Seoul (ANTARA) - Korea Selatan mengusulkan pembentukan mekanisme pertukaran mata uang (currency swap) bilateral dengan Amerika Serikat dalam pembicaraan dagang kedua negara, menurut sejumlah pejabat Korsel pada Senin (15/9).

Korsel mengajukan usulan currency swap "tanpa batas" dengan AS untuk memperkuat ketahanan terhadap gejolak mata uang, menyusul negosiasi lanjutan kedua negara terkait kesepakatan tarif yang sempat tertahan sejak akhir Juli.

Dalam kesepakatan yang sudah dicapai, Korsel berjanji menanamkan investasi senilai 350 miliar dolar (hampir Rp5.745 triliun) di AS sebagai imbalan penurunan tarif timbal-balik dari 25 persen menjadi 15 persen.

Namun, menurut pejabat Korsel, AS meminta agar sebagian besar investasi itu dilakukan dalam bentuk tunai, yang memicu kekhawatiran terjadinya lonjakan tajam nilai tukar won terhadap dolar akibat arus keluar dolar besar-besaran.

Hingga akhir bulan lalu, cadangan devisa Korsel tercatat sebesar 416,3 miliar dolar atau sekitar Rp6.670 triliun.

Kedua negara masih berunding sehingga "sulit untuk menyampaikan secara pasti posisi masing-masing pihak," kata juru bicara kepresidenan Korsel Kang Yu-jung dalam konferensi pers Minggu.

Kementerian Keuangan Korsel menambahkan, berbagai langkah tengah dibahas untuk meminimalkan dampak kesepakatan tarif terhadap pasar valuta asing.

Kedua negara sebelumnya hanya dua kali menandatangani perjanjian currency swap saat krisis keuangan global 2008 dan pandemi COVID-19 pada 2020.

Sumber: Yonhap-OANA