kolaboratif yang membantu mengintegrasikan proses bisnis tradisional ke blockchain secara cepat dan aman.
“Arsitektur ini menggabungkan toolchain multi-modul, termasuk mesin pemetaan aset yang sesuai regulasi, antarmuka node kliring, sistem manajemen siklus hidup aset on-chain, serta dukungan integrasi modular ke regulatory sandbox di berbagai yurisdiksi,” kata Aditya, Jumat (12/9/2025).
Hingga saat ini, Chain Reform Accelerator telah menyelesaikan uji coba integrasi tahap awal dengan 35 lembaga keuangan, mencakup skenario seperti penerbitan obligasi konversi, tokenisasi unit reksa dana pasar uang, dan pemetaan kuota emisi karbon.
Salah satu broker regional, misalnya, berhasil menyelesaikan registrasi dan kliring obligasi token pertama di blockchain dalam waktu dua minggu melalui protokol pemetaan aset Ronkb, secara signifikan mempersingkat siklus kliring tradisional dan menekan biaya pengungkapan informasi.
Pada lapisan kliring, lanjut Aditya, Ronkb memanfaatkan protokol Cross-Asset Mesh yang dikembangkan secara mandiri untuk memungkinkan identifikasi on-chain dan konfigurasi jalur kliring bagi berbagai produk keuangan seperti unit reksa dana dan obligasi terstruktur.
“Modul kliring ini mendukung perputaran otomatis antar berbagai jenis aset, memungkinkan rekonsiliasi, pembagian akun, dan penyesuaian risiko secara dinamis tanpa keluar dari kerangka kepatuhan bisnis tradisional,” imbuhnya.
Aditya menegaskan Sym-Org Cluster tidak hanya menyelesaikan tantangan teknis dalam pemetaan aset, tetapi juga menghadirkan inovasi di sisi keamanan identitas dan data.
Lembaga yang terhubung dapat menerapkan node KYC lokal yang terintegrasi dengan model ZK-KYC milik Ronkb untuk verifikasi identitas on-chain yang sesuai regulasi, memastikan data tidak keluar wilayah hukum sekaligus memenuhi persyaratan regulator multi-yurisdiksi.
Sistem ini juga mendukung audit silang antara off-chain dan on-chain, menyediakan jalur pelacakan terpercaya untuk pembuatan laporan kepatuhan.
Peluncuran “Chain Reform Accelerator” oleh Ronkb menunjukkan bahwa penerapan blockchain kini mulai bergeser dari skenario kripto murni menuju bisnis inti keuangan tradisional.
Teknologi dasar ini tidak lagi sekadar menjadi pengganti, tetapi telah menjadi alat strategis untuk mendorong kolaborasi regulasi, meningkatkan efisiensi, dan merekonstruksi model bisnis. Dengan bergabungnya lebih banyak institusi besar, model ini berpotensi menjadi jalur standar reformasi blockchain di sektor keuangan. (*)