Jakarta (ANTARA) - Perguruan Silat Tradisional Beksi Muhammad Noer atau Beksi Kong Noer Jakarta Selatan mengambil bagian dalam Pencak Malioboro Festival 8 yang merupakan misi kebudayaan serta mengenalkan kembali Beksi sebagai warisan budaya dari Betawi.

"Beksi itu identitas kami. Jurusnya sederhana, tapi punya pukulan dan tangkisan yang kuat. Kami ingin menunjukkannya langsung di hadapan masyarakat luas," kata Ketua Perguruan Silat Tradisional Beksi Muhammad Noer, Herdi Noverdi, dalam keterangannya, Sabtu.

Dalam festival yang berlangsung 12-14 September 2025 itu, Beksi Kong Noer membawa 18 pesilat tangguh. Mereka tampil memukau dalam 6 Jam Pencak Silat di Kota Yogyakarta. Acara ini menghadirkan sekitar 80 perguruan dan komunitas pencak silat dari berbagai daerah di Indonesia serta mancanegara.

Panggung utama ini menjadi ajang unjuk kebolehan para pesilat dalam menampilkan kekhasan aliran dan perguruan masing-masing.

Herdi menambahkan, keikutsertaan mereka dalam festival ini bukan sekadar unjuk kebolehan. Ada misi kebudayaan yang diusung.

"Kami ingin anak-anak muda melihat Beksi bukan hanya sebagai bela diri, tapi juga sebagai jembatan budaya," ujarnya.

Herdi mengatakan, keikutsertaan silat Beksi Kong Noer dilakukan untuk memajukan dan mengenalkan tradisi Betawi di kancah nasional dan internasional.

Meski tanpa bantuan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Herdi memastikan kebudayaan Betawi harus tetap hidup hingga akhir zaman.

"Semangatnya bukan soal besar-kecilnya biaya, tapi bagaimana kami bisa hadir di Yogyakarta, ikut meramaikan Malioboro," kata dia menambahkan.


Baca juga: Penampilan pencak silat dan seni tari pecahkan rekor MURI