Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Kasus suspek campak di Kabupaten Pamekasan, Madura terus melonjak.
Terdata hingga 12 September 2025 kemarin, Dinas Kesehatan Pamekasan mencatat 549 kasus dengan 177 positif, 50 dirawat, 494 sembuh, dan 5 pasien dinyatakan meninggal dunia.
Plt Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Pamekasan, Avira Sulistyowati menjelaskan, penambahan kasus masih terjadi cukup signifikan.
Per 12 September 2025 kemarin, kasus suspek campak bertambah 17, sehingga total menjadi 249 kasus.
“Angka kematian akibat campak saat ini mencapai 5 orang, mereka di rawat di rumah sakit, Puskesmas dan klinik,” kata Avira Sulistyowati, Senin (15/9/2025).
Pengamatan Avira, kasus suspek campak sudah ditemukan di 13 kecamatan.
Tiga kecamatan dengan penemuan kasus tertinggi adalah Proppo, Pamekasan, dan Tlanakan.
Sementara insiden rate tertinggi tercatat di Kecamatan Proppo dan Tlanakan.
Ia menegaskan campak bukan penyakit ringan, karena jika terlambat ditangani bisa menimbulkan komplikasi berbahaya.
“Pasien campak bisa mengalami diare, radang paru, radang otak, kebutaan, gizi buruk, bahkan kematian.
Balita adalah kelompok usia yang paling rentan meninggal akibat campak,” jelas Avira.
Dinkes juga mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap gejala awal campak, seperti demam tinggi diatas 38 derajat Celcius selama lebih dari tiga hari, batuk, pilek, mata merah, hingga muncul ruam kemerahan di kulit yang kemudian berubah kehitaman dan bersisik.