TRIBUNJAKARTA.COM - Rektor Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU atau Prof Heri Hermansyah diteriaki Zionis dalam acara wisuda dan penyambutan mahasiswa baru di Balairung UI, pada Kamis (11/9/2025).
TribunJakarta.com telah merangkum 5 fakta dari kejadian tersebut, sebagai berikut:
1. Dana Abadi UI
Dalam tayangan wisuda yang disiarkan langsung di YouTube Universitas Indonesia, Rektor UI mendapat sorakan dari hadirin yang terdiri dari wisudawan, mahasiswa baru dan orang tua atau wali itu.
Para hadirin meneriakkan kata 'zionis' kepada Prof Heri Hermansyah.
Momen tersebut terjadi dalam sesi penggalangan Dana Abadi UI.
Dana Abadi UI, dikutip dari laman eng.ui.ac.id, adalah inisiatif strategis untuk mendukung pelaksanaan tridarma perguruan tinggi berupa pendidikan, pengajaran, dan pengabdian kepada masyarakat serta menyediakan beasiswa bagi mahasiswa yang membutuhkan serta mendukung berbagai program pengembangan sivitas akademika.
Sorakan menggema setelah sesi yang dipimpin Runner Up Puteri Indonesia 2018, Berliana Permatasari sebagai pembawa acara.
Kala itu, Berliana menjelaskan, wisudawan juga mahasiswa baru bisa menyumbang dana abadi UI melalui kode batang (barcode) yang telah ditampilkan pada videotron alias layar Balairung juga tampil di layar live streaming YouTube.
Sontak ia meminta Prof Heri Hermansyah untuk maju bergabung dalam sesi penggalangan dana.
Prof Heri Hermansyah dengan semangat juga meminta para pimpinan dan pejabat Kampus UI untuk maju agar menyumbang dana.
Sorakan pun semakin riuh.
"Zionis, zionis, zionis," sorak hadirin menggema di Balairung.
Prof Heri dalam kesempatan itu menyampaikan sejumlah pesan terkait dana abadi UI.
"Ya, kita juga sama seperti para wisudawan. Saya alumni UI, saya cinta UI. Kita akan membesarkan UI semampunya kita sumbang. Para orang tua juga, para orang tua silakan keluarkan HP-nya ya," ucap Rektor UI sambil mengeluarkan handphone.
Ia memberi sinyal agar seluruh hadirin mengeluarkan handphone dan memindai barcode untuk mengirim sumbangan.
"Ada challenge ya bulan Februari. Bulan Februari terkumpul Rp4 miliar. Rp2 miliar dari wisudawan, Rp2 miliar dari kita semua bersama-sama. Sekarang dari wisudawan Rp4 miliar. Mari kita raih Rp8 miliar. Dapat enggak kita nanti?" papar Prof Heri langsung disambut sorakan hu dari hadirin.
2. FIB menyayangkan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia memberikan klarifikasi terkait aksi sejumlah wisudawan dalam prosesi wisuda UI yang digelar pada Kamis (11/9/2025).
Dalam momen tersebut, terdengar teriakan "Zionis" yang diarahkan kepada pimpinan Universitas Indonesia.
Melalui keterangan resminya, pihak FIB UI menyayangkan insiden tersebut.
Tindakan itu dinilai tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh Universitas Indonesia.
"Pernyataan Zionis yang diarahkan kepada Pimpinan Universitas Indonesia tidak mencerminkan kenyataan dan menjurus kepada fitnah," tulis pernyataan resmi FIB UI.
Pihak fakultas menyampaikan bahwa ucapan Zionis yang disampaikan oleh sebagian wisudawan itu merupakan pernyataan pribadi dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu yang bersangkutan.
Ucapan itu tidak mewakili sikap maupun pandangan resmi FIB UI.
FIB UI menekankan komitmennya untuk menjunjung tinggi nilai-nilai akademik, kebebasan berpendapat yang bertanggung jawab, serta etika dalam menyampaikan aspirasi.
"Kami mengajak seluruh sivitas akademika UI untuk senantiasa menyampaikan pendapat dalam koridor etika dan aturan yang berlaku," demikian keterangan FIB UI.
3. Klarifikasi UI
Direktur Humas, Media, Pemerintah dan Internasional Universitas Indonesia, Prof. Arie Afriansyah, S.H., MIL., Ph.D., meluruskan kabar yang beredar menyangkut sorakan wisudawan kepada Rektor UI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU.
Dalam video yang beredar di media sosial, hadirin yang meliputi wisudawan, orangtua/wali hingga mahasiswa baru menyoraki Rektor UI saat sesi penggalangan dana.
