TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Para pelaku industri manufaktur mendukung langkah Menkeu menggelontorkan dana Rp 200 triliun ke bank Himbara yang diyakini bakal menggairahkan industri di sektor itu.
Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman mengungkapkan masuknya dana sejumlah Rp 200 triliun dalam peredaran perbankan merupakan angin segar.
Ia berharap langkah itu bakal mendorong peningkatan aktivitas industri dan perdagangan. Hal itupun disebut bisa menjadi faktor penting yang mendongkrak daya beli dan konsumsi masyarakat.
"Diharapkan pemerintah juga melakukan deregulasi sehingga semakin mendorong aktivitas perekonomian," katanya, saat dihubungi Kontan, Minggu (14/9).
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa turut berharap penambahan likuiditas ke lima bank Himbara itu bisa berdampak positif terhadap industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT).
Catatan Jemmy, industri TPT nasional saat ini bukan hanya memerlukan ketersediaan kredit oleh bank, tetapi juga penurunan suku bunga kredit.
Ia menyebut, hal itu penting untuk memacu investasi riil, sehingga bisa memutar roda ekonomi secara nyata. "Penurunan suku bunga pinjaman sangat bermanfaat untuk menggerakkan roda ekonomi," imbuh Jemmy.
Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) Rachmad Basuki memprediksi kucuran likuiditas Rp 200 triliun berpotensi membawa dampak tidak langsung bagi industri komponen otomotif.
Asalkan, dana tersebut bisa secara nyata tersalurkan menjadi kredit yang menggerakkan ekonomi dan konsumsi masyarakat, khususnya pada kredit pembelian kendaraan.
"Secara umum, kucuran dana tersebut diharapkan akan menggerakkan sektor riil, artinya akan mengakselerasi demand. Kalau dana tersebut akan mempermudah kredit, misalnya untuk pembelian mobil dan motor, bisa jadi akan berdampak (bagi industri komponen)," jelasnya.
Ia pun berharap, kucuran dana segar ini bisa memulihkan buying power sehingga bisa kembali menggairahkan permintaan.
Senada disampaikan Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto. Ia berharap, guyuran dana segar ini bisa menggairahkan kredit di sektor properti, sekaligus memangkas suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Dengan begitu, akan ada dampak yang secara tidak langsung mengerek naik prospek industri keramik. "Asaki menyambut baik langkah Kementerian Keuangan mengguyur Rp 200 triliun ke Himbara," ujarnya.
"Akan menjadi katalis positif jika Himbara menyalurkan ke sektor properti berupa penurunan suku bunga KPR dan kredit modal kerja untuk ritel atau pengusaha bahan bangunan," tandasnya. (Kontan/Ridwan Nanda Mulyana)