Acara tersebut merupakan acara wisuda dan penyambutan mahasiswa baru yang digelar di Balairung UI, dan disiarkan di YouTube Universitas Indonesia, Kamis (11/9/2025).
Rektor UI Prof Heri dalam sesi penggalangan dana program Dana Abadi UI kala itu mengisyaratkan hadirin agar ikut menyumbang dana.
Prof Arie, kepada Tribunnews, menjelaskan, sesi tersebut sebenarnya merupakan sesi perkenalan kepada para wisudawan dan orangtua wisudawan bahwa UI memiliki Dana Abadi.
"Dana Abadi itu dikelola untuk kepentingan sivitas akademika, mulai dari pengembangan riset hingga membantu para mahasiswa yang memiliki keterbatasan finansial untuk menyelesaikan studinya. Bahkan, jika sudah memungkinkan, UI akan memberikan beasiswa penuh kepada mahasiswa UI yang memang sesuai kategorinya nanti," jelasnya saat dikonfirmasi Tribunnews pada Jumat (12/9/2025).
"UI sudah memberlakukan UKT berkeadilan, yang berarti kemampuan UKT (Uang Kuliah Tunggal) disesuaikan dengan kemampuan sebenarnya dari mahasiswa tersebut."
"Sumbernya pun tidak utama dari sumbangan wisudawan dan orangtua wisudawan, tetapi hasil kerjasama akademik hingga filantropis."
4. Misinformasi
Guru besar UI yang membidangi Hukum Internasional itu menambahkan, terjadi misinformasi Rektor UI meminta dana langsung dari para wisudawan dan orangtua.
Kembali menegaskan, penggalangan dana tersebut bersifat sukarela.
Artinya, pihak UI mempersilakan bagi siapapun yang ingin meyumbang dana abadi dari wisudawan maupun orangtua wisudawan dengan tanpa paksaan.
"Kalau ada yang ingin menyumbang dana abadi dipersilakan secara sukarela dan tidak ada batasan angka sumbangan," tegasnya.
"Semoga di masa yang akan datang, jika alumni UI sudah berhasil dan ingin berkontribusi kepada almamater, salah satunya adalah melalui program Dana Abadi ini," imbuh dia.
5. Sempat Undang Tokoh Pro-Israel
Universitas Indonesia sempat menjadi sorotan tajam usai menghadirkan Peter Berkowitz sebagai pembicara utama dalam acara Pengenalan Sistem Akademik Universitas (PSAU) Pascasarjana 2025.
Kehadiran Berkowitz di Balairung UI, Depok, pada Sabtu, 23 Agustus 2025, langsung menuai protes dan kritik, khususnya di media sosial.
Polemik mencuat setelah akun X @kastratofe mengunggah kritik tajam terhadap undangan UI tersebut.
"Universitas Indonesia mengundang Peter Berkowitz; seorang zionis dan pembela genosida Israel, sebagai pembicara di Orientasi Program Pascasarjana UI 2025," tulis akun itu.
Unggahan tersebut viral dan mendapat beragam respons, sebagian besar mempertanyakan keputusan UI.
Berkowitz dikenal sebagai akademisi yang vokal membela Israel.
Jejak rekamnya memperlihatkan pandangan politik yang kerap berpihak pada kebijakan militer Israel, bahkan tidak jarang mengecam dukungan terhadap Palestina yang berkembang di lingkungan akademis internasional.
Arie Afriansyah, mengakui pihaknya kurang cermat dalam memeriksa latar belakang lengkap pembicara tersebut.
“Dengan segala kerendahan hati, UI mengakui kurang hati-hati, dan untuk itu, UI meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia atas kekhilafan dalam kekurangcermatan saat melakukan background check terhadap yang bersangkutan,” ujar Arie dalam keterangannya, Minggu (24/8/2025).
Arie menegaskan, sikap dukungan UI terhadap Palestina tidak berubah, kendati menghadirkan Berkowitz.
Dia menyatakan UI tetap konsisten mendukung kemerdekaan Palestina sesuai amanat konstitusi.
Dukungan UI kepada Palestina juga sudah disampaikan langsung oleh Rektor UI kepada Duta Besar Palestina saat berkunjung ke kampus pada 17 Januari 2025.
“UI tetap konsisten pada sikap dan pendirian berdasarkan konstitusi Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, yang terus memperjuangkan agar penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, termasuk terdepan dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina menghadapi penjajahan yang dilakukan Israel,” kata Arie. (Kompas.com/ Tribunnews)